"Sini masuk," Ajak Dinda pada Kenzo.
Sedangkan Kenzo mengangguk kaku dan melangkahkan kakinya memasuki rumah gadis itu dengan canggung.
"Papa lo dimana?" Tanya Kenzo nyaris berbisik.
Sial, baru kali ini ia merasakan perasaan gugup setengah mati hanya karena ingin bertemu dengan Papa dari gadis yang saat ini sedang menatapnya berbinar.
Itu aneh, tapi ia dapat menangkap binar mata yang sangat kentara di mata gadis itu.
"Jadi kamu pemuda yang bernama Kenzo?"
Suara itu membuat langkah Kenzo dan Dinda sontak berhenti, Kenzo menoleh kaku pada sumber suara.
Lalu, ia mendekat kearah pria setengah baya yang saat ini sedang melipat tangannya dengan netra yang terasa seperti mengulitinya.
Bilang saja ia lebay, karena ini adalah momen pertama dirinya meminta izin kepada orang tua dari gadis yang akan ia ajak untuk pergi.
"Apa benar kamu akan mengajak pergi putri saya?" Tanya Dikta, saat pemuda bernama Kenzo tersebut salim dengannya.
Kenzo mengangguk pelan, namun tegas. Kali ini ia sudah bisa mengontrol dirinya untuk tidak terlihat gugup di depan pria tersebut.
"Saya Kenzo, mau minta izin buat ajak pergi anak, Om." Ucap Kenzo meminta izin.
Mendengar itu, Dikta mengangguk pelan. "Baiklah, saya izinkan. Tapi, kamu harus sudah mengantar putri saya tepat pada pukul sembilan malam, kalo bisa kurang dari jam sembilan malam sudah sampai,"
"Dan, kamu harus menjaga putri saya!"
Kenzo mengangguk patuh. "Boleh saya pergi sekarang?"
Dikta mengangguk dengan senyum tipis yang tak lama kemudian terbit. "Hati-hati, saya percayakan Dinda sama kamu." Ucap pria itu sembari menepuk dua kali pundak Kenzo.
"Mama mana, Pa?" Tanya Dinda setelah menyadari Mamanya tidak muncul.
"Setelah kamu minta izin sama kita tadi Mama langsung tidur."
Mendengar itu, Dinda mengangguk paham, lalu gadis itu tersenyum lebar dan menyalami tangan sang Papa. "Yaudah, Dinda pamit dulu deh!"
Melihat itu, Kenzo yang merasa tak perlu salaman lagi karena sudah salim tadi pun hanya bisa menunduk sopan.
∘˚˳° 。☆
"Lo tadi gugup gak ketemu sama Papa gue?" Tanya Dinda penasaran.
Saat ini mereka berdua sudah berada diperjalanan untuk menuju tempat yang akan dituju Kenzo, dan Dinda pun tak tahu ini akan kemana.
"Gak." Sahut Kenzo berbohong, tidak mungkin ia jujur. Gengsi dong.
Dinda mengangguk paham mendengar itu.
"Pegangan." Ucap Kenzo pada Dinda, karena semenjak motor ini mulai berjalan dari rumah gadis itu hingga kini sudah melaju beberapa kilo meter gadis itu sama sekali tidak berpegangan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO | END
Short Story[ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️] Kenzo Antaleo, seorang pemuda tampan yang memiliki sifat cuek dan dingin tiba-tiba dipertemukan oleh seorang gadis bermata sipit saat pertama kali ia masuk SMA. Setelah pertemuan tersebut, ia menjadi sedikit dekat pada gadi...