Happy reading!!
Tuk.
First menyimpan gelas minum untuk Mix yang tiba-tiba saja datang ke apartementnya saat ia dan Khaotung hendak berbicara diluar kamar.
Khaotung memperhatikan Mix yang terlihat canggung, mungkin Mix tidak tahu jika Khaotung akan datang karena tadi ia mengatakan pada Mix jika dia hari ini ada kelas pagi, Mix pun yang juga khawatir pada First memutuskan untuk memastikan keadaannya."Jika aku tahu kau datang lebih awal, aku tidak akan kesini."
Khaotung menganggukkan kepalanya mengerti. "Maafkan aku, aku pasti membuatmu khawatir tentang First."
"Tidak apa-apa, aku lega dia baik-baik saja." Mix mengatakannya sembari menoleh pada First, yang terlihat sama sama canggung karena tidak menyangka akan bertemu bertiga seperti ini.
"Aku akan langsung kembali ke kampus, View mungkin sedang menungguku." Khaotung lalu membawa tasnya yang sempat ia lempar ke sofa dekat Mix. Kemudian, Mix juga mengatakan hal yang sama. Utusannya di kampus belum selesai karena lebih memilih datang ke sini.
"Mau pergi bersama? Aku bawa mobil."
"Ah baiklah, terimakasih Phi."
Khaotung lalu menolehkan kepalanya pada First. "Jika kau ingin berbicara temui aku di klub Jun nanti."
"Em, aku mengerti."
Setelah itu, keduanya lalu pergi dari apartement First.
Terlihat sekali First yang menghela napas lega setelah lepas dari kecanggungan yang dia rasakan seorang diri, bagaimana bisa dia bertemu dengan Mix sesaat setelah mencurahkan semua kesedihannya pagi buta tadi, lalu juga di hadapkan dengan Khaotung yang mengatakan bahwa dia mengetahui rahasianya."Aku merasa semakin dekat dengan masalah," gumam First kemudian kembali pergi ke kamar untuk melanjutkan tidur, memang percuma juga dia pergi ke kampus.
.
.
.
Mobil tersebut terlihat sunyi, Mix yang memang pendiam dan Khaotung yang tak pandai cari pembahasan.
Tapi Khaotung penasaran dengan First yang mendatanginya sambil mabuk, jadi dia membuka pembicaraan dengan bertanya soal itu."Mungkin dia memiliki hari yang buruk?" Ujar Mix dengan pertanyaan kembali.
"Aku tidak tahu, dia selalu terlihat baik-baik saja."
Mix menganggukkan kepalanya, jika dilihat sekilas memang First terlihat seperti orang baik-baik saja. "Tapi, jika kau memperhatikannya lebih dalam, kau bisa menemukan jika dia penuh oleh kesedihan, hidupnya sangat mendung."
Mix terdengar lebih tahu soal First daripada dia, bahkan Khaotung merasa jika Jun tidak ada bandingannya dengan Mix soal First.
Khaotung pikir hubungan keduanya (First dan Mix) hanyalah kenalan biasa, tapi jika dipikir lagi sepertinya tidak.
Mix yang gay berteman dengan Jun dan First yang juga Gay, jadi Khaotung menyimpulkan jika First sudah Gay sejak awal.
Tapi, apa hubungannya dengan Mix? Apa yang membuat First dan Mix memiliki waktu untuk berbasa-basi belum lama ini padahal keduanya sering bertemu sejak First dan Khaotung datang sebagai mahasiswa baru."Ah, Phi. Aku sudah lama tak pernah melihatmu pergi ke klub Jun. Apa ada yang sedang kau kerjakan hingga tak memiliki waktu hangout?"
"Tidak, Earth memiliki banyak waktu libur beberapa Minggu ini jadi aku menghabiskan waktu dengannya. Aku berulang kali ingin membawanya ke klub, tapi katanya dia sedang tak mau keluar apartement. Nanti malam aku akan kesana, kau kerja tidak?"
Itu artinya View berbohong, Khaotung juga sebenarnya mempertanyakan darimana View mengetahui jika First adalah gay, apa mungkin dari pembicaraan tak sengaja Mix? Mengingat View yang dikata First pergi kesana kemari untuk memastikan identitasnya, Khaotung kemudian menyimpulkan jika hubungan Mix dan View renggang karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I Call It Love? [COMPLETED]
FanfictionFirst pikir dia tidak akan jatuh cinta pada Khaotung, dan Khaotung pun berpikir demikian.