Chapter 21

1.5K 152 99
                                    

Hallo, sebelum membaca cerita ini alangkah baiknya kita berdoa untuk teman-teman kita yang sedang berjuang di Palestina. Kita di sini ngga bisa melakukan apa-apa selain berdoa semoga semuanya bisa berakhir baik, dan tidak menimbulkan banyak korban lagi, huhuhu dan semoga Palestina secepatnya bisa merdeka 🇵🇸

Happy reading ❤️





******


Dana sebesar 30.000.000 masuk ke rekening 757xxxxxxx 15/02/2023 06:30:30, Ket.:Jisoo vannesha punya gue.






Iya benar, Jisoo tidak salah membaca bahwa pesan itu memang untuknya. Gadis itupun hampir menjatuhkan ponselnya ke lantai. Berkali-kali matanya melebar tidak menyangka saat membaca pemberitahuan yang tertera pada ponselnya.

Semalam saat mereka melakukan panggilan sebelum tidur. Seokjin memang mengatakan akan bertanggung jawab untuk membiayai semua hidup Jisoo, mulai dari biaya kuliah yang hanya bayar separuhnya karena Jisoo mempunyai beasiswa hingga biaya kehidupannya sehari-hari, dengan syarat Jisoo harus berhenti bekerja mengingat saat ini hidupnya sangat terancam oleh om Jidi.

Mungkin bagi sebagian orang berpikir bahwa Jisoo adalah gadis yang sangat beruntung. Padahal kenyataannya Jisoo sangat tertekan dengan jumlah uang yang kekasihnya kirimkan. Hal itu membuat dirinya harus mengingat masa lalunya yang rela mengorbankan harga dirinya hanya untuk bertahan hidup.

Seokjin dan Jidi memang dua pria yang sangat berbeda. Tapi tetap saja Jisoo tidak ingin dikasihani, ia takut bahwa suatu saat nanti bantuan Seokjin pada hidupnya malah akan menjadi petaka untuknya, sama seperti yang pernah Jidi lakukan dulu.

Sehingga setelah selesai dengan kelasnya Jisoo sudah berada di sini. Di lapangan basket tempat Seokjin latihan bersama teman-temannya.

Ini pertama kalinya untuk Jisoo menghampiri Seokjin seorang diri di lapangan basket. Ia pun mengais napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari tempat duduk yang tidak mendapati banyak perhatian dari orang sekitar.

Kehadiran Jisoo memang tidak disadari oleh Seokjin, selain karena jaraknya yang begitu jauh, hari itu lapangan memang terlihat sangat ramai sekali, setiap tempat duduk hampir terisi oleh mahasiswi-mahasiswi cantik yang sedang mencuci mata. Bayangkan saja, gadis itu harus menyempil diantara kerumunan orang-orang asing yang membuat bulu roma nya naik.

Dari tempat duduknya, Jisoo tertawa kecil saat melihat Jimin dan Taehyung yang sedang menanggapi panggilan-panggilan genit yang membuat mahasiswi semakin betah untuk berlama-lama di lapangan.

"KAK JIMIN!!." Teriak seorang perempuan dengan lantang."GUE PUNYA PANTUN BUAT LO."

"Apa?."

"AGAR SILATURAHMI TIDAK TERPUTUS, MAUKAH KAU BERSAMAKU TERUS."

"BEJIRRRRRRRRRR." Respon setiap penonton yang ada di lapangan kompak, membuat Jimin tertawa sembari menepuk pundak teman yang ada disampingnya, Taehyung Agiandra.

"Gue juga punya pantun buat lo." Suara bariton Taehyung membuat pipi perempuan itu pun menjadi kemerahan.

"Apa kak?."

"PAK KUMIS BELI JAMU." Ucap Taehyung Agiandra.

"CAKEEEEEEEEP."

"SIAPA YANG MANIS? YA TENTU KAMU."

"RRRAUWWWRRRRRRRR."

Yoongi dan Seokjin menggelengkan kepalanya dengan senyum yang masih bertengger manis, kelakuan teman-temannya itu membuat mereka berdua merasa malu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PERIHAL RASA || JINSOOWhere stories live. Discover now