Bagian 4

2K 95 1
                                    

Tente Wulan datang menghampiriku yang masih menyuci sayuran. "Nata sisa bahan makanan untuk acara bakar-bakarnya tolong ke meja luarin ya, Tante gak bisa bawa semuanya sekaligus nih." Tante Wulan mengambil sebagian piring dimeja untuk dibawa keluar akupun membawa sebagiannya lagi.

Saat ini kami akan mengadakan acara barbeque diluar, pada awalnya Tante Wulan memang hanya akan memasak makanan untuk makan malam bersama saja tanpa acara seperti ini tapi dia  merubah rencananya karena beberapa jam yang lalu Om widarja datang bersama keluarga kakaknya mereka membawa banyak sekali daging untuk barbeque, Yang datang bersama Om Widarja adalah Kakaknya Om Tomo dan Tante Darti berseta kedua anaknya yang seumuran dengan Mas Dewa namanya Mas Angga Dan Mbak Lia Mereka berencana ikut liburan bersama kami untuk beberapa hari kedepan dan akan ikut menginap di Vila ini juga. Aku tidak masalah akan hal itu tapi sepertinya Kyla tidak menyukai kehadiraan keluarga Om Tomo karena kalau aku boleh jujur keluarga mereka sedikit menyebal, dengan sikap Tante Darti yang tidak pernah bisa menjaga ucapannya.

Aku menaruh daging dan sosis dimeja panjang yang sudah berisi beberapa pemanggang yang disediakan oleh pengurus Vila. Mbak Ranti juga ikut membantu menata meja panjang ini. Sekarang semuanya sudah siap tinggal menunggu yang lain berkumpul. 

"Nata, Kyla kemana ya tadi ngajak main Askanya, ko gak keliatan?" 

"Tadi katanya Kyla mau ngajak Aska ke pantai, Mbak."

"Iya tadi Mama liat Kyla sama Dewa ajak Aska ke luar."

"Mas Surya kemana lagi, Mau aku suruh dia buat jemput Aska tapi pasti dia lagi tidur."

"Biar aku aja Mbak yang jemput Aska." Aku berinisiatif menawarkan diriku untuk menyusul Aska, sekalian aku juga ingin melihat pemandangan pantai disini, Kyla sebenarnya tadi mengajaku untuk ikut melihat sekitar tapi aku merasa tidak enak jika tidak membantu Tante Wulan dan Mbak Ranti, sedangkan keluarga Om Tomo sepertinya memang sangat cape setelah perjalanan yang lumyan jauh jadi mereka tidak keluar sama sekali dari kamar mereka. Kami semua berusaha memaklumi hal itu jadi aku merasa tidak enak jika tidak membantu.

"Iya suruh yang lain pulang juga, ini acara makan-makananya udah siap, tante juga mau ngasih tau yang lain disini, Ranti kamu juga bangunin Surya." Aku, Tante wulan dan Mbak Ranti kemudian pergi meninggalkan meja luar untuk membuat yang lain berkumpul.

Aku berjalan keluar dari area vila ini mengikuti jalan setapak menuju ke daerah pantai. Angin sore ini sangat sejuk dan pemangdangan disinipun sangat indah. Aku merasa senang bisa diajak liburan ke pantai ini. 

Tidak butuh waktu lama untuk berjalan sekarang aku sudah berada di area pantai, Pantai ini sepertinya memang khusus untuk orang-orang yang menyewa Resort disini jadi seperti pantai privat lagi yang lumayan sepi tapi aku masih melihat beberapa orang yang mungkin penguni resort sebelah. Mereka sepertinya sepasang suami istri yang sedang berlibur karena terlihat sangat romantis sekali duduk di bangku panjang mengobrol ringan sambil menikmati pemandangan laut dan langit yang mulai jinga.

Aku mengedarkan padanganku untuk mencari keberadaan Aska dan Kyla ternyata mereka sedang bermain di pinggir pantai yang cukup jauh dari tempatku berdiri saat ini, disana juga aku dapat melihat Mas Dewa yang sedang duduk di bangku berpayung yang memang tersedia banyak di pinggir pantai ini.

Aku mulai berjalan menuju ke arah mereka, sambil sesekali menikmati pemandangan dan angin pantai yang menenangkan. Setelah jarakku sudah mulai dekat dengan mereka aku dapat melihat Mas Dewa yang sedang duduk menatap ke arah Kyla dan Aska, Pemandangan saat ini begitu sangat indah menurutku, dimana aku dapat melihat sinar matahari yang keorenan menerpa wajah tampan milik Mas Dewa. Sepertinya aku sanggup melihat hal ini seumur hidupku, sungguh sangat damai dan menenangkan. Sampai aku lupa dengan tujuanku kesini karena terlalu asiknya mengagumi Mas Dewa.

Kamu akan menyukai ini

          

Aku dapat melihat kini Kyla melambaikan tangannya padaku, hal itu membuatku tersadar dari kekagumanku pada pesona Mas Dewa. "Nat ngapain bengong disitu? Sini liat deh banyak kepiting kecil lucu banget." Kyla berteriak padaku.

"Iya Ky, tapi aku kesini buat jemput Aska dia disuruh pulang, Kamu sama Mas Dewa juga pulang makan malemnya udah siap." Mas Dewa kini menatap diriku karena ucapan Kyla tadi sebelumnya dia mungkin tidak menyadari keberadaanku yang berada dibelakangnya sejak tadi.

Kyla kini sudah menuntun Aska untuk mendekat ke arahku yang kini sudah berada didekat tempat duduk Mas Dewa.

"Kita makan malemnya bareng keluarga mereka ya? Males banget gue, mending beli makan aja gak sih diluar." Kyla kini mendudukan dirinya kursi kosong dekat Mas Dewa dia terlihat sangat malas untuk kembali ke resort.

Kyla mengedarkan padangannya. " Tuh ada tempat makan kayanya enak." Kyla mengarahkan pandanganya kepada sebuah tempat makan seafood yang memang terlihat ramai.

"Aska juga mau makan disitu." Kini Aska juga ikut berkomtar ingin makan ditempat yang Kyla maksud.

"Kyla jangan kekanakan kaya gini, pulang makan dirumah. Mama udah nyiapin makanan buat kita masa kamu mau makan diluar." Mas Dewa menegur Kyla dengan suara tegasnya.

"Aska juga nanti aja kita makan disananya, di vila kita punya banyak makanan yang sama kaya gitu. Sekarang kita bersihin dulu kaki kamu, terus pulang." Mas Dewa memangku Aska menuju ke pancuran untuk cuci kaki yang ada di pantai ini. Sedangkan Kyla tanpa banyak berkomentar lagi ikut berjalan menuju keran itu untuk mencuci kakinya yang penuh dengan pasir. Sedangkan aku disini hanya diam dan mengikuti mereka untuk pulang.

Mas Dewa memang orangnya terlihat cuek, bebas dan santai tapi jika sudah dalam mode serius terkesan sangat menakutkan dan tidak bisa dibantah. Kyla yang biasanya sangat keras kepala dan suka mendebat entah kenapa jika berhubungan dengan Mas Dewa dia selalu nurut. Mungkin dia juga paham dengan sikap kakaknya yang satu ini, Mas dewa selalu tidak pernah main-main dengan semua ucapannya, sangat jauh berbeda dengan Mas Surya, dia memang yang terlihat sangat protektif selalu melarang Kyla ini itu, tapi Mas Surya masih bisa untuk dibujuk jika Kyla sedang menginginkan seusatu. Mas Surya masih terbilang tidak begitu tegas seperti Mas dewa.

Saat ini aku berjalan dibesebelah Kyla dibelakang Mas Dewa yang sedang memangku Aska yang terlihat sangat lelah setelah bermain seharian, Aska terlihat akan terlelap dalam gendongan Mas Dewa dan hal itu terlihat sangat lucu.

Selama berjalan Kyla menceritakan tadi dirinya melihat sebuah anak kepiting yang lucu bersama Aska dan menceritakan bahwa nanti malam akan ada festival kembang api dia mengajakku untuk ikut nanti malam aku hanya mengangguk menyetujuinnya dan sesekali menangapi ucapan Kyla yang terlihat antusias seprti anak kecil sampai ponsel milik Kyla berbunyai dia menyuruhku untuk pulang saja duluan bersama Mas dewa karerna dia akan mengangkatt telepon dari teman kantornya dulu. 

Mas Dewa yang tadi berhenti sebentar untuk menatap Kyla kini sudah melanjutkan jalannya kembali begitupun denganku jadi kami berjalan berdua bersama Raka dalam gendongannya menuju ke vila.

Kami kini berjalan bersampingan. Selama berjalan aku dapat melihat beberpa kali orang yang melewati Aku dan Mas Dewa melihat kearah kami dan meyapa kami dengan ramah, sebenarnya aku sedikit takut jika ada seseorang yang mengenali Mas Dewa dan membuat berita yang aneh-aneh tentang kita. Bayangkan saja kami berjalan berdua disore hari seperti ini dengan seorang anak yang berada dalam gendongan terlihat seperti sepasang suami istri yang sedang berlibur bersama anak mereka, jika menjadi berita mungkin akan heboh sekali. 

"Nata, tolong lepasin sendal Aska dong, kayanya mau lepas." Aku langung mengatap ke arah Aska yang sudah tertidur itu, benar saja sendalnya sudah hampir lepas dari kakinya yang tidak lagi bertenanga menahan sendal itu karena tertidur. Aku melepas kedua sendal milik Aska kami sempat berhenti sebentar. Saat aku akan kembali untuk berjalan aku tidak melihat Ada seseorang anak kecil yang menaiki sepeda dan hampir mengenaiku karena tadi berdiri cukup ketengah untung saja Mas Dewa mearik pinggangku dengan tanganya yang tidak mememgang Aska untuk merapat ke arahnya sehingga sepeda itu bisa melewati kami.

Shadow  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang