❛17❛. 09.05-00.25. Rencana ♪

274 104 3
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Rencana terbesar adalah kebahagiaan.

Pukul 09.05.

"Akh," pekik Fexy saat seseorang menariknya memasuki kamar mandi, "apaansih," kesalnya saat mengetahui seseorang yang membawanya kesini.

Lyondes menatap Fexy dengan tatapan marah, "jadi lo? Cewek murahan yang rebut cowok gue?!"

Fexy menaikkan sebelah alisnya, "cowok lo?"

"Ck, dasar bitch," Sunny menatap remeh Fexy yang duduk diatas Closet yang tertutup.

"Gue? Atau lo?"

Plak

Fexy menolehkan wajahnya kesamping saat dengan sekuat tenaga Lyondes menamparnya, "sialan," desisnya.

Brak

Fexy menendang kaki Lyondes, "aws, sakit," Lyondes mengaduh kesakitan, dengan segala usaha ia mencoba berdiri dibantu kedua temannya.

Vesliny yang melihat itu hendak meraih rambut Fexy, namun dengan cekatan Fexy menyingkir dan menendang kaki Vesliny.

"Argh, sakit bangsat," pekik Vesliny menatap nyalang Fexy yang kini tersenyum remeh.

Fexy mengibas ngibaskan tangannya meremehkan, "lo mau juga?" tanya Fexy menunjuk Sunny dengan dagunya.

Sunny menggeleng panik, dengan segera ia menarik kedua temannya yang masih susah berjalan untuk keluar kamar mandi.

Fexy menggeleng, "lemah aja, sok sok an banget."

Fexy menuju wastafel, merapikan penampilannya lalu melangkahkan kakinya keluar kamar mandi.

"Hmm~," Fexy bersenandung kecil, seolah tidak terjadi masalah apa apa tadi.

"Aws," ringisnya saat seseorang tiba tiba menarik tangannya entah mau kemana.

"Oi, lepasin."

"GAVANO!"

"LEPASIN, GUE BILANG LEPASIN!"

Brak

Gavano mendorong Fexy kepembatas Roftoop, "sialan lo!"

Fexy menunduk takut, jujur saja ia takut melihat kemarahan seorang Gavano.

"Maksud lo ap? Hah? APA?!"

"Gue kenapa?" dengan segala keberanian Fexy mengangkat kepalanya untuk menatap Gavano yang menatapnya tajam.

Gavano melemah, ia memeluk tubuh Fexy erat, "lo jahat," dapat Fexy rasakan, Gavano menangis.

Fexy mengusap lembut punggung Gavano yang bergetar, "lo kenapa?"

Gavano menjauhkan tubuhnya, matanya memerah begitu pula hidungnya 'lucu' bantin Fexy menahan senyumnya.

Gavano menarik Fexy untuk duduk di Sofa, "lo, jauhin gue kan?"

Fexy menggeleng lalu mengangguk, menggeleng lagi dan mengangguk lagi hingga beberapa kali.

Gavano menaikkan alisnya, "napa lo? Sawan?"

Plak

Fexy menampar bibir Gavano gemas, "lo sawan!"

Gavano terkekeh membuat Fexy mendengus kesal.

You'll also like

          

1 detik

2 detik

3 detik

...

Beberapa waktu keduanya hanya diam, sesekali melirik satu sama lain.

Ekhem

Deheman Fexy membuat keduanya bertatapan, "sebenarnya lo mau apa?" tanya Fexy kembali kemode dinginnya.

"Lo-, em...- lo- hhh...,"

"Apaan sih lo? Gaje banget,"

Fexy bangkit dan hendak pergi namun dengan cepat Gavano menahannya, "gue, em-," Gavano menundukkan kepalanya seolah ketakutan.

Dengan gugup, Gavano menarik tangan Fexy membuat Fexy terjatuh dipangkuannya, "gue mau ngomong, tapi serius."

Fexy menepis tangan Gavano, bangkit kemudian melenggang pergi dari Roftoop.

"Sialan, kalau gak suka sama gue yaudah. Gosah bikin orang baper," Fexy mendumel tidak jelas selama perjalannya menuju kelas.

"DOR!..."

"BANGSAT!" Fexy menoleh dan menggeplak kepala Lisa yang mengejutkannya.

"Aw, sakit taik," aduh Lisa menatap memelas dengan mata berkaca kaca.

Fexy mendengus kesal, "Athe, urus besti poreper lo itu. Gedeg gue," Fexy lalu melanjutkan jalannya menuju kelas.

Krek

Fexy duduk di kursinya dengan kasar, mood nya tiba tiba hancur, "shit,"

"Ekhem, neng," seru Zorcio yang entah sejak kapan berada dibelakangnya, bersama teman temannya.

Fexy menaikkan sebelah alisnya, "hmm?"

"Dipanggil cowok lo," ujar Zorkio angkat bicara.

Keynardo menganga, "napa dia?" bisiknya pada Rivago yang juga menganga.

Rivago menggeleng, "bau baunya Kio, suka sama neneng Fexy nih."

Keynardo mengangguk menyetujui.

"Cepet, ditunggu diatap," ujar Zorkio lagi.

Fexy melenggang pergi meninggalkan ke empat cowok itu tanpa sepatah kata pun, "sialan emang," umpat Fexy menghentakkan kedua kakinya kesal.

Brak

Fexy membuka pintu dengan kasar, "apa lo?" tanya Fexy tidak santai dengan tatapan sinis.

Arvanzo tersenyum sinis, "sini," titahnya dengan penuh penekanan.

Fexy menaikkan sebelah alisnya, "kalau gue gak mau?"

Arvanzo mengubah ekspresinya menjadi datar, ia menggeram marah lalu berjalan mendekati Fexy yang menatap sinis dirinya, "gue paksa, sampai lo mau!"

Fexy memutar bola matanya malas, "gak mood gue," Fexy hendak membuka pintu tetapi ditahan Arvanzo," enggak sebelum lo nurut," ujarnya dengan senyum miring.

Fexy yang mulai jengah mendendang aset Arvanzo dan meninggalkan Arvanzo yang kesakitan, "dasar cowok bacot."

Pukul 15.10.

Fexy berjalan santai dikoridor, kelas sudah selesai dan saatnya ia menjalankan kewajibannya.

"Sini lo," Lyondes menarik tangannya menuju toilet wanita.

FEXZY (END)Where stories live. Discover now