empat.

273 34 5
                                    


✧⁠*⁠。✧⁠*⁠。✧⁠*⁠。


Lelaki tinggi nan tampan itu menghela nafas panjang. Pekerjaannya baru saja selesai.

" Jun, besok pagi langsung masukkan ke pembahasan meeting yang jam 10 siang. Untuk meeting pagi hanya pembahasan biasa dengan divisi lain dan jangan lupa minta laporan dari tim pemasaran. Saya mau semuanya selesai sebelum pukul 4 sore " ucapnya pada pesan suara yang ia kirim ke asistennya yang ia yakini sudah tidur.

Tentu saja, orang macam apa yang tidak tidur pukul 2 lebih dini hari?? Mungkin Yoshi termasuk bukan orang.

Tapi anime 🙏

Ia membereskan meja kerjanya yang sangat berantakan mengingat sudah berbulan-bulan tidak ia bereskan.

Sebuah map kecil jatuh di antara selipan kertas yang ia tumpuk. Map itu berisi berkas sugar babynya.

Reflek Yoshi menepuk dahinya. Kenapa ia baru ingat memiliki sugar baby sekarang??

" Apa tidak masalah menelfon jam segini? "

Tolong ingatkan bapak CEO kita kalau ini sudah sangat larut.

" Halo? Mashiho? "

Di sebrang nampak buntelan selimut yang bergerak tidak karuan.

Di balik selimut itu terdapat manusia yang dengan emosi tertahan menjawab panggilan dari ponselnya.

" Halo.. "

" Maafkan aku menelfon jam segini, aku perlu teman bicara "

" Langsung saja "

Mashiho tidak peduli siapa itu yang menelfon karena ia sangat sangat mengantuk.

Ia menyandarkan ponselnya pada guling di sampingnya sedangkan tubuhnya terlentang.

" Kamu bagaimana hari ini? Ada sesuatu yang mau diceritakan? "

" Aku bantu-bantu cafe punya temen aku. Aku belajar bikin kue buat nambah-nambah menu disana. Aku ngelukis hari ini.. "

Yoshi yang mendengarnya tersenyum. Mashiho terdengar terpaksa bercerita namun tidak ingin membuat Yoshi kecewa juga.

Yoshi jadi sedikit paham dengan aturan 'Harus siap kapan saja' yang Junkyu buat.

Yoshi sudah selesai dengan urusan ruang kerjanya dan juga membersihkan wajahnya kini ia naik ke atas kasurnya.

" Mashi, kamu bisa bernyanyi? "

" Ung? "

" Bernyanyi. Lagu apa saja, bisa nyanyikan untukku? "

Mashiho diam sebentar. Ia membalikkan tubuhnya jadi menyamping menghadap ponselnya.

" And I'll be here..
'Cause we both know how it goes,
I don't want things to change..
I pray they stay the same always.. "

Yoshi pikir Mashiho tidak mengindahkan permintaannya.

" And I don't care,
If you're with somebody else,
I'll give you time and space..
Just know I'm not a phase..
I'm always, ways, ways.. "

Yoshi menatap Mashiho yang bernyanyi dengan suara seraknya karena anak itupun sepertinya setengah tidur.

Takjub dan.. Gemas. Itu yang Yoshi rasakan sepanjang Mashiho bernyanyi.

" Mashiho.. "

" Ung..?? "

" Coba lihat aku "

          

Mashiho menurut. Ia membuka satu matanya perlahan lalu otaknya mencerna kala matanya bertatap dengan milik lawan bicaranya.

" Kak Yoshi?? "

Yoshi terkekeh melihat wajah terkejut Mashiho.

" Kenapa kaget begitu? "

Mashiho menggeleng.

" Kakak tidak tidur? "

" Sedikit lagi. Aku masih mau mengobrol denganmu "

Mashiho menggaruk tengkuknya.

" Besok aku harus kerja pagi-pagi "

" Benarkah? Kenapa kamu masih kerja? Uang yang aku kasih tidak cukup? "

Mashiho langsung menggeleng ribut.

" Akan ku beri tip tambahan untuk bulan ini karena kamu mau bernyanyi "

Astaga, bukan begitu..

" Terimakasih tapi bukan itu masalahnya kak.. "

" Lalu? "

" Cafe temanku butuh orang tapi hanya sementara karna karyawannya sedang cuti jadi ya aku ambil saja posisinya toh cuma sebentar "

" Aku bisa carikan penggantinya, kamu tidak usah bekerja lagi "

Mashiho menggeleng pelan. " Aku tidak tau mau ngerjain apa lagi kalau gitu.. aku gabut terus nantinya. Teman-teman semuanya punya dunia sendiri, kakak juga sibuk terus kan? Makanya aku mau sibukin diri sendiri juga "

Yoshi yang mendengar namanya ikut di sebut jadi merasa bersalah.

" Apa aku terlalu lama mengabaikanmu? "

" Eh? Tidak juga.. kakak kan pasti sibuk di kantor makanya aku maklumi "

Satu lagi yang membuat Yoshi merasa bersalah.

" Lusa kamu free? Ayo keluar "

" Jam berapa? Jam kerjaku selesai pukul 1 siang "

" Oke, aku kabari nanti "

Mashiho mengangguk lucu. " Kakak tidak mau tidur? "

" Ini mau. Besok harus meeting lagi. Kamu juga harus tidur, Mashi.. "

" Kan Mashi udah tidur dari tadi kak.. "

" Oh iya.. maaf ya jadi buat kamu bangun gini buat bicara hal tidak penting. Aku sudahi saja ya biar kamu lanjut tidur.. selamat malam, Mashiho.. "

Mashiho tersenyum manis lalu melambai kecil sebelum sambungan telfon mati.

" Perasaan gue gak nyindir deh.. tapi ya bagus deh kalau mau ajak jalan-jalan hehehehe... "

Di satu sisi, Yoshi teringat ucapan Jihoon tempo hari.

" Kita cariin lo sugar baby buat jadi pasangan ye, bukan pelarian. Mulai-mulai tobat deh lo dari Karina. Lo tau dia uler "

Yoshi menutup matanya kesal.

" Sugar baby lo gak tau apa-apa soal ini dan gak bakal nyari tau karena ini privasi lo. Ntar kalau dia sakit hati gara-gara itu cewe, gue sambit lu "

Yoshi bingung.

Ia tau niat Junkyu dan Jihoon itu baik. Membuat Karina yang notabene mantan kekasihnya itu menjauh darinya dengan mencarikannya sugar baby yang di yakini oleh Jihoon akan seperti kisahnya. Sugar babynya menjadi kekasihnya.

Tapi mereka berdua tidak tau betapa sulitnya terlepas dari Karina. Yoshi sudah bukan sekali-dua kali menjauh dari wanita itu termasuk memblokir semua sosial medianya namun selalu saja bisa di tembus.

my sugarWhere stories live. Discover now