"Udah lu tenang aja gak bakal ada yang berani sama lu!!"
"Gw bilang apa?? Lu harus pulang sama kita!!" - ucap Cakra
"Lu itu harus cerita apapun semua yang terjadi sama lu!!" -kata Laskar
"Gak ada yang boleh ngedektin lu!! tanpa seijin kita!!" -kata...
Jangan lupa vote dan komen ya para calon penghuni surga!!
Happy Reading ❤️ !!
⚠️ jangan iri, jangan iri, jangan iri dengki ⚠️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Senja dan keempat sepupunya terlambat, mereka bangun kesiangan Senin ini karena semalam keempat sepupu Senja menginap dirumah Senja, dan mereka begadang bersama. Keempat sepupu Senjapun mengajak Senja memanjat tembok belakang sekolah. Dipikiran Senja dibandingkan dia harus dihukum, sekali kali lebih baik dia mengikuti keempat sepupunya tersebut. Senja juga masih ngantuk dan lelah akibat begadang semalam dia tidak punya tenaga untuk menerima hukuman lari mengelilingi lapangan.
Senjapun menaiki punggung Angkasa sedangkan Cakra membantunya untuk menaiki punggung Angkasa tersebut.
"Yang benar anjir." Ucap Senja pada Angkasa akibat Angkasa terus menerus bergerak membuatnya ingin jatuh.
"Langit?" Ucap Senja sesudah duduk di tembok belakang sekolah, dia terkejut saat melihat Langit yang sedang duduk dibawah pohon rindang. Langitpun menatap wanita yang memanggil namanya. Sedetik kemudian, Senja jatuh akibat terpeleset. Untungnya tidak terlalu tinggi jadi tidak terlalu sakit.
"Gapapa Senja??" Tanya Langit yang terlambat menolong Senja, tadinya dia ingin menangkap gadis itu namun terlambat, gadis itu sudah terduduk di rumput rumput tersebut. Angkasa yang sudah melompat ke halaman belakang sekolahpun, menyingkirkan Langit menjauhi Senja.
"Lu gapapa Fel?" Tanya Angkasa membantu Senja berdiri.
"Gapapa."
"Ngapain lu disini?" Tanya Angkasa.
"Udah, ayok sebelum ketahuan." Ajak Cakra menggandeng tangan Senja menjauh dari halaman belakang sekolah, diikuti ketiga sepupu Senja yang lain dan Langit merekapun bergegas masuk kekelas mereka masing masing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pelajaran sampai disini ya, jangan lupa tugasnya dikumpulkan ke ketua kelas."
"Baik pak."
"Assalamualaikum."
"Walaikumsallam, pak."
"Lu bawa kunciran gak tal? Kunciran gw masuk kloset tadi." Tanya Senja kepada teman sebangkunya itu.
"Gak."
"Gimana ya gak enak banget rambut gw kalo di gerai, gerah."
"Tenang aja gw selalu siap sedia." Ucap Laskar yang baru saja datang kekelas Senja diikuti oleh ketiga sepupu Senja yang lain dan langsung duduk dihadapan Senja.
"Nih." Ucap Laskar memberikan gelang karet hitam yang dia gunakan kepada Senja. Mereka berlima memiliki gelang karet hitam yang sama, gelang itu milik Senja, mereka meminta masing masing lima untuk dipake dan disimpan jika gelang yang mereka gunakan hilang.
"Jadi lu minta gelang gw untuk ini?"
"Iya dong, gw kan siap sedia."
"Terimagaji. Btw kalian mau main basket habis ini, kok pake kaos basket?"
"Yoi."
"Sini gw iketin tali sepatu lu, udah tua bangka gak bisa ngiket tali sepatu." Ucapnya kepada Cakra. Cakra memang orang yang terlihat lebih dewasa dibandingkan ketiga sepupu Senja yang lain, pemikirannya, bagaimana dia menahan emosi, tapi ada beberapa hal yang terkadang membuat dia terlihat kekanak-kanakan dibandingkan ketiga sepupunya yang lain, ini salah satunya.
"Kalo lu ngiket tali sepatu begini, terus copot, kesandung gimana?" Tanya Senja kepada Cakra sambil mengikat tali sepatu pria itu dengan kuat.
"Tahu lu Cak, masa ngiket sepatu gak bisa." Ucap Laskar meledek.
"Yeuu gw bisa ya, cuman sering copot aja."
"Dari dulu masih aja gak berubah." Ucap Senja sesudah mengencangkan tali sepatu Cakra.
"Lu nonton kan?" Tanya Angkasa kepada Senja.
"Gak. Lagian kan ada pelajaran pak Bambang."
"Nonton aja Ja, lagian kita free class hari ini, pak Bambang gak masuk." Kata Krystal kepada teman sebangkunya.
"Noh, ayok!"
Senjapun menonton keempat sepupunya bermain basket bersama dengan Krystal tentunya. Senja tidak memiliki teman selain Krystal dan keempat sepupunya di sekolah itu. Kini Krystal dan Senja sedang menonton keempat sepupu Senja dan kawan-kawannya bermain basket.
"Ja, sepupu sepupu lu itu pernah berantem gak sih?? Soalnya kelihatannya kalian akur terus." Tanya Krystal penasaran.
"Pernah lah, bahkan mereka pernah berantem cuman gara gara richeese tapi cuman tarik tarik baju aja sih belum sempat baku hantam. Kalo berantem besarnya juga pernah Angkasa, Alaska, Laskar. Sampe babak belur, sampai mau masuk rumah sakit, tapi mereka gak mau diajak berobat, gara gara gw kerja kelompok kemaren tuh ada jambret bawa sajam, panjang dah ceritanya pokoknya gitu."
"Kalo sama lu??"
"Kalo berantem adu omongan atau bentak pernah, tapi mereka gak pernah mukul gw. Kalo pun kesel banget pernah sekali mukul pintu sampe bolong. Itu gara gara gw pergi gak ngasih tahu mereka. Dan gak ijin mamah, papah, kemereka juga, hp gw gw matiin. Terus mereka marah marah, karena khawatir gw gak bisa dihubungin dan itu pertama kalinya gw pergi sendirian mana lumayan jauh."
"Serem ya??"
"Banget kunti aja kalah, jangan macam macam dah pokoknya. Apalagi kalo mereka pulang tawuran, atau balapan. Pasti diwajah mereka luka, meskipun gak bonyok. bahkan Angkasa pernah masuk rumah sakit gara gara balapan. Kalo kita berantem mah jambak jambakan. Kalo cowok serem banget. Bunuh bunuhan juga bisa tuh. Tapi mau segalak seganas apapun, mereka gak pernah mukul cewek."