"Satu hal yang bisa lo lakuin adalah, lo jalani gimmick lo dengan baik. Kalau lo baper sendiri sama pasangan lo, lo gak berhak protes dengan pasangan orang lain."
Sekiranya itu yang bisa Hongjoong sampaikan, yang sebenarnya ingin marah tetapi merasa perlu menahannya demi ulang tahun San hari ini. Setidaknya, ya, itu fatal dari Younghoon terhadap Hunters sebenarnya. Hongjoong akan mengurusnya setelah hari ini, terlebih dari keseluruhan masalah ini, sebenarnya jalan keluarnya pun sudah terlihat sendiri.
Biarkan Yunho tetap melakukan tugasnya, dan untuk Younghoon, sebaiknya mundur.
Younghoon tentunya masih tak rela--orang itu keras adanya. Younghoon selalu harus mendapatkan apa yang ia inginkan.
Walau di sini, permasalahannya, dia tak akan mendapatkan Hyunjae dengan sikapnya yang seperti demikian.
Sehingga mereka hanya saling menahan diri, selagi Younghoon juga tetap berada di sana untuk menghargai. Bagaimana pun juga, mereka berteman dengan San. Dan posisinya, Juyeon cukup dekat dengan San, jadi pasti dirinya akan berada di sini.
Sekitar pukul 8 malam lebih, Wooyoung dan San pulang.
Seluruhnya berdiam di kamar--Younghoon menumpang di kamar Seonghwa, selagi Juyeon berada di kamar Mingi. Hanya Jongho yang terlihat tersedia di sana, sesuai dengan rencana mereka, untuk kejutan ulang tahun yang sebenarnya tak benar-benar kejutan.
Setidaknya mereka harus membuatnya sedikit berbeda.
Jadi ketika Wooyoung dan San tiba, Jongho langsung mendekat, untuk bertanya langsung pada sosok yang ditujunya.
"Kak San." panggil Jongho setelah menghadapnya. "Sorry, mau ngobrol sama Kak Wooyoung, boleh?"
San mengerjap, melirik Wooyoung di sampingnya, tak mempermasalahkan. "Ya... boleh?"
Segera Wooyoung menangkap, dan mengajaknya bersandiwara. "Tentang studio?"
"Iya." Jongho menjawab pelan.
Selagi San menahan kekehannya dalam anggukan. "Iya, tentang studio~"
Wooyoung langsung agak melotot pada Jongho, dengan tak mengerti.
Sedangkan Jongho segera merapat, berbisik yang sebenarnya cukup keras untuk dilakukan. "Gak bisa malam ini, Kak. Yang lain sibuk semua--anak Ovu ada urusan di agensi sampai pagi."
Sehingga San yang hendak berjalan, memilih menghentikan, dan berbalik menoleh. "Ulang tahun gue, ya? Hapal banget gue, toh yang ulang tahun diantara kita ada delapan orang."
Wooyoung melirik Jongho dengan tatapan, 'kenapa lo kayak terang-terangan gini?',
Tetapi Jongho teralih pada San, meringis kecil dan kemudian mengatakannya. "Kak San... gimana ya. Jadi... kan memang rencananya kami mau kasih kejutan ulang tahun. Cuma... semua pada sibuk. Seonghwa juga bahkan disuruh nginap di rumah orang tuanya. Jadi awalnya kita mau kasih kejutan, mungkin diganti sama makan-makan besok aja gimana, Kak? Tapi kayak ke restoran gitu, biar gak ribet."
Barulah San benar-benar berbalik untuk menghadap, berhenti dengan koper miliknya dan Wooyoung. "Loh? Gue juga cuma bercanda. Maksud gue, ya gak apa-apa gak ada kejutan. Lagipula kejutan untuk apa, kita semua udah saling hapal juga."
"Ya, tapi kami juga ingin rayain ulang tahun lo..." lanjut Jongho.
Sedangkan Wooyoung agak melotot pada Jongho kembali. "Malam ini gak jadi?"
"Gak ada siapa-siapa kecuali Kak Yeosang." Jongho menjawab Wooyoung. "Mau gimana lagi?"
"Loh..." Wooyoung langsung menatap tak enak pada San.
Di mana San langsung terkekeh, sembari mendekat untuk menyentuhkan samping kepalanya pada samping kepala Wooyoung. "Bener, 'kan, kalian mau sok ngasih kejutan?"
"Ya, tapi..." Wooyoung tercicit kemudian.
"Paling besok malam kita makan-makan aja di luar, ya, Kak?" Jongho mengulang kembali. "Kita yang traktir pastinya."
"Santai aja, Jongho. Gue senang kok, kalian ingat ulang tahun gue." San tersenyum sebelum melihat ke arah Wooyoung. "Sayang, mau tidur di mana malam ini? Mau sendiri atau berdua?"
Wooyoung terlihat masih tak nyaman, tetapi juga tak ingin memberatkan. Wooyoung kemudian melihat ke arah San yang bersiap dengan kunci kamarnya sendiri, membuatnya menjawab pelan. "Aku tidur di kamar kamu aja, bareng kamu."
"Beneran?"
"Kalian kenapa memang?" tanya Jongho tak mengerti.
Wooyoung menggeleng, sebelum menyentuh bahunya. "Kalau gak jadi, ya udah, besok aja. Thanks, ya, Jongho. Gue mau mandi dulu, ya? Lengket, di luar panas banget."
Jawaban Jongho hanya anggukan.
Sedangkan San yang telah tahu pilihan untuk malam ini, segera membuka kunci dari pintu 305, yaitu kamarnya, dan membuka pintu tersebut kemudian. San mempersilahkan Wooyoung masuk lebih dahulu, kemudian dia tersenyum sekilas pada Jongho, sebelum membawa kedua koper tersebut ke dalam kamarnya.
Jongho hanya diam di sana sampai pintu tertutup. Sebelum kemudian menghela napasnya dan hendak berjaga di ruang tengah, sampai yang lain akan meneruskan persiapan di rooftop, seperti ulang tahun Yeosang sebelumnya.
Di dalam kamar, San mendorong kedua koper menuju samping meja, sembari melepaskan jaket yang dikenakannya. Di saat Wooyoung langsung menghampiri, tampak cemberut, terlihat sedih adanya.
San sudah bisa menebak dan terkekeh, lalu mengacak rambutnya pelan. "Kenapa? Karena kejutan ulang tahun buat aku gak jadi?"
"Rencana awal kita mau bikin surprise party walau gak akan mungkin kamu terkejut, toh itu udah kayak rutinitas kita." Wooyoung menjawab dan terlihat benar-benar terganggu. "Sayang, maaf, loh? Aku gak siapin cake karena seharusnya itu masuk ke kejutan. Tapi kalau semua anak Ovu sibuk dan Seonghwa gak ada... ya mau gimana lagi?"
"Kenapa sih?" San terkekeh gemas, sembari menyentuh pinggang Wooyoung sambil mendekat. "Santai aja, sayang. Cuma ulang tahun. Lagipula tadi Jongho bilang, kita ganti pakai makan-makan besok, 'kan? Aku lebih setuju. Jadi gak ada tuh kamu harus cuci piring dan sebagainya, ya?"
Wooyoung terlihat masih cemberut.
Dengan senang, San menarik Wooyoung dari kepalanya, untuk memeluknya. "Udah, udah. Di sisi lain, aku juga agak capek. Maunya pelukan sama kamu sampai hari berganti, ya?"
"Mau mandi dulu..." Wooyoung sedikit tercicit.
San mengangguk. "Oke, kamu mandi dulu--"
"Mau dimandiin lagi." lanjut Wooyoung secara manja.
San menarik diri dari pelukan, untuk menatapnya secara gemas. "Mau dimandiin lagi? Kok manja banget?"
"Daripada Sansan manja sama Papa barunya."
"Masih kita bahas itu?" San melotot bercanda, sebelum kemudian memeluk Wooyoung kembali. Namun kali ini, dirinya memeluk sembari mengarahkan langkah mereka menuju area kamar. Di mana San berjalan maju, dan Wooyoung harus berjalan mundur atas bantuan San. "Ayo, mandi, mandi. Kita mandiin kamu dulu."
Wooyoung langsung tertawa kecil, berusaha menyeimbangkan langkahnya. Setidaknya Wooyoung sedikit menoleh, untuk membantu mendorong pintu geser dari ruang tidur tersebut.