part 22

11K 267 70
                                    

Kesalahan?

Bukankah setiap manusia pasti melakukan itu? Dan memberikannya sebuah kesempatan seharusnya bukanlah hal yang sulit.

Itulah yang saat ini ada di pikiran Jenggala. Walaupun kesalahan yang di buat Sagara cukup besar, tapi Jenggala masih bisa memberinya kesempatan.

Dengan alasan itu Jenggala menyetujui syarat dari Sagara.

Tiga hari akan menjadi penentu bagaimana pernikahannya kedepan.

"Tiga hari dan setelah itu keputusan ada di Lo Jenggala" ucap Sagara.

"Gue terima" ucap Jenggala.

Sagara langsung memeluk erat tubuh Jenggala. Mengecup puncak kepala Jenggala berkali-kali.

" Thanks Jenggala. Setelah ini gue janji gak akan ada pertengkaran atau masalah dalam dunia kita" ucap Sagara yakin.

" Jangan janji kalo belum pasti" ucap Jenggala.

Sagara mengerti masih banyak keraguan dalam hati Jenggala. Bagaimana tidak dirinya sudah terlalu banyak menyakiti hati Istri nya itu.

Sagara melepaskan pelukannya. Menatap dalam mata Jenggala. Tangannya bergerak meraih wajah Jenggala.

Tidak ada senyuman di sana. Tidak ada cinta ataupun tawanya. Hanya ada rasa kecewa dan sakit.

"Harusnya Lo bahagia bukan menderita Jenggala. Maaf" ucap Sagara tulus.

"Bukannya Lo yang bilang bahwa pernikahan ini akan jadi neraka untuk gue. Dan sekarang gue nikmati neraka itu Sagara" ucap Jenggala penuh rasa sakit.

Sagara ingin sekali memeluk tubuh itu sekali lagi. Tapi pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Jenggala langsung menjauh dari Sagara.

Mereka berdua menoleh kebelakang bersamaan. Ternyata di sana Laras sudah berdiri.

"Eh maaf. Gue ternyata datang di waktu yang salah" ucapnya.

".."

"Masuklah Laras" panggil Sagara.

"Terima kasih pak atas arahannya. Selanjutnya biar saya tanyakan ke sekertaris bapak" ucap Jenggala lalu pergi.

Sagara ingin melarang nya tapi ia tau wanita itu tidak ingin berhadapan dengan Laras.

"Jenggala Lo mau kemana?" Tanya Laras.

Jenggala tidak menjawab apapun dan pergi melewati Laras begitu saja.

"Mas kenapa Jenggala ngomong nya kayak gitu?" Tanya Laras.

"Dia kesini kerja? Atau mau nemuin mas Sagara?" Tanyanya lagi.

"Dia karyawan magang" Sagara menjawab pertanyaan itu sambil berjalan ke arah mejanya.

Laras berjalan mengikuti Sagara. Ia lalu duduk di kursi dekat meja Sagara.

"Mas Sagara. Ada yang perlu Laras omongin" ucapnya membuka keadaan yang sunyi.

"Katakan" ucap Sagara masih sibuk dengan berkas di hadapannya.

"Mas Sagara tentang malam itu.." belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi Sagara sudah menyela.

"Laras saat ini gue lagi males bahas itu" ucap Sagara.

"Tapi mas Laras cuma mau jelasin. Kalo ciuman itu.."

"Laras! Gue gak pernah anggap itu pernah terjadi. Dan Lo juga harus lakuin hal yang sama. Anggap semua itu hanya ketidaksengajaan" ucap Sagara.

"Gak bisa!" Bentak Laras.

JENGGALA & SAGARA (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang