BPIA29

246 8 0
                                    

Happy reading 🫰

Begitu mobil berhenti Echa langsung melompat turun dari mobil Carlo menuju rumah masa kecilnya.
Rumah peninggalan mama papanya yang sudah tidak dia masuki selama 12 tahun.
Carlo yang tertinggal dibelakang cuma bisa mengikuti langkah gadis itu seraya mengamati pergerakan gadis itu. Yang dengan sigap langsung menekan handle pintu yang tentunya pintu itu terkunci dari dalam karena pasti si penghuni rumah akan mengantisipasi kedatangan seseorang yang tidak diharapkan masuk kedalam rumahnya.

Tidak putus harapan sekarang Echa malah mengetuk bahkan menggedor rumah itu dengan tidak sabaran.
Sikapnya itu benar-benar berbeda dengan sikap Echa yang biasanya lebih pasif.

Karena tidak ingin membuat keributan Carlo satu-satunya orang yang tadi menemani Echa akhirnya memilih untuk mengambil alih.
Dengan menekan bel yang terdapat dipintu yang terbuat dari kayu jati itu.

Hingga tidak lama kemudian seorang pekerja rumah tangga keluar. Dan menanyakan maksud dan tujuan Carlo dan Echa ke rumah majikannya itu.

Carlo secara rinci menjelaskan maksud dan tujuan mereka mendatangi rumah itu.
Tapi tentu saja pekerja rumah tangga itu tidak dapat mengizinkan mereka masuk tanpa izin dari majikan nya.

Tolong bik ini kartu nama saya, majikan anda juga mengenal saya ujar Carlo karena berharap PRT itu mau mengizinkan mereka masuk.
Carlo menatap Echa iba.
Gadis itu sekarang benar-benar memprihatinkan karena tidak berhenti menangis sedari tadi. Apalagi saat mengetahui kalau rumah peninggalan orang tuanya ternyata juga sudah berpindah tangan.

Tapi tuan...
ART itu belum sempat menyampaikan maksud nya majikannya muncul dari dalam menanyakan siapa yang datang bertamu.

Maaf nyonya tuan ini datang bersama nona cantik mau izin masuk dan memeriksa rumah.

Lho anda?

Ia tante masih ingat saya kan? Saya Carlo ujar Carlo mengingatkan pada orang tua pemilik rumah itu.
Satu Minggu yang lalu saya sudah datang kesini menemui anak tante. lanjut Carlo.

Ia. Anda... Perkataan orang tua itu terpotong kehadiran bik Ima yang datang dengan tergesa-gesa.
Rupanya tadi bik ima ditelpon Carlo dan menyuruh nya datang ke rumah itu. Karena memang bik ima sudah kembali dari desa 5 hari yang lalu setelah buleknya yang selama ini dijaga nya karena sakit sudah meninggal dari dua Minggu lalu.

Tante kenalkan, ini bik Ima orang yang dulu membantu menjaga rumah ini. Ujar Carlo menjelaskan.

Selamat siang nyonya sapa bik Ima ramah sambil matanya tidak luput dari Echa.
Mantan nona majikannya itu kelihatan begitu rapuh sekarang ini persis seperti dugaannya saat mendengar berita tentang kehadiran Dini tantenya Echa dari tuan Carlo tadi.

Hingga tanpa basa-basi lagi orang tua itu langsung menghampiri Echa dan memeluk Echa yang langsung menangis sesenggukan dipelukannya.

Ia benar tante ujar Carlo kepada wanita 60 tahunan ibu dari pemilik rumah itu.
Gadis ini Vanesha pemilik lama rumah ini. dia mau memeriksa beberapa peninggalan orang tuanya. Saya harap tante tidak keberatan dan mengizinkan untuk gadis ini masuk dan memeriksa gudang.

Ia tidak apa-apa nak Carlo masuk saja . Bik tolong temani nak Carlo dan gadis ini untuk memeriksa gudang. Ujar nyonya tua itu berbaik hati karena melihat keadaan Echa yang memprihatinkan apalagi nyonya itu juga sempat mendengar berita yang disampaikan Carlo beberapa Minggu lalu kepada anak dan menantunya. Yang mengatakan kalau rumah ini dijual secara sepihak oleh ibu tirinya Vanesha tanpa sepengetahuan Vanesha sebagai ahli waris.

Saya mau bicara dengan Tante biarlah vanes ditemani bibik sama bik Ima saja.

Oh ya tidak apa-apa. Ayo kita bicara diruang tamu saja balas nyonya itu.

Bu, pelakor Itu Aku ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang