"Kak Sean tidak memperbolehkan ku untuk bertemu dengan First, karena ..."
Ucapan Sandi terhenti, sembari mengintip ekspresi wajah Tina, yang kini telah di buat penasaran oleh Sandi yang berhenti berbicara.
"Karena?... Karena apa? Ayo lanjutkan Sandi"
"Karena First sedang sakit..." Balas Sandi.
"Apa...!!" Teriak Tina terkejut.
"First sakit? Sakit apa dan... Kenapa, kau tidak di perbolehkan untuk bertemu dengan nya?" Tanya Tina yang kini telah terbenam dengan kekhawatiran.
"Kata kak Sean, First mengalami kecelakaan entah kecelakaan apa itu, dan bagaimana itu terjadi aku ... Aku benar-benar tidak tau, kata kak Sean, itu terjadi ketika mereka makan malam" terang sandi.
Perlahan, air mata Tina mulai mengaliri pipinya. Apapun yang terjadi, dia harus ke rumah First hari ini juga.
***
"Tina, apakah kau akan ke rumah First?" Tanya Sandi, ketika mereka sudah pulang sekolah.
"Iya... Bagaimana pun, aku benar-benar khawatir. Tak perduli apakah kak Sean akan melarang untuk menjenguk First ata tidak, aku akan tetap ke sana." Ucap Tina.
"Baiklah, kita pergi bersama-sama yah" balas sandi.
Kemudian, mereka berdua pun langsung menuju mobil mereka masing-masing, dan berkendara ke rumah keluarga Hernandez.
Akhirnya, mereka sampai di sana setelah beberapa saat berkendara.Kini, Tina dan juga sandi, sudah berada di depan pintu utama keluarga Hernandez.
Tina memencat bel pintu, dan seorang pelayan datang membukakan pintu untuk mereka."Selamat siang Bu... Kami berdua datang ke sini untuk menjenguk First"
ucap Tina, dia kini memegangi se keranjang buah-buahan yang dia dan Sandi beli tadi, sebelum ke sini.
"Oh, iya silahkan masuk Nona, tuan" ucap ART itu, sambil mempersilahkan Tina dan Sandi, untuk masuk ke dalam rumah.
"Siapa yang datang bi?" Seru seorang wanita paruh baya, yang kini sedang menuruni tangga.
"Ini nyonya, ada teman-teman nya Tuan muda First yang Mau jenguk tuan First" balas sang Art.
Ana, kini melirik Tina, dan sandi yang kini berada di depan pintu.
"Ya sudah, lanjutkan saja pekerjaan mu, biar aku yang mengantarkan mereka ke kamar First" ucap Ana.
"Baik nyona" kata sang pembantu itu, sebelum dia berlalu pergi.
"Hai... Tina, dan Sandi kan"
sapa Ana sambil tersenyum. Tentu saja dia mengenal Tina, dan sandi. Mereka adalah sahabat first sejak masih di sekolah dasar.
"Hai tante, Tante kapan datangnya?" Sapa Tina, sambil memeluk ibunya nya First.
"Baru saja kemarin sayang..." Balas Ana.
"Oh iya tante memang nya, First sakit apa?"
Tanya sandi, kini mereka bertiga sudah berada di dalam rumah, sedang menuju ke kamar First.
"Semalam, Sean tak sengaja menarik tangan First dengan kencang terus dia lepas begitu saja, First kaget, dan jatuh kepalanya terbentur di meja makan, dan ada luka kecil di kepalanya juga. Jadi kepalanya semalam sakit, itulah sebabnya Sean, tidak mengizinkan Sandi, untuk menemui First semalam" jelas Ana.
' mereka bertengkar, atau hanya sekedar bercanda saja?' batin Tina.
"First... Ini, ada Tina, dan Sandi" ujar Ana, sambil membuka pintu kamar First.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...