Keesokan harinya, Saint sudah berangkat sekolah kembali. Senyum yang kemarin sempat hilang, kini terukir kembali di bibir Saint."Selamat pagi pak Prapto."
Sapa Saint ketika memasuki gerbang sekolah."Selamat pagi nong. Kemarin bapak tidak melihatmu sama sekali. Apa kau tidak masuk sekolah?"
"Huhuh. iya pak. Kemarin Saint ke rumah sakit."
"Untuk apa?"
"Ahh.. tidak papa pak. Saint masuk kelas dulu ya pak."
"Iya nong. Silahkan."
Saat hendak ingin masuk kelas, Saint melihat Perth dan Nana sedang mengobrol.
Saint terdiam dan matanya berlinang air mata menatap Perth.
Perth menyadari keberadaan Saint berteriak.
"Sainttt."
Teriak Perth sambil tersenyum dan melambaikan tangan.Saint tidak menjawab sapaan Perth, Saint malah berpaling dan berlari ke UKS.
"Saintt."
Gumam Perth yang merasa khawatir dan bingung.Pertg meninggalkan Nana dan berlari mengejar Saint.
Saint bersembunyi di UKS, airmata yang sempat ia tahan akhirnya tumpah juga, Saint menangis.
"Saint?" Panggil Perth.
"Saint, kamu dimana?"
Saint mencoba menahan suara tangisnya dan menutup mulutnya agar tak menegeluarkan suara di balik meja dekat dengan Perth berdiri.
"Aku yakin Saint tadi masuk sini. Saint. Keluarlah! Aku tau kamu di sini."
Teriak Perth."Saint, aku mohon keluarlah! Mengapa kau sembunyi dariku?"
Teriak Perth lagi.Namun tiba- tiba ponsel Perth berdering tanda pesan masuk.
Saint:
"Perth, kau dimana? Cepat masuk kelas. Sebentar lagi bel sekolah berbunyi.""Ahh.. ternyata dia di kelas."
Setelah membaca pesan tersebut, Perth langsung pergi menuju kelas, padahal Saint tepat berada di sampingnya.
Saint yang masih tetap di sana pun menangis.
Entah kenapa setiap ia menangis hidungnya selalu keluar darah."Kenapa? Kenapa kau harus datang?"
Tangis Saint semakin meluap- luap, namun dengan berusaha Saint tidak mengeluarkan suara.Perth pun sampai di pintu kelas dengan ngos-ngosan. Perth mengamati semuanya yang ada di dalam kelas, namun tak menemukan keberadaan Saint.
"Kim, dimana Saint?"
Tanya Perth dengan nafas yang masih belum teratur."Saint? Aku belum melihatnya sedari aku datang."
"Jeon?"
"Aku juga belum melihatnya Perth."
"Ada apa Perth?"
Tanya Min."Ahh.. tidak."
Perth pun pergi keluar kelas lagi untuk mencari Saint, namun tiba-tiba Saint datang dari kejauhan.
"Perthhhh."
Sapa Saint tersenyum berusaha menutupi kesedihannya saat melihat Perth.Perth yang melihat keberadaan Saint pun menghela nafas dan merasa lega.
"Ah.. Saint."
Perth berlari memeluk Saint.Saint terkejut karena tiba-tiba Perth memeluknya.