64. Wedding

984 28 3
                                    


Patah hati bisa membuat seseorang lepas kendali. Dan Cinta mati bisa membuat seseorang lupa berpikir ratusan kali.

Sekian quotes dari aku.
Setelah kamu baca, tolong jangan benci siapa-siapa ya.

Happy reading...

***********

Gibran menatap luasnya pasir putih yang ada di Bali, dari kamar Villa yang ia sewa selama beberapa hari ini. Sejak Starla memilih Sagara pada hari pernikahan mereka, Gibran tidak pernah pulang, memutus kontak dengan semua orang karena tidak ingin dicari.


Sementara Laura, yang dari hari pertama menemaninya baru saja terbangun. Ia menatap Gibran sambil menahan selimut didada. Sudah beberapa hari ini badannya remuk di gempar habis-habisan. Membiarkan Gibran menyeru nama Starla berulang-ulang. Bodoh? Iya. Laura akui itu. Tapi, tidak ada alasan untuknya menolak setiap sentuhan yang Gibran berikan. Dari awal, dari ia yang memutuskan menemani teman masa sekolahnya ini, ia harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Seperti beberapa waktu ini. Yaapp... begitulah.

Setelah membersihkan dirinya. Laura mendekat, ia menatap lautan luas disisi Gibran.
“Hari ini, Starla dan Sagara nikah. Lo nggak mau balik?” tanya Laura. Gibran menggeleng “Biarkan mereka bahagia tanpa gue. Kalau gue hadir sedikit banyak pasti akan membuat suasana berubah” kata Gibran.

Gibran menoleh ke arah Laura.
“Lo mau datang? Nggak apa-apa” kata Gibran. Laura menggeleng “Gue bakal tetap disini” Kata Laura.

“Makasih...” kata Gibran.

“Untuk apa?” tanya Laura.

“Dari dulu Lo selalu ada” kata Gibran.

Laura tersenyum getir mendengarnya. Dan mengangguk pelan.
“Lo nyebut nama Starla lagi” kata Laura.

“Maaf” balas Gibran.

Untuk waktu yang lama, keduanya sama-sama diam. Dengan tatapan lurus ke depan.

             ************

Starla berputar dengan gaun pengantin yang ia pakai, kemarin Gala dan Bulan sudah melakukan akad. Dan tadi pagi, disusul oleh Akadnya dan Sagara. Maka siang ini, adalah acara resepsi antara kedua pasang pengantin sampai malam nanti.

“Cintik bingit bistie” kata Elin dan Alya yang masih setia menemaninya.

Starla terkekeh pelan.

“Lo cantik banget, Star” kata Bulan yang juga ada disana. Sama-sama Cantik dengan gaun pengantin yang mereka pakai.

“Teteh juga cantik, apa lagi matanya biru” kata Starla memuji, Bulan terkekeh pelan mendengarnya.

“Yuk turun yuk” ajak Starla lagi.

“Tungguin Gala sama suami lo dulu” kata Bulan. Starla tersenyum malu saat Bulan berkata ‘Suami’ Ah rasanya Starla tidak bisa membayangkannya.

Pintu di ketuk, terlihat Gala masuk di susul Sagara.

“Biar kita bantuin” kaya Elin dan Alya. Keduanya berlalu ke belakang gaun Bulan dan Starla membantu mengangkatnya agar kedua pengantin ini tidak jatuh.

“Let’s go!” seru Alya.

Keenamnya berjalan keluar kamar menuju balroom hotel Alexander yang ada di Jakarta. Starla mengamit lengan Sagara dengan senyum yang tidak henti-hentinya.

“Gala cerah banget, habis buka puasa kayaknya” kata Sagara sengaja menggoda Starla.

“Mau buka puasa juga? Batalin ke Balroom ya, kita lanjut ngamar” ajak Starla begitu ringan. Sampai Sagara terkekeh pelan mendengar ucapan istrinya itu.

“Kita resepsi dulu cantik” katanya.

Saat pintu balroom terbuka, Gala dan Bulan di beri kesempatan untuk masuk lebih dulu. Baru sesaat setelah itu di susul oleh Starla dan Sagara.

Keduanya berjalan di karpet putih menuju pelaminan. Dengan banyaknya lemparan bunga mawar putih serta silau dari flashligh yang mengambil gambar mereka. Starla dan Sagara keduanya sama-sama tersenyum.

Di depan, sudah ada Mama Olivia, Papa Evan, Mama Salsa dan Papa Bagas. Baik Starla maupun Sagara segera menghampiri mertua mereka.

“Selamat datang di keluarga Mama Sayang” kata Mama Salsa. Starla langsung memeluknya.

“Mama sama Papa bakal pastiin kalau kebahagiaan yang kamu dapat di keluargamu, nggak kalah sama dengan kebahagiaan dari kami” kata Mama Salsa. Starla sampai terharu, tidak mampu berkata apa-apa lagi.

“Terima Starla apa adanya ya, Nak. Tegur dia dengan baik kalau dia salah” kata Mama Olivia, ia mengusap bahu Sagara saat Sagara mencium tangannya. Sementara Papa sudah panas dingin sendiri. Ya... you know lah Evan itu kayak apa.

Mama Olivia menyikut suaminya. Membuat Papa Evan langsung memeluk Sagara.
“Saga... Kalau seandainya nanti kamu sudah tidak menginginkan Princess Papa lagi, tolong pulangkan dia baik-baik. Jangan pernah menyakitinya” kata Papa Evan.

“Iya Pa, Saga janji bakal sayang sama Starla. Bakal pastiin Starla bahagia” kata Sagara.

Starla bergantian memeluk Orang tuanya dengan Sagara.
“Princess Papa” Papa Evan tidak kuasa menahan air mata haru saat memeluk Starla. Dulu saat di pesta ulang tahun, betapa khawatirnya ia Starla tidak bahagia. Dan sekarang, putri satu-satunya sudah menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

“Nurut sama suami, Neng” kata Mama Olivia saat Starla mencium tangannya.

Sedangkan Sagara juga sudah memeluk Mama Salsa dengan segala perasaan campur aduk. Ia paham bagaimana sulit kedua orang tuanya menempatkan diri. Antara ia dan Gibran sama. Sama-sama putra mereka. Bahkan Gibran yang tidak hadir pasti membuat hati mereka bertanya-tanya, ke mana dan dimana Gibran yang tidak ada kabar beberapa hari ini.

“Jadi suami yang bertanggung jawab. Jangan bikin malu Papa” kata Papa Bagas. Sagara mengangguk.

Setelah acara tangis haru biru itu selesai, keduanya naik ke atas pelaminan. Dan saat sampai di dekat Gala dan Bulan. Starla sempatkan memeluk kembarannya.

“Jangan kayak bocil lagi, Lo udah jadi bini orang” kata Galaksi.

Starla mendengus kasar.
“Iya jangan manja lagi, Teh Bulan udah jadi istri Aa bukan aspri lagi!” balas Starla. Ia meninggalkan Gala yang geleng-geleng kepala.

“Selamat A’” kata Sagara. Gala terkekeh pelan mendengar Sagara menyapanya dengan sebutan ‘Kakak’

“Selamat buat Lo juga” kata Galaksi, mereka berdua berpelukan. Jika dulu status keduanya sebagai teman masa kecil maka sekarang sudah berubah menjadi Ipar.

Sagara segera menuju pelaminannya di tempat Starla berada.
“Ngomongin apa dulu sama A Gala?” tanya Starla.

“Nggak ada. Cuma ngucapin selamat satu sama lain” kata Sagara.

Keduanya mulai menikmati resepsi. Menyambut tamu yang hadir dari siang sampai malam nanti.

*****

“Selamat Starla, Sagara” ucap Al saat naik ke pelaminan bersama Member Farkas yang lain.

Sagara melihat satu persatu Member gengnya. Masih ada yang kurang.
“Kenzo mana ?” tanya Sagara.

“Jangan tanya dia. Dia udah ketulan virus bohong dari Lo. Diam-diam udah nikah” kata Gio sungut-sungut kesal.

Starla dan Sagara saling lirik.
“Serius?” tanya Keduanya.

“Tahu ah, ntar juga kesini, Lo intro tuh puas-puas” kata Gio kesal.

“Irian banget lo jadi cowok” kata Al mendengus kasar.

“Apaan sih Lo Al? Ah ini nih, jangan-jangan Lo juga sama, diam-diam udah nikah, diam-diam punya anak” kata Gio.

Al memutar matanya malas “Gue masih perjaka” demi apa sih Seorang Al mau meladeni ke iri dengkian Gio pada orang-orang yang sudah punya pawang.

“Sagara juga masih perjaka kali” kata Gio masih kesal.

Sagara tersedak saat mendengar ucapan Gio. Apa-apaan harus membahas statusnya di saat yang tidak tepat.

“Udah lah, gue mau salam-salam selamatan sama Starla dulu” kata Gio menerobos yang lain.

Ia mendekat ke arah Starla.
“Star... selamat ya.... gue yakin Sagara bisa bahagiain Lo. Ya... kalau dia bertingkah, lo tenang aja masih ada gue. Wasap masih aktif buat selingkuh” kata Gio.

Sagara langsung menoyor kepala Gio.
“Sembarangan kalau ngomong” katanya.

Setelah semua mengucapkan selamat dan sesi foto yang mampu memenuhi area pelaminan sampai bagian Gala dan Bulan. Satu persatu member Farkas turun juga.

“Tuh... tuh... tuh... yang diam-diam udah nikah” kata Gio dari atas pelaminan.

Terlihat Kenzo bersama ‘istri diam-diamnya’ berjalan mendekat ke arah pelaminan. Dan saat naik memasang senyum seribu watt tanpa rasa dosa sama sekali.

“Lo bohongin kita” kata Gio kesal.

“Gue bisa jelasin” kata Kenzo.

Gio masih sebal, demi apa ia masih jomblo padahal wajahnya setara dengan Iqbal Ramadan.

“Selamat buat kalian” kata Kenzo. Ia memeluk Sagara yang tersenyum menyambutnya.

“Kapan?” tanya Sagara saat Istri Kenzo sudah selesai memberi selamat pada Starla.

“Habis lulus. Resepsi habis kalian” kata Kenzo.

Starla terkikik geli.
“Lo nikahin anak SMP, Zo? Astaga mukanya terlalu fresh buat Lo yang kayak bandit” kata Starla.

Kenzo tidak tersinggung justru ikut tersenyum mendengar ucapan Starla. Sedangkan istrinya sudah memegang pipinya sendiri.

Setelah sesi foto-foto bersama Kenzo dan istri jilid dua. Semuanya benar-benar turun, menyisakan Sagara dan Starla di pelaminan.

“Capek?” tanya Sagara.

“Lumayan” katanya

“Aa’ capek ?” tanya Starla.

“Apa, manggil apa?” tanya Sagara.

“Aa’ jawab Starla. Sagara refleks tersenyum dan mengecup bibir istrinya.

“Wooyy woy woy !” aksi Sagara yang main sosor di atas pelaminan ternyata diperhatikan banyak orang termasuk Member Farkas yang lain.

“Ngamar yuk” ajak Sagara.

“Masih banyak rangkaian  acara lainnya” kata Starla. Bahu Sagara meluruh. Sambil meremas-remas tangan Starla.

Sedangkan para orang tua yang memiliki jiwa muda menikmati alunan musik.

Mama Olivia, Mama Salsa, Bunda Winni dan Mami Jessica begitu menikmati musik dangdut reques dari Opa Danu. Bahkan ke empatnya, bersama beberapa teman-teman Mama Olivia sudah ikut bergoyang di atas panggung.

Papa Evan hampir menyemburkan air minum dari mulutnya saat melihat kelakuan istri tercinta yang seperti lupa diri.

“Astaga Oliv”

Ia langsung berdiri dan mengajak Papa Bagas, Ayah Ken dan Papi Dito ikut serta.
“Selamatkan istri kalian” kata Papa Evan.

Papa Evan naik panggung, memeluk pinggang Mama Olivia sampai empunya terkejut.

“Aa’... Aa’ mau ikutan dangdutan juga. Ih seru tahu” kata Mama Olivia.

“Turun Ma... Papa nggak mau Mama dilihatin sama yang lain goyang-goyang gitu” kata Papa Evan.

“Ih nggak ada yang salah kali, Pa” kata Mama Olivia. Papa Evan tetap tidak peduli, ia tetap memaksa Mama Olivia untuk turun dan membawanya ke meja keluarga berada.

“Papi bilang juga apa. Oliv rileks banget sama dangdutan” kata Opa Danu.

“Oliv rileks tapi Evan jangtungan” kata Eyang Dahlia. Semua terkekeh pelan. Begitu juga dengan Mama Olivia yang malu-malu.

“Goyang-goyangannya di tunda dulu. Ntar dikamar lanjut goyang sama Aa’” bisik Papa Evan.

“Itu mah emang maunya Aa’” kesal Mama Olivia.

Acara terus berlanjut. Setelah Gala dan Bulan yang baru turun dari lantai dansa. Sekarang masuk bagian Starla dan Sagara.

Dengan lagu beautifull in white. Keduanya benar-benar menikmati  alunan piano

Starla tersenyum menatap suaminya. Dengan mata yang berkaca-kaca. Sagara mengucapkan kata cinta lagi untuknya. Keduanya saling mendekat. Saling tatap, dan saat alunan piano berhenti. Sagara meraih tengkuk istrinya itu. Memejamkan mata, menikmati momen wedding kiss mereka.

Papa Evan memeluk Mama Olivia.
“Papa udah request satu lagu buat Mama. Mau dansa sama Papa?” tanya Papa Evan.

Mama Olivia yang masih merajuk karena dilarang goyang dangdut di atas panggung hanya menatap sebal suaminya.
“Oliv...” Papa Evan mengulurkan tangannya.

Saat lagu Give me your forever mulai Pianis mainkan. Air muka Mama Olivia langsung berubah.

“Lagu ini...” katanya. Papa Evan mengangguk dengan tatapan penuh cinta, ia meminta Mama Olivia menyambut tangannya. Tanpa ragu Mama Olivia meraih tangan itu. Dan mulai berdansa bersama tamu undangan yang lain.

“Queen... orang-orang udah pada dansa” kata Sagara saat melihat lampu cukup redup.

Starla mengangguk lalu. Mengikuti langkah Sagara yang mengajaknya menuju pintu keluar balroom. Dan saat mereka sampai diluar, keduanya langsung menuju lift.

“A’... nggak ada yang lihat kan?” tanya Starla.

Sagara tidak peduli justru mendekat dan mendesak Starla ke sudut lift.

“Heummm....”

“Masih lama sampai kamar nggak Queen?” Tanya Sagara sambil mengelus paha Starla dari balik gaun.

“Nggak tahu A’ Aahhh jangan digigit” kata Starla. Sagara langsung menjauhkan wajahnya dari leher Starla.

Sesaat setelah itu, lift terbuka. Buru-buru keduanya menuju kamar. Dan langsung menutup pintu.

Demi menikmati momen buka puasa yang khidmat, baik Sagara maupun Starla memilih main pelan-pelan, tidak perlu buru-buru namanya juga sudah Halal.

“A’” Starla duduk tepat di atas pangkuan Sagara yang duduk di sofa. Mengusap lembut punggungnya yang terbuka. Sagara menatap istrinya itu, menepikan semua rambut Starla dan mengusap pipi sampai ke lehernya.

“Jangan Cuma di gituin aja” kata Starla yang agresifnya minta maaf.

Sagara terkekeh pelan. Lalu mendekat begitu juga Starla. Dalam sama-sama menyatukan bibir mereka. Tangan Sagara sudah aktif melepas zipper gaun, menurunkannya sampai pinggul Starla.

Ciuman itu terlepas, wajah Starla memerah saat separuh tubuhnya sudah terekspos.

“Queen” ucap Sagara dengan mata berkabut. Starla menyentuh pipinya, mendekat ke arah Sagara. Membuka kemeja putih itu dengan perlahan.

Tangan Sagara terulur untuk menyentuh sesuatu yang menggoda matanya. Sampai erangan lembut itu keluar dari mulut Starla.

“Uuhhh A’

Sagara berdiri dengan tetap menahan Starla di pelukannya. Membawa Starla berbaring di kasur. Memberikan sentuhan-sentuhan kecil di area dada yang mampu membuat Starla mengerang.

“Queen...”

“Ya A’”

Baru Sagara akan berbicara, suara ketukan pintu terdengar diluar. Keduanya saling lirik bingung. Siapa yang berani ganggu mereka di saat sudah sama-sama hampir gila ini.

“Biar Aa buka, kamu pakai baju dulu” kata Sagara. Starla berdiri dan menuju koper, mengeluarkan baju tidur. Begitu juga Sagara, mengambil satu kaos. Baru setelah itu menuju pintu yang ketukannya makin lama makin kencang.

*****
Siapa yang udah ketuk pintu malam-malam begini?
Pak ustaz lihat dia pak ustaz ...

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang