Shenan berharap mulutnya tidak terlalu terlihat menganga saat Aska membawanya memasuki sebuah Minka yang berdiri di tengah tengah lingkungan asri luar biasa indah diapit dua gunung kecil entah buatan atau alami berdiri gagah dibelakang bangunan khas Jepang itu.
seorang perempuan paruh baya terlihat menunduk sopan dengan senyum menghias bibirnya . Ia berbicara dengan bahasa Jepang yang entah apa . Aska terdengar berbeda saat ia berada di sini. Biasa nya ia terlihat sangat lugas dan penuh senyum namun setibanya di Jepang senyum itu sudah menguap entah kemana. Shenan cukup menyadari perubahan itu namun ia tidak mengatakan apapun terkait perubahan ekspresi pria itu.
Shenan memandangi dua bukit itu dalam diam... Ia cukup menyukai suasana tenang . Saat ini ia berada di Washitsu rumah ia cukup betah ditinggal seorang diri sedangkan Aska entah berada dimana ...
Tiba tiba ..
"Sumimasen......".
Shenan terperanjat saat shoji disampingnya ternyata telah terbuka dengan seorang gadis manis tengah menatapnya ragu ragu. Dihadapannya terdapat baki berisi minuman hangat ...
Ia tersenyum dan bertindak sangat hati hati ...
Shenan berusaha untuk menyambut ramah walaupun ia juga tidak yakin dengan ekspresinya saat ini.
Gadis itu terlihat sangat muda mungkin baru belasan tahun ... gigi gingsulnya menambah kesan manis dirinya saat ia tertawa .
Gadis itu kembali berbicara dengan bahasa Jepang, suaranya lembut dan terdengar nyaman namun tetap saja Shenan kesulitan menebak apa yang ia maksud.
"Maaf nona... Nanami menawarkan anda segelas Ocha untuk meredakan haus".
Wanita paruh baya tadi tiba tiba muncul dibelakang gadis muda itu. Gadis muda itu cukup terkejut saat mendengar suara wanita itu. Wajahnya segera berubah ketakutan dan menunduk dalam tidak lagi berani mengumbar senyum dibibirnya. Shenan terheran heran melihat ekspresi tidak nyaman diwajah Nanami.
"Maafkan ketidaksopanan Nanami nona".
"Oh tidak masalah.. saya rasa ia cukup baik menawari saya minum. Sayangnya saya tidak mengerti apa yang ia katakan".
Shenan mencoba tersenyum pada Nanami namun gadis itu masih menunduk dalam di tempat duduknya.
Tidak sopan apanya , Nanami bahkan tidak melewati ambang Shoji .
Wanita paruh baya itu kembali menambahkan dengan bahasa Indonesia yang fasih.
"Itu sudah kewajiban kami untuk melayani tamu yang mendatangi rumah ini".
"Hati hati dengan perkataan mu Makiko san".
Nada datar Aksa sukses membuat Shenan hampir meloncat dari tempat duduknya. Entah sejak kapan pria itu berada ditengah taman tepat di depan Shenan. Pria ini mungkin keturunan ninja bisa datang dan pergi tanpa ia sadari. Pria itu memasuki Washitsu dan mendekati Shenan yang masih melongo memperhatikannya hingga pria itu berhenti bergerak.
"...wanita ini bukan tamu .. tapi istri ku. Jadi jaga sopan santunmu ".
Makiko terlihat memucat namun tidak mengatakan apa apa. Wanita itu hanya menundukan dirinya hingga menyentuh Tatami begitu juga dengan Nanami yang makin tidak terlihat wajahnya seakan akan ia tenggelam ditelan tatami. Beberapa kali wanita itu bergumam dalam bahasa Jepang entah apa yang ia ucapkan.
Aksa tidak mengatakan apapun ia hanya menggandeng tangan Shenan untuk meninggalkan Minka . Diluar Gerbang pintu masuk Kibutsuke masih menunggu dengan setia.
"Kita kemana ..?"
"Kita pulang"."Pulang... berarti bukan disini".
"Tidak.. aku kesini hanya untuk mengunjungi Ojichan . Dulu aku pernah tinggal disini tetapi sekarang tidak lagi".
Shenan mengangguk pelan.. Ia bisa merasakan emosi tidak senang terkandung didalam suara Aksa jadi ia tidak ingin mengulik terlalu jauh apalagi terkesan ikut campur walaupun tanya ini semakin besar. Ia yakin ada waktu nya kelak untuk ia mengetahui jawaban semua rasa penasarannya ini dengan aman .
Mobil bergerak dengan stabil dan aman walaupun salju terlihat cukup tebal diluar sana. Walaupun ia sempat meragukan namun ternyata Kibutsuke luar biasa bisa diandalkan dalam menyiapkan perlengkapan wanita. Buktinya ia kini memakai sweater yang dibalut mantel dengan merek yang biasanya ia sukai . Ada hal aneh yang menggelitik namun saat ini ia tidak ingin memikirkannya terlalu jauh. Baginya cukup dirinya menikmati kenyamanan ini dalam diam daripada kedinginan dan bersorak keras tentang kejanggalan yang ia terima hingga detik ini. Bayangkan saja hampir semua perlengkapan yang ia lihat tadi sesuai dengan seleranya bahkan ... ukurannya dengan akurat. Cukup menakutkan jika ia teringat saat ini ia berada didekat pria yang notabene baru ia kenal walaupun berstatus suami resminya. Ia bahkan tidak tahu apapun tentang pria ini dan gawatnya ia berani melangkah jauh mengikuti pria ini ..sendirian..... ku tekankan dengan kuat ...SENDIRIAN... di belahan dunia entah berantah ...
"Kita sampai..".
Lamunan Shenan lagi lagi buyar tergantikan rasa aneh berselimut takut dan ragu saat menemukan mereka kini berada didepan sebuah bangunan cukup tua dengan warna putihnya salju sedikit menutupi bagian atas bangunan . Dimana lagi ini ...?????
Kibutsuke menutup akses Shenan yang ingin kembali memasuki mobil dibelakangnya. Mau tidak mau ia mengikuti langkah Aksa yang melangkah duluan memasuki bangunan. Dua orang pria berstelan hitam menyambut didepan pintu masuk. Keduanya mengangguk hormat dan membukakan pintu Aksa melangkah memasuki bangunan yang memiliki lorong panjang didepannya.
Shenan mulai tergelitik ragu ... apa Aska benaran seorang gangster..... kenapa dirinya tidak berpikir dua kali untuk mengiyakan permintaannya untuk datang kemari. Diawal keberangkatannya yang aneh ia tidak merasakan keraguan apapun , jika hal buruk terjadi ia masih percaya diri bisa kembali dengan selamat ke tanah air . namun saat ini kepercayaan dirinya perlahan menciut dengan sendirinya . Apalagi orang orang yang ia temui belakangan ini benar benar menguatkan dugaannya bahwa Aska adalah seorang Gangster ... Lalu bagaimana jika dirinya menjadi korban penjualan organ atau paling parah ..... ia dijadikan pemuas hidung belang yang amoral.....
Shenan melongo.. saat kaki nya sampai didasar tangga yang baru saja ia turuni.... ruangan modern dibaluti abu abu dan hitam. Aroma maskulin terasa kental diruangan ini.
Shenan tidak menyadari jika pintu dibelakang tubuhnya telah tertutup setelah Kibutsuke menaruh tas jinjing yang ia bawa dari Indonesia. Mobil import, penerbangan jet pribadi, Minka , pria bersetelan hitam dan kini rumah mewah ...... semua itu persis seperti yang diceritakan novelis favorite nya dalam menggambarkan pria kaya ... tunggu ia tidak sedang menjalankan drama saat ini.
"Kamar tidur disana ... dapur... balkon... perpustakaan... taman mini .... gym.."
Aksa menunjuk ke segala arah mengenalkan ruangan pada Shenan yang masih terlihat shock....
"Bagaimana menurutmu ..?"
"Apanya ..?"
"Keberanian mu masih utuh ..?"
Shenan sedikit melangkah mundur saat Aska berdiri terlalu dekat dengannya. Walaupun ia terlihat tidak akan menyerangnya secara fisik namun tetap saja Shenan tidak merasa aman jika terlalu dekat dengannya secara fisik ."Hmmm.... yah... ku rasa aku yakin ...".
Aksa lagi lagi tersenyum dengan cara nya yang khas..
"Ku harap kamu belum ingin lari".
Shenan tersenyum merespon perkataan Aska walaupun ia yakin senyum nya saat ini lebih menyerupai ringisan yang tidak enak dilihat .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reserved Groom
RomancePernikahan impian yang Shenan idamkan berubah menjadi mimpi buruk baginya setelah pengkhianatan yang dilakukan sang pujaan hati tepat dihari pernikahan. Hati yang patah membuatnya mengambil keputusan extreme yang tidak pernah terpikirkan oleh diriny...