Kilas Balik

253 35 14
                                    

Pertengahan kelas Sebelas Yarga telah masuk sebagai murid baru ia masih bimbang dengan semuanya dan takut untuk mengajak ngobrol duluan. Saat itu ia masih tampan dan rupawan membuat siswi klepek-klepek kepadanya.

"Halo, nama dirimu siapa?" tanya sosok perempuan berambut pendek bernama Vera.

"Ya-yarga"

"Tenang aja tidak usah takut kepada kita, kita tidak menggigit dirimu kok," jawab ia dengan senyum.

Dinary yang juga menghampirinya di belakang Vera berkata pelan kepada Nana: "Tampan sekali ya dia?" takjubnya.

"Iya, wajahnya mulus, bersih dan putih"

Vera sedikit mendengar dan senyum sinis dan berbicara lagi kepada Yarga:

"Kenapa kau pindah ke sekolah kami?" tanya ia penuh suka.

"Oh, iya itu, diriku pindah kesini karena sangat senang dengan warna sekolah dan lingkungannya," jawab ia gugup.

"Hahaha, kau suka dengan sekolah ini? Kau lihat saja bagaimana kedepannya," balas Vera dengan serius sinis.

"I-iya"

Datanglah Fenio, Yurda dan Levrin membawa adik kelas bernama Fandy yang ia seret dan berkacamata bak seperti orang culun dengan wajah yang banyak sekali jerawat di wajahnya.

"Ver! Vera! Liat adik kelas kita, ini nih yang harus kita musnahkan dari sekolah ini, karena beda sendiri, hahaha" kecam seram si Fenio.

Yurda dan Levrin pun tetap menahannya walau ia menghentak-hentak melawan agar dilepas.

Vera menghadap ke Yarga dengan senyum seram dan berkata:

"Lihat kan kau Yarga? Manusia buruk yang ada disekolah ini akan kami musnahkan dan mungkin ia akan frustasi setelahnya, kita ini terlalu bebas, untung saja kau tampan jadi kau aman." tawanya .

Yarga hanya senyum sedikit takut membalasnya.

"Sudah, bawa dia ke lapangan menuju gerbang, biar sekalian saja dia pulang!"

Semua pun membawanya ke lapangan yang mengarah ke luar gerbang sekolah.

Saat disana . . .

"Rasakan ini! Manusia buruk, kau itu beda sendiri, mengerti!" Vera pun menendangnya.

Ternyata, Yarga mengikuti mereka dan melihatnya dengan cara mengintip di balik pohon.

Fenio pun menonjoknya berkali-kali hingga memar, Yurda pun menendang pinggulnya hingga ia kesakitan, "agh,ahh... Sudah hentikan, maafkan aku," tangisnya.

Dinary dan Nana pun mendorongnya keluar gerbang.

Dinary mengucap keras kepadanya: "pergi sana wahai manusia buruk!"

Dinary mengucap keras kepadanya: "pergi sana wahai manusia buruk!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRIME BULLYING (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang