Nggak apa-apa Echa bisa kok Bu, dad pergi sendiri pakai angkutan umum.

Tapi Cha kamu kan nggak tau letak dan alamatnya dimana udah tunggu ibu sempat anterin kamu aja . Putus Nindy.

Cha jangan mellow gitu, ntar kalo gue cepat beres di kampus nya gue yang akan temanin lo makanya Lo ikut gue ke kampus aja biar ntar kita bisa langsung berangkat aja.

Beneran kak? Akh maksud aku apa nggak merepotkan kak Ken?

Nggak lah kali ini gue nemanin Lo besok-besok Lo yang nemanin gue ke makam mommy dan adek gue.

Ken kamu selesaikan aja urusan kamu dulu di kampus kalau masalah Echa biar Tante aja yang nemanin.

Nggak apa-apa Tan, aku bisa kok meluangkan waktu untuk nemanin Echa melepas kangen ke papanya , yang udah belasan tahun nggak ke makam nya. Balas Ken sarat akan sindiran untuk ibu sambungnya itu.
Tante kasih tau aja alamat nya dimana lanjut Ken.

Yang mendapat dukungan dari Carlo yang pastinya merasa senasib dengan Vanesha yaitu sama-sama kehilangan orang tersayang nya tapi berbeda dengan Vanesha yang kehilangan momen selama belasan tahun untuk berkunjung ke makam papanya, Ken justru hampir tiap Minggu pergi ziarah ke makam mommy dan adik perempuan nya tentu tidak sendiri melainkan bersama nya.
Carlo yang paling tahu rasanya sakit kehilangan seperti apa,dia saja sampai sekarang masih sering menangis kalau mengingat putri kecilnya harus beristirahat dibawah tanah dan sudah tidak bisa lagi dia temui dan hanya makam putrinya satu-satunya tempat untuknya melepas kangen. Begitu juga dengan Airin istri pertamanya bukan hal yang mudah untuknya meng ikhlaskan rasa kehilangan itu.

Nindy menatap tajam Echa karena merasa dipojokkan oleh suami dan anak sambungnya.

Ia Ken nanti Tante kasih alamat nya sama kamu sahutnya kemudian.

Jadi Lo gimana mau langsung ikut gue aja kan? Tanya Ken memastikan.

Tapi Echa bukan mahasiswa di kampus kak Ken, nanti apa kata teman-teman kak Ken.

Ngapain Lo harus mikirin itu, santai aja lagi, lagian kampus gitu,bukan sekolahan.

Ken, biarkan aja lagian kamu mau Vanesha di kerumuni teman-teman kamu nanti di kampus.

Ia sih dad, Daddy benar juga ntar yang ada Ken nggak bisa ngikutin kuliah karena bikin Echa dalam masalah.

Nggak gitu, kak Ken. Aku nggak mau ikut ke kampus bukan karena takut buat masalah tapi aku cuma takut kak Ken malu karena bawa aku. Sangkal Echa salah paham mengira kehadirannya akan merepotkan Ken dan mempermalukan Ken.

Ken dan Daddy nya saling lihat sambil tersenyum lucu karena gemas dengan kepolosan gadis itu.

Maksud gue nggak gitu Cha, gue cuma takut cowok-cowok dikampus ntar heboh karena liat Lo.

Lho kenapa gitu? Tanya Echa lagi tidak mengerti.

Cha.. Cha . Lo emang se polos itu ya sampai-sampai Nggak sadar potensi Lo, Lo tau di kampus gue tuh banyak buaya nya.

Lho.. kok bisa ? Bukan nya kak Ken jurusan tehnik kenapa dikampus kak Ken bisa ada buaya nya. Emangnya di jurusan teknik ada penangkaran buayanya? Tanya Echa lagi polos.yang kontan saja membuat Ken tertawa ngakak begitu juga dengan Carlo yang geleng-geleng kepala karena gemas dengan kepolosan Vanesha.
Sementara Nindy hanya memutar bola matanya kesal karena kelakuan Echa yang menurut nya lebay dan kampungan.

Udah otak Lo nggak nyampe ledek Ken. Pokoknya cewek kek Lo harus dijauhkan dulu dari kampus gue ataupun dari dunia luar karena sama sekali nggak aman buat kepolosan Lo. Lanjut Ken sambil mengacak rambut Echa.

Dan sikap Ken itu tidak luput dari pengamatan Carlo yang baru menyadari kedekatan anaknya dengan Vanesha yang sudah seakrab itu. Dan melihat nya ada perasaan yang menyusup dihatinya yang coba ditepis karena kesenjangan.

Bu, pelakor Itu Aku ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang