Going To The Bad With ...

76 8 0
                                    

"Ya. Kau keberatan?"
Armand bertanya tapi dari sorot mata tidak mengijinkan wanita di sebelahnya membantah otomatis Pamela memilih diam daripada Armand terus mengoceh.

Karena tidak ada jawaban, Armand menganggap Pamela setuju lalu melanjutkan perjalanan.

Sampai mereka di hotel yang disewa untuk perhelatan akbar sebuah produk keluaran terbaru Leveuton Company.

Perusahaan yang bergerak dibidang otomatif itu diketahui mengeluarkan seri city car dengan jangkauan pasar para wanita sosialitas mengingat fitur-fitur tersedia memudahkan mereka memakainya.

Sudah tentu Armand membutuhkan Pamela sebagai brand ambasador.

Kedatangan keduanya langsung disambut hangat dengan tepukan tangan. Tanpa sadar Pamela bersembunyi di belakang Armand.

"Keluarlah." Suara Armand sayup terdengar di tengah gemuruh tamu yang sibuk mengabadikan sosok keduanya dalam jepretan foto.

"Aku tau kau merasa tidak nyaman. Tapi dengan memilih tidak menghadapinya masalahmu tidak akan selesai," sambungnya tetap melihat ke arah depan tapi kata-kata itu ditunjukkan untuk Pamela.

Sesaat Pamela merasa Armand benar, lantas disadarkan pria ini juga yang membuat dia ada dalam masalah.

'Aku yakin dia tidak akan pernah ingin mengalah.'
Pamela menutup mata sejenak.

"Selamat datang Tuan, Nyonya ... ."
Seorang pembawa acara mempersilahkan keduanya naik ke panggung.

Tidak memerdulikan orang tersebut, Armand pergi ke tempat di mana seharusnya dia berada.

'Sombong sekali,' runtuk Pamela tahu-tahu sudah ada di atas panggung karen dia terus mengekor Armand.

Sekarang bukan saatnya memikirkan peringai sang suami. Masalah sekarang, apa yang akan mau dia katakan.

"Bicara!!"

"Armand. Tolong jangan sekarang. Aku belum siap," bisik Pamela.

"Belum siap?" Armand membeo. Lalu menoleh dengan tatapan ganas.

"Menikah denganku artinya kau siap untuk apapun."

Pamela langsung tau dia tidak bisa mengharapkan Armand berada di pihaknya. Mulai sekarang, sudah tidak lagi bisa menghindar ... .

'Aku cuma perlu bertahan dan mengakhiri semuanya.'
Pamela menghela nafas.

Langkah Pamela sudah mendekati podium. Di sebelahnya berdiri Armand ikut bertepuk tangan tapi Pamela tidak menganggapnya sebagai bentuk semangat dari sang suami.

"Selamat malam semuanya. Saya Pamela Kardas. Terima kasih karena kalian sudah bersedia datang."

Armand mengapresiasi kata sapaan yang terlontar, terlebih Pamela langsung memperkenalkan diri bagian dari Kardas. Setidaknya wanita itu tahu posisi dirinya.

Asal, Pamela memakai nama keluarga Kardas, niscaya tidak akan pernah ada yang meremehkannya.

Sebesar itu pengaruh dan kehebatan Kardas.

Pikiran Armand sempat melayang memikirkan masa kecilnya yang penuh dengan kepuraan dan rasa takut, sampai dia disadarkan kembali   setelah mendengar suara Pamela.

" ... Semua detail yang terdapat pada produk terbaru adalah buah pikiran suami saya yang dikerjakan dengan hati-hati. Dia ... sangat ingin memberikan yang terbaik. Saya bangga padanya."

Di tengah pidato Pamela tiba-tiba saja memuji Armand. Hampir saja dia tersedak. Apa lagi Pamela menatap dan mengedipkan mata sebelah.

"Apa benar designnya terinpirasi dari Nyonya?" tanya pembawa acara, entah ... dapat bocoran dari siapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kita Tidak Akan BerceraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang