"Kenapa lo ganti wallpaper ponsel gue, hah?!"
Cila menyengir lucu. "Maaf ya akak anteng, ndak boleh tau liat gambal kayak gitu, doca."
Kama berdecih pelan. Remaja itu menatap ponsel nya. Wallpaper layar kunci dan layar beranda ponsel nya diganti menjadi foto Cila dan gadis kecil itu sendiri yang mengganti nya.
"Lo gak punya hak ganti wallpaper ponsel gue. Emang nya lo siapa? Lo seenaknya ganti wallpaper ponsel gue, tanpa izin dari gue selaku pemilik ponsel itu." omel Kama.
Cila menatap Kama takjub. Rupanya Kama juga bisa berbicara panjang.
Ia kira Kama hanya bisa berbicara singkat saja. Ia jadi penasaran waktu Ileana mengandung Kama, wanita itu ngidam apa ya?
Kama ganteng sih, banget malah.
Suara nya juga menggoda, serak dan berat.
Tapi minus nya itu, Kama malas berbicara.
Padahal tinggal mengeluarkan suara saja.
Memang dasarnya Kama yang pemalas, yakan?
"Audah cih, agian foto Cila dicitu kan imut, lucu, cantik agi."
"Imut? Lucu? Cantik? Masih imutan babi daripada lo."
Kama langsung keluar dari kamar meninggalkan Cila yang shock mendengar ucapan pedas Kama.
"Yaampun, macih kecil omongan na pedec anget. Kok anak na Cabilu kayak cetan cemua ya?"
●●●●●
Cila kira Kama akan bersikap seperti biasa seusai omelan tadi siang. Tapi nyatanya, Kama hanya diam tanpa ingin berbicara dengan Cila bahkan menatap Cila pun enggan.
Kama persis seperti bocah yang ngambek karena tak dibelikan mainan oleh ibu nya.
Cila tak menyangka jika Kama juga bisa ngambek pada orang lain. Karena di chapter novel, Kama hanya bisa bersikap kekanak-kanakan di depan Ileana.
"Akak anteng, akak anteng alah ya cama Cila? Maapin Cila dong..."
Cila menggoyangkan lengan Kama yang lumayan kekar itu. Anak perempuan itu mendadak kesal karena Kama yang mengabaikan nya dan masih fokus pada buku pelajaran Matematika.
Cih, memang nya Matematika seasik itu ya sampai Kama melupakan sosok bidadari kecil yang berada di samping nya?
Dengan kesal, Cila menggigit lengan Kama. Herannya, tak ada ringisan yang keluar dari mulut remaja laki-laki itu. Bahkan Kama sama sekali tak terganggu dan masih fokus dengan buku Matematika nya.
"Akak anteng! Dengelin Cila gak cih? Pula pula ndak dengel ya? Awac loh budeg benelan."
Masih sama. Kama masih tak mempedulikan Cila. Bahkan dengan santai nya Kama membalik halaman buku dan membaca halaman berikut nya. Padahal sosok kecil di samping nya sudah merengut kesal dengan kedua tangan yang mengepal erat.
"Bodo ah! Cila ambek juga kalo gitu! Kita kemucuhan!"
Cila berbaring di kasur dan langsung menarik selimut menutupi seluruh tubuh nya.
Cila berharap boleh kan ya?
Cila berharap Kama akan membuka selimut nya lalu membujuk nya. Pasti Kama akan melakukan itu kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mania
Fantasy"Aku ingin dirimu, jadilah milikku untuk selamanya." ••• Jiwa Viona masuk ke dalam dunia novel milik sahabat nya. Ia masuk ke novel Sequel dari novel buatan sahabat nya. Namun, novel yang ia masuki belum lengkap seluruhnya bahkan hanya lengkap di ba...