KEBUTUHAN BIOLOGIS

747 2 0
                                    

      "Iya, Tuan putri. Aku nggak akan pulang telat!" Canda Rei kepada istrinya yang masih saja nampak sangat marah kepadanya.

    Zenira akhirnya pulang bersama Tora dengan mobil antiknya, sesampainya di rumah Adelia dan Ramon sudah menunggu mereka berdua pulang dengan wajah cemas.

   "Kalian dari mana saja, Mami kira kalian lupa pulang!" Canda Adelia yang melihat Tora dan Adelia berhasil memarkirkan mobil di tempat yang sama.

    "Tadi dari cafe, tapi Rei ada tamu. Jadi aku langsung pulang saja!" Ujar Zenira dengan masih sedikit kesal kepada Rei menerima tamu wanita.

    "Temannya kali!" Goda Ramon mencoba menghilangkan cemburu di hati menantunya itu.

      "Suruhannya pak Kenzo, katanya?" Lanjut Tora mencoba menjelaskan.

     Zenira masih saja memasang wajah kesal baginya, siapa pun wanita yang dekat dengan Rei tetap saja berbahaya untuknya.

    "Jangan begitu, Rei anak yang baik kok!" Bela Ramon agar Zenira tak lagi marah.

    Melihat semua mendukung Rei, Zenira jadi sedikit lega.

   "Semoga saja dia sudah tidak nakal lagi, ya!" Gumam Zenira dan bergegas menuju ke kamarnya untuk mandi sore.

    Tora kemudian mengatakan apa yang di rasakan Zenira ini kepada Rei agar dia tidak kaget saat pulang nanti.

      Setiba di rumah karena sudah di beritahu Tora, Rei langsung naik untuk bertemu Zenira.

    "Kenapa?" Tanya Rei mesra menghampiri istrinya yang sejak tadi memasang wajah masam.

     Zenira nampak masih marah akan apa yang tadi dia lihat.

    Rei tersenyum dan memeluk istrinya dengan lembut.

    "Sudah jangan marah terus!" Goda Rei sambil mengulum mesra telinga Zenira.

    "Udah ah, geli!" Bisik Zenira manja berusaha melepaskan pelukan dari suaminya itu.

   "Tadi itu cuma orang suruhan saja, masa aku aneh-aneh!" Kata Rei lagi.

    Zenira tidak mau menjawab, dia hanya membiarkan suaminya itu menggigiti daun telinganya.

   "Masa masih marah!" Ujar Rei lagi.

   Zenira kemudian memeluk suaminya itu dengan lembut dan meminta Rei tidak nakal lagi seperti dulu.

   Rei yang paham Zenira tidak nyaman dengan pertemuannya dengan orang suruhan Kenzo itu meminta agar Zenira tak terlalu cemburu pada siapapun yang dia temui di kantor.

   "Aku cuma punya kamu!" Ujar Rei membuat Zenira tersenyum kembali.

    "Iya, udah. Mandi sana!" Bisik Zenira.

    Rei menarik tangan istrinya untuk ikut masuk ke dalam kamar mandi, Zenira tak menolak saat Rei perlahan membuatnya basah dengan air shower yang perlahan membasahi tubuhnya.

   Rei memeluk Zenira yang membuat Zenira tak bisa bergerak dalam pelukannya itu.

   "Buka, ya!" Bisik Rei lembut sambil membuka sehelai demi sehelai benang di tubuh Zenira.

   Mereka terus berpelukan hingga Rei mendudukkan istrinya itu di wastafel kamar mandi dan segera saja Rei bergerak bebas membuat Zenira tak tahan lagi.

    Zenira hanya bisa mendesah tak berdaya, sesekali dia menggenggam tangan Rei yang tak jauh dari wastafel.

    "Lagi!" Desah Zenira membiarkan Rei bebas bergerak.

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang