Winter berkunjung ke rumah Haechan yang kini juga ditinggali Giselle. Mereka berdua menikmati secangkir teh di meja makan yang sangat luas di samping jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul. Suara TV yang dibiarkan menyala meramaikan suasana disana.
Haechan masih di New York menyelesaikan urusannya, sedangkan Giselle kembali ke Korea karena harus mengurus persoalan bisnis fashion keluarga Haechan yang kini sedikit demi sedikit di handle Giselle. Ia juga tidak sabar menemui Winter yang kini sudah berbadan dua.
"Lo nggak bilang ke Haechan kan Gi?"
Giselle menggeleng, meski Haechan kini pasangannya, ia tak mungkin membuka rahasia besar temannya itu ke manusia sumbu pendek seperti Haechan. Meski ia merupakan sosok ceria dan suka bercanda, emosinya tetap mudah sekali terpancing.
"Jeno...beneran dia nerima kondisi lo?"
Winter mengangguk, namun tatapannya masih ke cangkir teh yang ia pegang.
"Lo gimana ke Jeno?" Tanya Giselle.
"Apanya?"
"Ya perasaan lo ke Jeno, gimana?"
Winter masih terdiam, hatinya terasa tertusuk saat mendengar perkataan Giselle. Bibirnya memperlihatkan jika ia sedang menahan tangis.
"Kita pikirin kemungkinan terburuk nih Win, suatu saat Jaemin tau lo hamil anak dia. Apa yang bakal lo lakuin?"
Tangis Winter pecah saat itu, ia menaruh cangkirnya dan mengusap pipinya yang dibanjiri air mata.
"Gue...jujur gue kangen banget sama Jaemin Gi" Winter masih terisak . Giselle yang duduk di sebrang Winter seketika beranjak dan beralih memeluk sahabatnya. Ia membiarkan ibu hamil itu menangis di dekapannya.
"Gue harus gima..na... Kalau gue lari ke Jaemin, Jeno gimana Gi, dia udah baik banget ke gue dan keluarga gue" suara Winter tak begitu jelas namun Giselle sangat mengerti perasaan sahabatnya.
Tak terasa Giselle pun ikut menitikkan air mata, ia merasa sangat terpukul dengan apa yang menimpa kedua sahabatnya itu. Ia tau posisi Winter serba salah. Tak mungkin jika kini dengan posisinya sebagai istri Direktur Maven Group, ia mengakui hamil anak orang lain. Dan Giselle tau betul, apa yang akan dilakukan Jaemin kalau ia tau tentang hal ini.
Throwback malam sesudah Jaemin memutuskan Winter
Haechan dan Giselle datang bersama ke taman bermain apartment Jaemin yang sudah sangat sepi mengingat itu sudah tengah malam.
Sebelumnya, Jaemin menelpon keduanya dengan nada tak berdaya membuat sahabatnya itu panik karena tak biasanya Jaemin seperti itu.
Benar saja, saat keduanya tiba di tempat itu, Jaemin duduk di tangga plosotan dengan menundukkan kepalanya.
"Lo kenapa?" Tanya Haechan
Jaemin mendongakkan wajahnya ke laki-laki berhoodie hitam di depannya.
"Gue hancur banget"
"Gue ngrasa nggak guna banget buat Winter, baik itu sebagai teman atau sebagai pacar" lanjut Jaemin.
Mata Jaemin mulai berair lagi.
"Lo diputusin Winter?" Tanya Haechan
"Gue yang mutusin" Jaemin melemparkan senyum terpaksanya.
"Dan nggak ada penolakan dari dia, gue sadar ini salah gue. Gue sama sekali nggak memperhatikan Winter lagi sedangkan gue tau ditengah kita ada tembok gede banget sekarang. Alih-alih ngehancurin tembok itu, gue malah makin nambahin tembok antara kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
To You My Lover | JAEMIN X WINTER X JENO
FanfictionPerjuangan mempertahankan cinta pertama