chapter 12

1.6K 104 5
                                    

Happy Reading💜



Eh?? Perasaan ini, sepertinya tidak asing? Kamar siapa ini? Apa aku ketiduran saat berada dikereta kuda? Kuda? Seperti jaman dulu saja.

".....!!! "

"....!! "

Siapa yang bertengkar? Dan kenapa juga aku tiba-tiba berjalan kearah sumber suara? Hah? Rumah ini, sepertinya tidak asing? Kenapa aku malah mau mengintip orang yang lagi bertengkar, sih?

"AKU JUGA SUDAH MUAK DENGAN SIKAPMU! SERA ITU ANAKMU! KENAPA KAU SELALU PERHITUNGAN DALAM MENGURUSNYA?! DIA ANAKMU JUGA!"

"KAU TIDAK LIHAT! AKU LELAH KARENA HARUS MENGANTAR-JEMPUT DIRINYA KETEMPAT KERJA! TAPI APA DIA MEMBERIKANKU UANG UNTUK HANYA SEKEDAR BELI BENSIN? NYATANYA DIA HANYA MEMIKIRKANMU!"

"SERA KAN TIDAK MEMAKSA, UANG YANG DIA KASIH KEPADAKU KAU PIKIR KU BELIKAN UNTUK KEBUTUHANKU? KAU PIKIR BERAS YANG KAU MAKAN SAMPAI SEKARANG ITU DARIMANA?! LAGI PULA KAU HANYA MENGANTAR-JEMPUT DIRINYA SAJA KETIKA KAU MAU, KENAPA KAU MENGELUH SEOLAH DIA BEBAN BAGIMU! DIA ITU ANAKMU! TANGGUNG JAWABMU!"

"MENYUSAHKAN SAJA! LEBIH BAIK AKU TAK PUNYA ANAK SEPERTINYA"

Ini.... Percakapan ini... Rasanya tidak asing ditelingaku. Mereka orang tuaku. Ya...Mereka orang tuaku. Ayahku yang selalu perhitungan dalam mengurusku, dan ibu yang selalu memikul tanggung jawab keluargaku.

Aku... Menyusahkan? Apa aku belenggu baginya? Apa kehadiranku sebuah beban yang berat baginya? Lalu kenapa dia membuatku lahir? Kenapa dia tidak berencana untuk tidak punya anak saja. Dia pikir aku mau lahir?!

Ah..... Apa ini? Aku menangis? Kenapa air mataku menetes banyak sekali, sih?!

Tapi kenapa.... Aku merasa... Aneh....

••••••

Dengan perlahan, kedua kelopak matanya yang sedang tertutup itu pun terbuka.

"Ah... Mimpi... "

Gumamnya dengan mata berair. Ia mengusapnya lembut lalu bangun untuk duduk. Tiba-tiba saja ia merasa hatinya kacau. Ia pun menangis di keheningan malam yang ntah kenapa terasa sunyi itu.

"Aku... Aku ingat itu. Ayahku yang selalu mengatakan hal itu dibelakangku... Aku membencinya..." Ucapnya sembari terisak-isak.

"Ah... Zayden... Aku ingin menemuinya"

Arabella pun bangun menuju kamar Zayden. Dengan hati pilu karena ia mengingat kembali rasa sakitnya dikehidupan dulu. Saat melewati ruang kerja Duke, Arabella pun terhenti. Saat tak sengaja mendengar obrolan yang berada didalam sana. Pintunya sedikit terbuka membuat suara obrolan mereka bocor keluar. Kenapa mereka seteledor ini?

"Sebenarnya... Itu adalah kutukan"

"Apa maksudmu?"

"Kutukan naga. Kutukan dimana seseorang akan tertidur. Jika dia tidak bangun... Maka dia tidak akan pernah bangun untuk selamanya lagi"

"Jangan bicara omong kosong!"

"Aku tidak bercanda. Sepertinya seseorang dengan sengaja memberi kutukan itu pada Zayden"

"Ku mohon, bantu dia bangun kembali. Dialah penerus sah De Vand yang sebenarnya. Bukan aku..."

"Andai saja bunga pusaka Kekaisaran ada, itu mungkin akan membantu"

"Maksudmu, bunga vrecella?"

"Ya... Tapi itu mustahil untuk saat ini"

Arabella semakin termenung. Kutukan naga? Siapa yang berani melakukan itu padanya? Apa tujuannya? Arabella pun pergi dan menutup pintu ruangan itu dengan hati-hati setelah dirasa cukup mengupingnya.

Become Stepmother Where stories live. Discover now