Happy reading semua
Semoga di akhir cerita kita patah hati 😋🐊-🦑🦑🦑-
Pukul delapan pagi dini hari, semua orang di panti menyibukkan diri dengan membersihkan panti, mulai dari membereskan piring-piring kotor, menyusun tempat tidur dan lain sebagainya. Setelah sarapan tadi, semua ibu pengurus maupun anak-anak panti, mereka sangat sibuk hari ini. Memang sudah aturan disini jika pagi-pagi sekali mereka harus rajin membersihkan kamar agar nyaman untuk tidur.
Dan disini lah bocah yang tengah memperhatikan semua orang berjalan tergesa-gesa tanpa mau membantu sedikitpun. Tangannya menopang dagu dan sesekali menguap kecil. Setelah kamar nya sudah ia bereskan, bocah itu sekarang sedang di landa kebingungan, entah apa yang harus di lakukan nya saat ini.
Biasanya, pagi-pagi seperti ini, Askal dan Lio adalah makhluk paling rajin yang suka bermain, entah itu kejar-kejaran, menggambar, main ayunan dan lain sebagainya. Tapi sejak kejadian semalam yang membuat Askal kesal, Lio bahkan tidak pernah mau mengucapkan sepatah kata maaf pun yang membuatnya semakin geram dengan anak itu.
Kesal dengan apa yang terjadi, Askal berguling-guling di lantai kamar nya sambil menatap balkon kearah bawah yang memperlihatkan beberapa anak-anak lainnya tengah asik bermain. Banyak anak-anak yang seumuran dengannya, tapi bagi Askal, mereka seperti nya tidak se asik Lio yang selalu membuat keributan. Memang, Lio itu bocah yang berlebihan, tapi percayalah, bagi Askal, Lio adalah teman terbaik nya yang paling mengerti dia.
Jadi, jika tidak ada Lio yang menemani, rasanya dunia Askal sangat hampa. "Huhh! Lio minta maaf dong! Askal capek bosen mulu~" gumam nya.
Berharap agar Lio minta maaf, seperti nya gengsi mengalahkan semuanya. Apalagi saat Askal melihat Lio yang tengah bermain bola dengan seorang bocah berbaju kuning, membuat nya cemburu. Dan apa itu? bahkan Lio bermain seperti biasanya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Tak peduli dengan gengsi nya, Askal keluar kamar nya untuk menemui Lio yang tengah asik mengoper bola kepada bocah berbaju kuning.
Menuruni satu persatu anak tangga, membuat nya sedikit melajukan langkahnya agar sampai lebih cepat ke taman.
Askal berkacak pinggang sambil melotot lucu kearah Lio. "LIO!!!"
Lio tak berkutik sedikitpun dari apa yang dia mainkan.
"Lio ih!"
Lagi, Lio hanya mengabaikan panggilan Askal yang berteriak kencang memanggil namanya. Kelakuan Askal tak luput dari orang-orang yang memperhatikannya, bahkan tak sedikit ada sebagian anak yang tertawa kecil saat sahutan nya tidak di tanggapi.
Kepalanya menunduk malu sembari memilin kancing baju nya. Tiba-tiba ide cemerlang datang di pikirannya.
Sakit tau kalau ngomong di kacangi:>
"Lio, hiks..."
Tubuhnya seketika menegang saat mendengar isakan kecil seseorang. Badannya berbalik menghadap seorang anak yang tengah menunduk malu sambil mengelap ingus nya di baju.
Bak ada panggilan darurat, Lio berlari meninggalkan permainan nya dan menghampiri bocah yang sedang meler ingus nya itu.
"Kamu kenapa nangis? gitu doang elah!" cibir Lio menundukkan kepalanya sambil menatap wajah Askal yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askal Dirgantara
RandomManusia memang sudah terbiasa dihadapkan dengan kata perpisahan, tapi tidak bagi Askal. Ia sangat benci jika di hadapkan dengan perpisahan yang membuatnya selalu larut dalam kesepian. -Copyright ©Nailakhairani 2023