Tidak nyaman

156 18 2
                                    

Sekarang adalah bulan mei. Dedaunan berguguran serta suhu dan angin berhembus terasa begitu dingin. Di Australia, saat ini sedang berada pada musim gugur. Di musim ini, banyak festival yang di selenggarakan.

Jay duduk di balkon hotel melihat pemandangan di luar. Seluruh pohon menjatuhkan daun hingga berserakan di jalanan. Orange, merah hingga emas memenuhi sarat pandangan seluruh kota.

Ditemani secangkir kopi panas yang masih mengepulkan uap. Jay mengenakan setelan santai. Dia sama sekali tidak terpengaruhi suhu dingin musim gugur.

Matanya sibuk memandangi sebuah foto yang baru dia ambil dari dompet kulit berwarna hitam miliknya.

Di dalam foto itu terdapat dirinya dan juga sang istri yang tersenyum ke arah kamera. Sisil nampak tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi.

Jay menghela napas panjang mengingat kapan foto itu di ambil. Hembusan napasnya keluar seperti kepulan asap di udara karena faktor cuaca yang dingin.

Tahun lalu dia jarang sekali pulang. Tapi di tahun ini, Jay berharap dia bisa mengelola waktu untuk bersama Sisil.

Dulu sebelum dia menikah, Jay juga jarang pulang ke rumah. Dia pulang sekedar menemui orang tuanya. Dan rutinitas seperti itu kerap kali dia lakukan.

Dia tidak terlalu cemas memikirkan kedua orang tuanya karena tahu mereka bisa saling menjaga. Sekarang, setelah dia menikah dia merasa ada tanggung jawab yang harus dia tanggung. Dia tidak bisa terlalu sering meninggalkan istrinya. Walau dia tahu Sisil juga bisa menjaga dirinya sendiri.

Mengingat Sisil, Jay tersenyum memikirkan istrinya itu.

Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa suatu hari nanti hati dan pikirannya akan dikuasai oleh seorang wanita. Wanita selain Mama nya.

Ternyata begini rasanya khawatir? Rasa cemas sampai menggerogoti relung hatinya. Dia menjadi gelisah ingin cepat-cepat pulang.

Jay tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelum dia menikah.

Hatinya bergemuruh bila tiba waktunya dia akan pulang.

Foto yang Jay lihat itu merupakan foto sewaktu mereka kencan di saat hubungan mereka terasa canggung.

Jay sungguh gelisah saat tahu Sisil sampai stres karena dia.

Itupun karena masa lalu yang sulit untuk Jay jelaskan. Dia hanya tidak ingin mengingat masa lalu. Apalagi sampai mempengaruhi masa depannya. Sebab itulah dia tidak ingin membagi cerita lamanya.

Namun, pemikiran itu ternyata salah. Meski semua itu terjadi di masa lalu, Sisil berhak tahu karena statusnya adalah sebagai istrinya.

Teringat masa lalu itu, Jay memalingkan wajahnya ke jalanan di bawah nampak lalu lalang orang lewat. Matanya menjadi dingin betapa dia tidak suka apa yang tengah dia pikirkan.

Banusa, mantan temannya itu sekarang mencoba mendekati istrinya!

Jay mengingatkan Sisil untuk menjauhi pria itu.

Jay takut Sisil akan terluka. Sebab ada orang yang nekat selalu memantau Banusa. Obsesi Yasti terhadap Banusa itu sangat mengerikan.

Peristiwa di tempat pameran itu tidaklah sederhana. Jay tahu siapa yang mengacau di tempat itu. Entah rencana apa yang Yasti pikirkan sampai ingin mencelakakan orang-orang yang tidak bersalah hanya karena obsesinya.

Sampai detik ini, Jay tetap merahasiakan kejadian yang terjadi di pameran kala itu direncanakan oleh Yasti untuk Sisil. Jay hanya tidak ingin membuat Sisil ketakutan dalam menjalani aktivitasnya hanya karena wanita gila itu.

Precious Hubby | JAY PARK • ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang