[LARA 19] UNCONSCIOUS INTERACTION🥀

48 7 0
                                    

Sorry for typo:)

Aku akan tetap nulis, walopun hampir gaada yang baca cerita ini, xixi✨

Happy Reading
....

Sejak petang hujan deras membasahi sebagian isi bumi dan hal itu tak membuat niat Rabella urung menerobos cuaca buruk dengan keadaan yang kurang lebih seperti gembel.

Bagaimana tidak?

Wajah pucatnya tampak sembab akibat menangis selepas pulang sekolah tadi, kemeja sekolahnya keluar dari dalam roknya, rambut pendeknya berantakan, dan ia berjalan kaki menyusuri jalanan beraspal tanpa mengenakan alas sepatu.

Iris kelam gadis itu tampak hampa, dan Rabella sekarang tak peduli ke mana langkahnya akan membawanya pergi. Intinya, Rabella hanya ingin sedikit menjauh pada tempat yang selalu mengingatkannya pada mendiang sang Kakak.

Kenangan yang diciptakannya bersama sang Kakak cukup membekas di hati kecil Rabella. Dan kenangan itulah yang membuat Rabella tersiksa akan rasa bersalahnya pada sang Kakak.

"Untuk apa aku hidup sekarang?"

Kini, Rabella berjalan gontai bak zombie dengan isi pikiran yang kacau sekali. Sesekali ada berbagai pikiran buruk yang singgah, kemudian menetap guna berlalu lalang dalam benak gadis ini.

"Apa aku mati aja?"

Tanpa sadar Rabella melangkah tepat ke tengah jalan, kini hati dan otak Rabella tak ada yang sinkron. Ia terus berjalan tanpa memperhatikan jalan raya yang sepi diguyur hujan.

"Benar kata Kakak, Ayah memang jahat. Penjahat yang nggak punya hati nurani. Ayah macam apa yang tega ngebunuh anaknya sendiri? Seharusnya Ayah yang mati, bukan Kakak."

Batinnya berbicara, tapi tidak dengan mulutnya yang membisu. Dadanya sesak kala mengingat detik-detik kematian sang Kakak terjadi tepat di depan mata kepalanya sendiri. Bahkan untuk terakhir kalinya Rabella tak bisa menolong Kakaknya yang tengah sekarat saat itu, tak ada yang bisa dilakukan Rabella selain menangis seperti pengecut.

"Kenapa aku harus hidup dengan keadaan keluarga yang seperti ini? Semuanya nggak ada yang beres."

Jujur, Rabella muak dengan kehidupannya yang selalu tak berjalan sesuai ekspetasinya sendiri. Baru saja Terion dan Rabella bahagia telah membangun hubungan persaudaraan untuk pertama kalinya, namun semesta enggan melihat Rabella bahagia terlalu lama.

Penopang hidupnya telah direnggut paksa oleh semesta ...

Takdir yang sangat mengenaskan bagi Rabella ...

Kini Rabella tak berani mengharapkan bahagia singgah ke dalam hidupnya, karena ia takut bahagianya akan berujung lara sama seperti sebelumnya. Sungguh ironis nasib gadis malang ini.

Entah mengapa, tiba-tiba saja Rabella merasakan tubuhnya dihantam oleh sesuatu yang sangat keras hingga membuatnya terpental jauh. Samar-samar Rabella melihat dunia tampak bergerak lambat sebelum kepalanya menghempas kerasnya aspal.

Dan kejadian itu terjadi begitu cepat. Rabella tak dapat melihat apapun selain gelap juga rintiknya hujan tak lagi Rabella dengar. Entah apa yang terjadi, namun yang pasti Rabella merasa dunianya saat ini sangat tenang.

LARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang