(33) KISAH KEMULIAAN SITI KHADIJAH

100 8 0
                                    

"Sebegitu mulia nya seorang Sayyidah Khadijah, sampai saat beliau sudah wafat pun Nabi masih menyebut-nyebut kebaikan nya."
—Hafiz Azzam Ardiansyah—

***

Sebuah ruang makan terasa begitu hangat dengan adanya keluarga besar yang mengisinya. Memiliki dua orang anak dengan dua orang cucu dan satu cicit membuat rumah tersebut semakin ramai. Si gemoy Zein sedang asyik-asyik nya belajar berbicara dan berjalan. Menyenangkan sekali mengajak anak itu bercanda.

"Ya ampun, Zein lucu banget sih kamu!" ucap Rizka semakin gemas dengan cucu dari kakaknya tersebut.

"Iya dong, liat bapaknya aja ganteng!" ujar Rizwan dengan bangganya.

"Iya, ganteng kalo diliat dari sedotan!" gurau Rizka.

"Kakak ganteng, tapi cuma menurut Kak Asma doang!" ejek Riana sembari mengambilkan nasi untuk Hafiz.

"Cukup, Mas?" tanya Riana lembut. Hafiz mengangguk pelan.

"Fiz, Mama sama Papa kamu belum bisa pulang?" tanya Rey dengan nada yang sangat ramah.

"Afwan, Pa. Belum bisa, karena ada beberapa urusan penting yang harus diselesaikan." jawab Hafiz dengan lancar.

Rey mengangguk mantap dan percaya akan semua ucapan Hafiz.  Rizka menatap Hafiz tajam. Entah kenapa ia merasa kurang cocok dengan suami dari keponakan nya ini.

"Jangan-jangan mereka emang nggak peduli sama pernikahan kalian? Atau malah kamu nggak ngomong ke mereka kalo kamu mau menikah sama Riana, dan kamu nggak dapet restu untuk menikah? Gitu?" tanya Rizka dengan nada mengintimidasi.

Hafiz menghela nafas pelan. "Alhamdulillah, dari pertama kali merencanakan mengkhitbah Riana, aku sudah mengabari Mama dan Papa. Dan, alhamdulillah mereka setuju dan merestui pilihan aku, Tan." jawab Hafiz dengan sopan.

"Alasan!" ketus Rizka.

"Rizka!" tegur Rey.

Riana hanya menatap Hafiz yang terlihat tetap tenang meski diintrogasi oleh Rizka di depan keluarga nya. "Tante nggak harus nanya seperti itu kok ke Mas Hafiz. Kesan nya seolah-olah Tante tuh kontra dengan pernikahan aku dan Mas Hafiz." tukas Riana.

Rizka menatap Riana heran. "Tante cuma nanya kok! Salah emang nya, kalo Tante pengen tau tentang keluarga suami kamu! Kalau misalnya ternyata dia bukan dari keluarga yang baik-baik gimana? Kalau misalnya dia nggak sebaik dan sepolos yang kamu liat?"

Riana menggeleng tidak percaya. "Tan--"

"Tante lebih suka kamu sama Naufal!"

"Rizka!" sentak Oma Risma. "Ini meja makan! Nggak seharusnya kalian bertengkar!"

"Maaf Oma," ucap Riana.

"Maaf, Ma." ucap Rizka.

Sedangkan Hafiz, pria itu masih terpaku dengan pikiran nya sendiri. Sebaik itu kah citra Naufal di depan keluarga Riana? Sampai-sampai disaat Riana sudah menikah dengan nya, Rizka masih saja menyebut-nyebut Naufal.

"Oh iya, Ma, Pa, besok Hafiz mau izin bawa Riana ke rumah baru kami." ucap Hafiz.

"Lho, kamu sudah beli rumah untuk kalian berdua?" tanya Rey kaget.

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang