Sakit

9 1 0
                                    

Kembali pulang- feby putri

Hidup itu bukan pilihan. Aku ingin menolak tapi memang kenyataan nya seperti ini, hidup tanpa merasakan kebahagian sedikit pun, itu sangat menyedihkan. Masa-masa dimana aku masih mempunyai kebahagian namun kini sudah redup. Cahaya yang semula nya terang kembali redup membawa luka yang mendalam. Aku seseorang perempuan yang menyedihkan yang tidak mempunyai standar kebahagian, namun hal hal yang kecil saja Dapat membuat ku bahagia aku juga dapat membawa keberutungan bagi orang lain. Dibalik senyumku yang merekah terdapat banyak sekali luka yang mendalam, luka perihal keluarga, teman maupun pasangan semua luka itu menjadi satu yang membuat aku kualahan menghadapi itu semua, secara dari aku sendiri aku termasuk orang yang lemah yang hanya bisa mengeluh dan menangis. Semua luka itu masih aku simpan rapat rapat, dan tidak semudah itu melupakan semua luka yang pernah ada di diri aku. Dan inilah ceritaku yang menyimpan luka dan duka.

Seseorang gadis bersandar di headboard dengan kaki yang di luruskan dan tatapan yang sangat amat kosong.

Drrrt Drttt!!

Suara ponsel gadis itu berbunyi menandakkan ada yang menelpon nya, tangan nya perlahan mengambil sebuah ponsel yang berada di atas nakas lalu menggeser subuah tombol berwarna hijau ke samping

"liyaa?" panggil di sebrang sana

"lo dimana?? Tumben engga keluar rumah?" tanya di sebrang sana, yang tampak khawatir dari nada bicara nya.

"LIYA! LO DENGERKAN, JAWAB GUE!!" tegur lelaki itu, ia panik saat mendapati suara isakan dari sebrang sana, namun ia mencoba mengontrolkan ke khawatiran nya.

"lo nangis lagi??" tanya lelaki itu dengan nada yang lembut, ia tidak ingin karena ke khawatiran nya yang membuat gadis itu dapat ketakutan

"maaf arsen" lirih perempuan itu akhirnya membuka suara nya, suara nya bergetar hebat sekarang kaki nya ia naikkan dan memeluk kedua kaki nya itu

"liya engga papa kok arsen" jelas perempuan itu bohong, jika di tanya dia baik-baik saja, jawaban nya adalah tidak.

"bohong kan lo??" tebak lelaki itu. Ia sangat kenal dengan sikap perempuan itu. Sudah pasti gadis itu mempunyai masalah pasti akan menangis, karena gadis itu tak akan bisa menangung beban masalahnya sendiri

"mama, papa lo berantem lagi? Hm?" tanya lelaki itu. Namun perempuan itu masih tetap diam

Tanpa di duga Terdengar suara pecahan dari luar kamar nya lebih tepatnya berada di lantai bawah, perempuan itu pun lantas keluar dari kamar nya menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat.

Deg

Apa yang dia lihat adalah sebuah kenyataan. Seharusnya perempuan ini tidak keluar dari kamar nya, Perempuan itu tak menyangka menyaksikan kejadian ini berturut-turut setiap hari nya.

gadis itu pun mengumpat dibawah meja makan, ia sangat ketakutan dengan apa yang terjadi sekarang, apakah ini pertengkaran lebih hebat dari sebelumnya?? Biasanya pertengkaran kedua orang tua nya hanya mengadu celotehan saja, tapi apa sekarang??ini sangat parah.

"segitu nya kamu mas sama aku!?"

Plakk!

"kau sudah membuat ku marah Aulia!" bentak lelaki itu, wajah nya pun ikut memerah menandakan lelaki itu sangat marah, tangan nya pun terkepal sempurna, kata kata tajam ia selalu lontarkan umtuk perepmpuan yang berada di hadapanya.

Sekarang Gadis kecil itu meringkuk di bawah meja makan, mendengarkan kalimat demi kalimat yang terlontar dari kedua orang tua nya, Ia hanya menatap kosong kedepan, badan nya bergetar hebat hingga tangan nya pun dingin, Ia terus meramalkan kalimat ini "tolong liya, liya takut"

luka dan duka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang