10. Thank You My Future Husband

4.9K 60 0
                                    

"Athes!" Emerald yang baru selesai membersihkan tubuhnya, membuka sedikit pintu kamar mandi dan langsung menyembulkan kepalanya di celah pintu.

Emosinya yang sedari tadi ia tahan karena terus memikirkan Athes yang menghilang kini langsung meluap seketika saat melihat pria yang ia cari tengah duduk anteng di atas ranjang dengan pandangan fokus pada laptop yang ada di pangkuannya.

Merasa seseorang memanggil namanya dengan teriakan keras Athes pun menoleh ke asal sumber suara, helaan napas berat lolos begitu saja dari bibirnya ketika melihat gadis si pengganggu itu kini tengah menyembulkan kepala dari celah pintu kamar mandi dengan satu tangan melambai-lambai pada Athes.

Athes menaikkan alisnya, mencoba fokus memahami maksud dari perkataan Emerald yang berjarak sedikit jauh dari posisinya duduk sekarang-- sebenarnya Athes bisa saja pergi mendekati gadis itu namun Athes masih merasa was-was pada gadis liar di hadapannya. Ia hanya takut jika Emerald akan kembali berbuat ulah yang malah merugikan mereka berdua, terlebih dirinya.

Athes tidak ingin jika sampai lepas kendali, terlebih ibu dan ayahnya juga sedang ada di sini. Mungkin jika mereka sampai tau bisa-bisa dia akan langsung di nikahkan dengan Emerald.

"Athes, kemarilah!" Kembali panggilan dari Emerald serta lambaian tangan gadis itu kembali menyadarkannya.

"Ada apa?" balas Athes tanpa suara.
Emerald memayunkan bibir kala melihat sikap keras kepala yang di tunjukkan oleh Athes padanya.

"Di mana kau meletakkan handuk? Tolong ambilkan padaku," pinta Nora kali ini dengan suara sangat keras seolah sedang melampiaskan rasa kesalnya karena tidak bisa menggoda Athes. Padahal dia sudah berniat menarik pria itu ke dalam kamar mandi dan mereka-- ehm, mungkin melakukannya?

"Lihat saja di dalam, ada di hanger," jelas Athes yang semakin membuat Emerald mendengus, Athes benar-benar sangat cuek padanya.

Gadis itu pun segera masuk ke dalam kamar mandi kembali dan setelahnya menutup pintu kamar mandinya dengan sangat kuat.

Meski sedang marah dengan pria itu namun Nora tidak sama sekali mengabaikan perkataan Athes karena saat ini dia memang sedang membutuhkan handuk.

Nora mengalihkan tatapan ke seluruh arah, tatapannya langsung terhenti ketika telah menemukan apa yang di inginkannya. Tanpa kata gadis itu pun mendekati towel hanger, meraih handuk dan langsung mengenakannya.

Tak ingin peduli dengan handuk kecil yang kini di kenakannya, Emerald langsung berjalan dengan langkah cepat keluar dari dalam kamar mandi.

"Athes, di mana pakaianku." Emerald langsung berdiri tepat di hadapan Athes yang tenang fokus dengan pekerjaannya.

Mendengar nada cerewet yang lagi-lagi keluar dari mulut Emerald seketika membuat Athes menoleh, pria itu mengangkat wajah dan langsung terpaku menatap Emerald yang terlihat benar-benar sangat-- sexy.

Dengan handuk kecil yang membalut tubuhnya, bahkan hanya mampu menutupi bokongnya saja. Terlebih dua gunung kembar gadis itu kini terlihat menyembul keluar karena handuk yang di gunakan gadis itu ia lorotkan sedikit ke bawah untuk menutupi bokongnya.

"Athes apa kau mendengarku tidak?"

Athes menggeleng berusaha menepis pikirannya yang kini sudah mulai menjalar ke mana-mana dan gelengan kepala Athes malah di salah artikan Emerald bahwasanya pria itu sama sekali tidak mendengar perkataannya baru saja.

"Pakaianku Athes ...." Emerald menatap pria itu dengan tatapan gemas.

Lagi-lagi Athes menggeleng, tapi kali ini bukan sedang memberi isyarat jika dia tidak tau namun pria itu memberikan sebuah gelengan untuk menjawab perkataan Emerald.

"Di walk in closed milikku tidak ada pakaian wanita. Atau kau pinjam saja pakaian Mom," jelas Athes yang semakin membuat Emerald bertambah kesal. Tanpa kata gadis itu pun langsung menurunkan handuk yang melorot di tubuhnya.

Athes terhenyak, pria itu dengan cepat memalingkan wajah ke samping berusaha menghindari tubuh telanjang Emerald.

"Kau!" Athes meneguk saliva kasar, "Pakai kembali handuk itu."

"Tidak. Sampai kau mendapatkan pakaian untukku," balas Emerald tak kalah menantang.

"Sudah kukatakan kau bisa meminjam pakaian Mom!"

Emerald tertawa mendengar perkataan pria itu, "Athes, kau tau 'kan jika aku hanya memiliki handuk untuk menutupi tubuhku, bahkan handuknya sangat kecil. Aku tidak mungkin senekat itu pergi ke kamar mom dan Daddy hanya untuk meminjamkan pakaian. Sebaiknya kau ambil saja jika kau memang mau." Athes menghembuskan nafas frustasi, lagi-lagi Emerald kembali berbuat ulah

"Gunakan kembali handuk itu atau kau akan mendapatkan teguran dari Ibuku!"

"Tidak, sebelum kau menyiapkan pakaian untukku," tekan Emerald dengan jelas.

Athes segera berdiri dari duduknya dan membelakangi Emerald, tak ingin melihat tubuh polos gadis itu.

"Baiklah-baiklah aku akan mengusahakan pakaianmu, tapi kau harus pakai handukmu segera." Setelah mengucapkan kalimat itu Athes pun segera pergi sana untuk menuju ke walk in closed miliknya kembali dan mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk gadis itu.

Emerald tersenyum kemenangan, tanpa kata gadis itu pun kembali memungut handuk kecil itu dan langsung memasangnya di tubuhnya. Athes memang sangat sulit untuk di mintai tolong karena pada dasarnya pria itu sangat malas jika membahas tentang urusan wanita. Untungnya Emerald punya ancaman berarti yang membuat pria itu menurut.

Tak berapa lama menunggu dengan terus berdiri diam di tempat akhirnya Athes pun datang dengan membawa sebuah pakaian di tangan kanannya. Emerald tersenyum puas dan segera menerima pakaian yang di ulurkan Athes padanya.

"Thank you, my future husband."  Emerald mengedipkan sebelah mata pada Athes.

Athes sama sekali tak merespon, pria itu malah berjalan mendekati ranjang dan meraih ponselnya di sana untuk menghubungi seseorang dan membawa pakaian Nora ke sini.

"Kau tetap di sini sebelum pakaianmu tiba." Emerald mengangguk semangat, setelahnya gadis itu pun segera menggunakan pakaiannya kembali dengan masuk ke dalam kamar mandi. Athes meraih laptop miliknya dan segera keluar dari dalam kamar karena tak ingin jika hal buruk sampai terjadi lagi dan malah merugikan dirinya sendiri.

Sedangkan Emerald yang menyaksikan hal itu mendengus kesal, bahkan sebelum dia masuk ke dalam walk in closed Athes malah sudah pergi, mood-nya kembali buruk.

***

Godaan Gadis Liar 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang