Di malam yang gelap, Kaiser tampak nyaman merebahkan diri di kasur kesayangannya. Air matanya terus mengalir sejak tadi sore. Sepulangnya ia dari pemakaman Alexis Ness.
"Nakk ayo makan dulu, nanti sakit loh" -bunda kaiser
Alih-alih menjawab, Kaiser mungkin tak mendengar panggilan ibunya. Kaiser tetap setia mengurung dirinya di kamar gelap itu.
Sampailah di pagi hari kemudian, entah kenapa Kaiser keluar dari kamarnya dengan menggunakan seragam sekolah yang lengkap. Kaiser berpamitan dengan bundanya seperti biasa anak yang umumnya berangkat sekolah. Dengan senyumannya yang mungkin sedikit aneh(?) Kaiser menyalami tangan ibunda tercinta.
Menuju ke parkiran lalu mengambil motor nya sambil berkata "pegangan ya ness..."
Kaiser mengendarai motornya dengan hati-hati dari rumah utamanya menuju sekolah.
Sesampainya disekolah, teman-teman Kaiser cukup terkejut dengan kedatangan Kaiser. Mereka kira Kaiser tidak akan masuk sekolah hari ini.
Tapi ternyata Kaiser datang bersama senyumannya yang mungkin terlihat sedikit berbeda. Tidak apa-apa, setidaknya Kaiser tidak bersedih lagi.
Namun, senyum itu tak menandakan bahwa Kaiser baik-baik saja. Disepanjang pelajaran Kaiser tetap dengan tatapan kosongnya sambil bergumam sesekali seolah sedang mengobrol dengan Ness.
Senyuman Kaiser rupanya tanda bahwa ia semakin terpuruk atas hilangnya Ness. Kaiser sudah seperti pasien rsj. Tapi Kaiser masi bisa melakukan berbagai hal dengan normal hanya saja diselingi oleh beberapa gumaman dan tatapan kosong yang khas.
"Bro nanti pulsek main yokk"
Otoya mencoba menghibur Kaiser agar tak terlalu larut dalam kesedihannya.
"Hari ini gue mau bantuin ness beberes rumah, kalian aja yang main ya" -Kaiser
"Tapi ness kan..." -otoya
"DIEM!! Ness masi ada!! Ness masi ada di hati gue!" -Kaiser
Setelah mengatakan itu, Kaiser segera pergi meninggalkan teman-temannya.
Melajukan motornya menuju rumah kecil ness yang dulu ditinggalinya sendiri. Jarak apartemen yang disewa Kaiser juga tidak jauh dari rumah Ness.
Buat yang belum baca crita pertama:
Jarak rumah utama Kaiser dan Ness dari SMA Bluelock bisa dibilang cukup jauh. Kaiser dan Ness sudah mengincar SMA favorit itu sejak lama. Jadi, Kaiser memutuskan untuk menyewa apartemen mewah yang berjarak dekat dari sekolah. Sedangkan Ness memilih untuk membeli sebuah rumah kecil yang cukup untuk dia urus dan tinggali sendiri.
Sesampainya di rumah Ness, tentu saja pintu rumah tersebut tak bisa Kaiser buka. Rumah itu kosong, namun tak dijual oleh keluarga Ness. Rumah tersebut adalah kenangan berharga yang dimiliki keluarganya.
Kaiser kembali menangis, terduduk lemas di depan pintu rumah kecil Ness. Meminta Ness untuk kembali, namun apalah daya. Seperti kata pepatah 'Nasi sudah menjadi bubur'.
Lelah menangis, Kaiser kembali ke apartemennya. Meninggalkan rumah Ness walau dengan perasaan gelisah.
•
•
•Hari demi hari berlalu, Kaiser tetap menjalani rutinitas nya dengan tingkah aneh. Kaiser seolah-olah menganggap Ness masi berada disisinya.
"Bro udahlahh, iklasin aja" -Karasu
"Iya cog, Ness udah ga ada sadarr woee" -Shidou
"Bilang apa kalian ha!!? NESS MASI ADA!" -kaiser
"Kalo lu gini terus Ness nya gabakal tenang disana, lu sayang kan sama Ness ? Iklasin yaa ? Kasian Ness diatas sana" -Otoya
Kaiser kembali menangis.
"Ga ga ga ga, gamungkin" -Kaiser
Teman-teman seperjametannya hanya bisa terdiam. Membiarkan Kaiser menangis sepuasnya. Entah sampai kapan Kaiser akan terus seperti ini.
Haloww sayangqu cintaquuu maafkan diriqu yang sudah menghosting entah berapa lama
Tiba-tiba mood lagi nulis cerita ( ╹▽╹ ) semoga suka dan jamngan lupa voteeee!!!
Btw kita polo"an Ig yukss buat yang mawu
@kynma_taa yang polo pasti di polbek, yang unpol ya di unpolbek juga 💐💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Kembali ?? #KaiNess
FanfictionMenyesal... itulah yang saat ini Kaiser rasakan. Sahabat dekatnya, sahabat yang selalu menemani nya, sahabat yang selalu mendukung bahkan menuruti segala permintaannya kini telah hilang karena ulahnya sendiri. Alexis Ness, begitu setianya ia kepada...