12 - A BITTER IGNORANCE

6.1K 207 1
                                    

Sudah memasuki satu bulan lebih lima hari usia pernikahan Adrian dan Elia. Walau begitu belum tampak perubahan signifikan di dalam kehidupan mereka.

Adrian yang bahkan ketika masih lajang sangat sibuk, tak memberikan effort lebih dalam pernikahannya. Ia masih sama seperti dulu. Sebagai seorang CEO dan menjabat komisaris di berbagai perusahaan, mungkin tiga perempat waktunya habis untuk urusan pekerjaan dan bisnis. Sisanya baru ia habiskan untuk beristirahat.

Sementara itu, Elia tentu tak bisa berbuat banyak. Pernikahan yang ia tau berlatar belakang perjodohan tersebut jelas tak seperti pernikahan biasa dimana kedua belah pihak saling mencintai.

Akan membutuhkan waktu lama baginya dan Adrian untuk saling beradaptasi. Bahkan kewajiban dan hak masing masing sebagai suami-istri pun belum mereka jalankan atau dapatkan sepenuhnya.

Selama satu bulan ini, Adrian juga jarang sekali tidur di rumah. Kurang dari hitungan lima jari lelaki itu bahkan pernah satu ranjang dengan Elia. Itupun Adrian hanya sekedar singgah untuk beristirahat. Jangankan menyentuh Elia, ia berbicara juga hanya seperlunya.

Elia hanya bisa pasrah dan tak banyak menuntut. Ia merasa memang masih harus bersabar atas resiko menikahi seorang pengusaha yang super sibuk seperti Adrian.

*

Siang itu, Adrian dan Elia tengah berada di salah satu rumah Adrian yang berada di negeri Paman Sam; Kingsburg - California

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang itu, Adrian dan Elia tengah berada di salah satu rumah Adrian yang berada di negeri Paman Sam; Kingsburg - California. Mereka sedang bersiap untuk menghadiri acara pertunangan sepupu Adrian - Garry Axman, di kawasan Bel-Air.

Perlu menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari Kingsburg menuju Bel-Air lewat jalur darat. Adrian dan Elia akan stay di mansion milik keluarga Axman tersebut selama kurang lebih tiga hari kedepan.

Adrian memasukkan koper ke dalam bagasi SUV BMW-nya yang terparkir di driving lane depan rumah. Sementara Elia juga membantu memasukkan tas jinjing dan buah tangan berupa wine yang Adrian bawa sebelumnya dari Prancis.

"Ah, shit!" Adrian tiba-tiba mengumpat pelan.

"Kenapa Kak?" Elia yang berada di dekat Adrian spontan bertanya penasaran. Bahkan sampai saat itu Elia bertahan dengan panggilan lamanya. Bukan panggilan intim untuk suami-istri seperti; sayang atau honey.

"Handphone aku ketinggalan di kamar" ungkap Adrian yang melupakan ponselnya padahal sebentar lagi mereka telah siap berangkat dengan pintu rumah sudah terkunci.

"Ambilkan ya, aku masih harus cek barang-barang" Adrian meminta pertolongan yang lebih seperti perintah.

Elia meringis kaku.

Baginda raja udah bertitah lagi nih... Kenapa belakangan bukannya jadi permaisuri malah mentok jadi dayang sih

Elia membatin setengah heran karena akhir-akhir ini saat bersama Adrian, justru interaksi mereka didominasi hal yang berbau suruh-menyuruh bukannya kegiatan romantis.

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now