8- I can't run away

1.1K 38 21
                                    

Mohon memberi vote nya!!






Ivanka

Tadinya kukira Krystal mau mengajak kemana, tapi saat dia berkata akan mengunjungi rumah Kaisar aku langsung merasa unmood. Jika akhirnya begini lebih baik aku tidur saja sepanjang hari dan bermimpi indah. Ketika Krystal memaksa untuk bersiap-siap, aku hanya memakai pakaian alakadarnya saja. Kupilih dress floral berdada rendah berwarna merah dan makeup tipis seadanya.

Saat dalam perjalanan aku hanya diam saja dan marah pada Krystal. Belum lagi Mahesa terus-terusan menghubungiku karena pesannya belum ada yang kubalas. Ha! Pria berotak gila itu paling hanya merindukan tubuhku saja. Padahal aku baru bertemu dengannya beberapa hari yang lalu, masa iya aku harus mengizinkannya menyentuh tubuhku lagi. Bisa-bisa aku pingsan bila dihajar terus olehnya, maka untuk berjaga-jaga aku selalu membawa pil kemanapun aku pergi.

"Muka lo asem banget van!" Krystal menatapku sekilas sambil menyetir mobil dan aku memutar mataku jengah.

"Lo kalau mau ketemuan sama cowok lo mending gak usah ajak gue ya!" Aku membalas matanya sengit.

"Ckckck gue sebagai sahabat yang baik gak mau kalau lo bosen di rumah terus! Paman lo bilang kalau udah 3 hari lo ngurung di kamar, dia kan takut kalau lo kenapa-kenapa...." mendengar penjelasannya kini aku tahu salah satu pembantu melapor kepada paman.

Karena kekayaanku yang melimpah maka aku memutuskan untuk tinggal sendiri terpisah dengan paman. Tentu saja ini bertujuan untuk menjaga privasi dan dengan memohon-mohon akhirnya paman mengizinkan aku tinggal terpisah dengannya. Tapi aku tidak menyangka meski tinggal terpisah aku tetap saja dimonitori olehnya. Untungnya saat aku bermain-main bersama para pria tidak pernah kubawa ke rumah cukup ke hotel atau tempat lainnya yang jauh dari jangkauan paman.

Namun yang aku khawatirkan paman tahu jika aku sering bermain-main dengan pria. Kalau dia tahu kelakuan bejatku bisa-bisa aku dipasung. Untungnya semua masih aman terkendali, yah lagipula akhir-akhir ini aku hampir tobat hanya saja gara-gara Mahesa aku kembali berada dalam kubangan maksiat.

Akhirnya dengan malas aku keluar mobil dan masuk ke rumah Kaisar. Yah pekerjaannya sebagai model tentu menghasilkan uang yang banyak tak heran ia membuat rumah mewah seperti ini. Apalagi Kaisar memiliki imej yang eksotis tentu saja banyak perempuan menjerit saat dia tampil di catwalk dengan memperlihatkan dada bidangnya yang membuatnya semakin banyak tawaran sebagai model. Tapi meski menjadi pujaan kaum hawa Kaisar masih setia pada Krystal dan hal itu patut diacungi jempol.

Saat kami berdua masuk ke rumah aku melihat ada pria lain menggunakan kemeja biru sedang duduk di sofa. Tepat saat pandangan kami beradu aku melebarkan mata. Ha! Bisa-bisanya aku ketemu dia lagi, mengapa dia ada dimana-mana sih?

"Krys Van kenalin ini Mahesa temen gue" Kaisar memperkenalkan Mahesa pada kami berdua dan Mahesa tersenyum penuh misteri padaku.

Dengan tak ada akhlaknya Kaisar malah menyeret Krystal ke kamar dan membuatku jengah. Mereka ini tidak tahu kondisi sama sekali, mereka menganggapku apa sih? Saat pikiran ingin memukul otak Kaisar dan Krystal supaya waras kembali aku melihat Mahesa ternyata memiliki luka di bibirnya.

Aku mengobatinya karena kasihan saja bukan bermaksud lain. Wajah tampannya menjadi babak belur tentu kurang elok dipandang kan? Maka aku mengobati luka di wajahnya semampuku tapi responnya selalu saja ke arah sana.

Oleh sebab itu saat dia hendak mencium aku menjauhkan wajahku dan segera membereskan kotak obat ini. Namun Mahesa selalu memiliki ide licik seperti sekarang ini, dia tahu dimana titik sensitifku dan dia menyentuhnya disana. Lagi-lagi aku hampir terbuai namun akal sehatku berpikir untuk tetap berpijak. Dengan sekuat tenaga aku melepaskan diri darinya dan lari secepat yang aku bisa ke toilet.

SituationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang