1- MASA KEHANCURAN

3 0 0
                                    

Angin sejuk berhembus lembut di tengah reruntuhan kota yang hancur. Bangunan-bangunan yang dulu megah, kini berdiri sebagai puing-puing tanpa arti. Di tengah jalan yang dulu ramai, sekarang hanya terdapat keheningan yang menakutkan. Cahaya merah keemasan menyinari langit, menciptakan pemandangan yang penuh misteri dan ketakutan.

"Apa yang terjadi dengan dunia ini?" gumam Aiden, seorang mahasiswa teknik yang tengah berdiri di tepi jalan, memandang pemandangan yang suram di hadapannya.

Maya, seorang mahasiswa seni rupa, berjalan mendekati Aiden dengan perlahan. "Radiasi teknologi telah mengubah segalanya. Makhluk-makhluk buas itu berasal dari teknologi yang kita ciptakan."

"Aku tak bisa mempercayai ini," ujar Rian, seorang mahasiswa ilmu biologi, sambil memegang kepala dengan tangan gemetar. "Orang-orang berubah menjadi monster, dan kita harus bertahan hidup di tengah kekacauan ini."

Elsa, yang belajar psikologi, mendekati mereka dengan wajah serius. "Kita harus tetap tenang dan mencari cara untuk keluar dari situasi ini. Bersama-sama, kita punya peluang lebih besar untuk bertahan."

Ian, mahasiswa ekonomi, mengangguk setuju. "Elsa benar. Kita harus bekerja sama dan menemukan cara untuk melawan monster-monster ini."

Mereka melangkah perlahan melintasi puing-puing menuju sebuah gedung apartemen mewah yang masih bertahan. Gedung itu seolah menjadi oase di tengah kehancuran. Pintu masuknya terbuka lebar, mengundang mereka untuk masuk.

"Sialan, lihatlah ini," ujar Aiden sambil mengamati ruangan yang penuh kemewahan di dalam gedung. "Anak dari pengusaha teknologi terbesar ini pasti memiliki sumber daya yang lebih baik untuk bertahan."

"Ya, tetapi kami tidak bisa hanya bergantung padanya," kata Maya dengan tegas. "Kita harus mencari cara keluar dari sini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Mereka mulai menjelajahi apartemen tersebut, mencari tahu lebih banyak tentang serangan monster dan bagaimana mereka bisa bertahan hidup di tengah ancaman ini.

Dalam salah satu ruangan, mereka menemukan layar komputer yang menyala. Ian duduk di depannya dan mulai mencari informasi tentang radiasi teknologi dan serangan monster tersebut.

"Menurut data di sini, serangan monster ini terjadi setelah percobaan teknologi baru yang gagal dilakukan oleh perusahaan ayah pemilik apartemen," kata Ian sambil mengetik cepat. "Radiasi yang dilepaskan mengubah struktur genetik manusia dan membuat mereka berubah menjadi monster buas."

"Sungguh tragis," Elsa bergumam. "Tapi kita tidak bisa terus menerus tinggal di sini. Kita harus mencari cara untuk keluar."

Saat mereka memutuskan untuk mencari jalan keluar, tiba-tiba pintu apartemen tertutup dengan keras. Mereka berbalik dan melihat sekelompok monster mendekati mereka.

"Ayo, kita harus bersembunyi!" seru Rian.

Mereka berlari menuju dapur dan mengunci pintunya. Saat mereka bernapas lega, suara ketukan di pintu membuat mereka mengerutkan kening.

"Kalian di sana, bukan? Aku tahu kalian ada di dalam. Biarkan aku masuk," suara lembut anak laki-laki terdengar dari luar pintu.

"Mungkin dia bisa membantu kita," usul Maya, merujuk pada pemilik apartemen.

Setelah berdiskusi singkat, mereka membuka pintu dan menemui pemuda itu. Dia tampak lelah dan penuh kekhawatiran.

"Aku adalah Ethan," kata pemuda itu dengan terengah-engah. "Ayahku yang bertanggung jawab atas semua ini. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Mereka mengubahnya menjadi monst—"

Sebelum Ethan bisa menyelesaikan ucapannya, serangan monster tiba-tiba datang dari koridor. Mereka berjuang untuk melawan monster-monster tersebut, bekerja sama dengan bantuan senjata improvisasi yang mereka temukan di dapur.

Setelah pertempuran sengit, mereka berhasil mengalahkan monster-monster itu, tetapi Ethan terluka parah.

"Kita harus merawatnya," tegas Maya. "Dia adalah satu-satunya harapan kita untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana cara menghentikannya."

Dalam keadaan genting, kelima mahasiswa ini menyadari bahwa mereka harus bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup dan mencari solusi dari kekacauan yang melanda dunia mereka. Dengan cedera Ethan dan banyak pertanyaan yang belum terjawab, perjalanan mereka yang penuh tantangan baru saja dimulai.

MONSTECH : NEW WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang