Sebenarnya Tiara anak yang pintar dan tidak pernah meminta apapun seperti hal nya anak kecil merengek meminta barang pada orang tuanya, bahkan mainan nya yang hanya ia punya pemberian dari almh saja, tidak pernah membeli lagi.
Dia kini mulai beranjak kelas 2, di kenaikan kelas seperti biasa Tiara mendapat peringkat 1, tidak ada yang spesial karena seluruh keluarga nya sekarang tidak peduli akan hal itu.
Hari demi hari berlalu di sepanjang kelas 2 Tiara kecil masih selalu mendapatkan kekerasan dari ibunya, bahkan lebih kejam dari sebelumnya.
BUGHHH!
TRANKK!
BUGGHHH!
"DASAR ANAK GAK BERGUNA! SURUH BELAJAR AJA SUSAH LIAT NIH CARANYA GINI!" Teriak mama
"Ampun mah! Sakit mah" ucapnya menahan sakit
"Cepet kerjain yang bener, ini salah semua" teriaknya lagi
" ya mah hiks hiks" jawabnya
"Jadi anak jangan bodoh, lu gua sekolahin biar pinter, lu gak makan siang ini kalo pr belum kelar" ancamnya
"Hiks hiks hiks" isaknya Tiara
Dan benar saja pr sekolah belum kelar tapi makan siang sudah mulai berlalu, Tiara hanya menahan lapar, karena siang ini ayah nya tidak pulang, jadi dia tidak mendapatkan belahan dari sang ayah.
Setelah selesai mengerjakan pr dia ingin melanjutkan bermain sama teman temannya, akan tetapi teman temannya menjauhi karena takut dengan orang tua nya yang galak.
"Ngapain lu disini pulang!, makan mandi tidur!" Ucapnya
" i...ii...yaa mah" ucapnya terbata bata
Keesokan harinya, saat lah tiba ada seseorang yang datang ke rumah, ia mengaku sebagai istri dari teman nya ayah, mama pun menyambut nya dengan ramah.
"Assalamualaikum, maaf saya istri dari Hasan teman bapak Yayan, apa benar ini rumahnya?" Tanya nya bingung
"Waalaikumsalam, ya benar ini rumahnya, ibu dari mana ya" ucap mama terheran
" oh saya tadi abis dari PT suami saya nah kata bapak Yayan rumahnya gak jauh, saya sekalian mampir kesini" ucapnya ramah
" owh ya sudah silahkan masuk, kaa kaaa" panggil mama
"Apa mah" ucapnya
"Beliin teh botol ya 2 di warung mamang" ucap mama sambil ngasih uang
Tiara melihat perempuan itu seperti tidak suka dengan kalung yang mama pakai, dia bingung padahal baru kenal udah tidak suka saja.
Dia pun membeli minuman yang mama nya pesan, sepanjang jalan dia masih memikirkannya, heran.
" itu siapa ya cewe padahal mama aja tadi bingung org mana, tapi udh gak suka aja sama kalung yang di pakai mama" ucapnya sndiri
"Nih mah" ucapnya sambil memberikan minumannya
"Udah lama sama bapak Yayan?" Tanya nya
"Udah kok, katanya bapak Hasan mau naik jabatan ya" ucap mama
"Iya sebentar lagi katanya" ucapnya singkat
Tiara yang duduk persis di depannya kaget karna tiba tiba perempuan itu berubah drastis yang awalnya ramah, jadi judes.
"Silahkan di minum" ucap mama
"Iya makasih ngerepotin jadinya" ucapnya basa basi
" jauh rumahnya?" Tanya mama
"Oh gak kok Deket di Buaran rumahnya, emang belum mampir ya" ucap nya
"Belum tapi orangnya sering main kok sama suami saya" ucap mama
"Uhuk uhuk" batuk wanita itu
" kenapa Bu minumnya pelan pelan aja ya"ucap mama yg khawatir
" Tante beneran istri om Hasan?" Tanya Tiara
" i...i..iya dek, kenapa kamu nanya kayak gitu?" Ucap nya yang kaget
"Bukan soalnya aku pernah ketemu sama perempuan sama om Hasan juga pas aku lagi di ajak jalan sama ayah" ucapnya polos
Bak mati kutu perempuan itu pun tidak bisa berkata kata, sedetik kemudian mukanya berubah lagi.
"Oh mungkin itu adeknya om Hasan sayang" ucapnya lembut
"Yasudah saya hanya mampir sebentar, soalnya anak saya belum di jemput, maaf ngerepotin ya"ucapnya pamit
"Ehh gak mau makan dulu aja?, atau Istirahat dulu kasian di luar panar terik" ucap mama yang khawatir
"Gak ush Bu makasih ya saya pamit assalamualaikum"ucapnya terburu buru
Sebenarnya siapa perempuan tadi apakah dia menyamar jadi istri dari temannya ayah, atau memang istri nya?
Saksikan kelanjutannya nanti terima kasih
Jangan lupa vote dan komen kalau ada kesalahan ya
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA!
Fanfiction"aku gak mau cerai mas" ucap Tiara yg memohon "bagaimana aku bisa nikah sama org yg seperti mu, cari saja laki laki yg lebih dariku" jawabnya "aku akan mempertahankan ini bagaimana pun caranya, aku trauma mas!, seharusnya kau faham apa yg ku rasak...