Enam Belas

81 28 1
                                    


Pagi hari yang terang dan cerah di sinari oleh matahari Kay sudah berada di kelas deluan, dia pergi lebih awal karena mood nya hari ini sangat lah bagus.

Tak lama saat Kay sedang membaca buku, lalu Olivia datang kini dia orang kedua yang berada di kelas.

Olivia berjalan menulusuri kursi-kursi dan dia duduk di di kursi nya, saat Olivia sudah duduk meletakkan tas nya Kay memalingkan badan nya ke arah Olivia dan memanggil nya.

"Oliv" panggil Kay kepada Oliva.

"Olivia" panggil Kay lagi namun, Oliva tak menjawab dia hanya diam dengan muka yang tidak dapat di artikan.

Karna sudah beberapa kali Kay memanggil namun, tak di jawab oleh nya kay memutuskan untuk menghampiri Olivia ke sebelah kursi nya.

Saat Kay duduk di sebelah nya Olivia karena duduk mereka tidak jauh Kay di depan dan Olivia berada satu kursi di belakang kay namun, Olivia hanya diam tanpa respon sekali pun saat Kay menghampiri nya.

"Olivia kamu kenapa? Aku panggil kamu gak jawab aku" tanya Kay kepada Oliva

Olivia hanya diam beberapa saat kemudian dia mulai mengatakan sesuatu.

"Aku... Sebenarnya" kata Olivia ber patah-patah dengan nada pelan.

"Jadi gini dari yang kita ke air terjun itu aku selalu lihat kamu sama Cakra bersama, bukan itu aja kapan aja. Aku tau kok kalau dia begitu karena gevan tapi entah kenapa rasanya sakit saat lihat kalian berdua" ujar Olivia lalu dia kembali menutup matanya dan menghela nafas panjang.

Kay diam sejenak dia berpikir bahwa mungkin Olivia menyukai Cakra. Setalah Kay berpikir cukup singkat dia memutuskan untuk membantu Olivia dan Cakra dekat hingga mereka jadian.

"Tenang aja Olivia aku tau kok gimana kamu"

Tiba tiba Kay menepuk meja hingga membuat Olivia terkaget.

"Aku akan bantu kalian supaya lebih dekat dengan begitu Cakra bisa mengenal kamu lebih dalam" ucap Kay kepada Olivia dengan riang.

Olivia terharu dengan apa kata Kay dia memeluk Kay dan berkata.

"Makasih nya Kay, kamu emang baik"

"Sama sama, kita kan sahabat jadi ini yang bisa aku lakuin buat kamu" ucap Kay sambil membalas pelukan Olivia.

Mereka saling berpelukan cukup lama hingga mereka tak sadar bahwa Cakra datang masuk ke kelas dan melihat mereka saling berpelukan.

"Pagi pagi udah pelukan aja ada acara apa nih" ucap Cakra sambil tertawa pelan melihat kedua gadis itu saling berpelukan.

Saat mereka sadar awal nya Olivia nya malu-malu dengan kedatangan Cakra secara tiba tiba namun, Kay yang cerdik langsung menyuruh Cakra untuk duduk bersama mereka lalu Kay meminta izin untuk ke toilet dan meninggalkan Cakra dan Oliva berdua.

Kini mereka berdua meskipun Olivia terlihat' sedikit kesal dengan Kay namun, Kay tau dia tetap senang. Kay berjalan keluar pergi ke toilet saat baru saja dia berada di toilet dia di hampiri oleh Alyan dan teman nya.

Sudah cukup lama mereka tidak menggangu Kay, kini apa mau mereka. Alyan dan teman temannya menghampiri Kay.

"Mau apa kalian" ucap Kay yang waspada dengan Alyan.

Lalu tanpa basa-basi teman-teman Alyan memegang kedua tangan Kay.

"Apa-apaan ini lepasin gue" ucap Kay

Dengan rasa kesal Alyan memukul Kay, menjambak Kay dan melukai nya dengan benda tajam.

"Ini pembalasan ku atas semua perbuatan Cakra ke gue" ucap Alyan dan teman-temannya lalu mereka tertawa meninggalkan Kay dengan keadaan begitu.

Kay diam untuk waktu yang lama kemudian dia membenarkan diri nya dan membersihkan diri nya juga. Tapi karena baju yang kotor dengan bercak darah dia memutuskan untuk pergi ke UKS untuk membeli pakaian sekolah.

Kay berjalan menuju UKS membeli pakaian dan mengganti nya lalu Kay keluar kembali dari UKS dan berjalan namun, karena dia malas untuk ke kelas dia pergi ke taman yang berada di belakang sekolah.

Kay berjalan dengan perlahan menuju kursi yang berada di bawah pohon, Kay duduk di kursi itu menenangkan dirinya tapi mau bagaimana pun Kay memikirkan Gevan.

Jika ada Gevan saat ini dia pasti selalu bisa menghibur Kay, tiba tiba Kay merindukan pria itu, karna sekarang dia tidak bisa bergantung dengan Cakra lagi karena dia sudah berniat untuk mendekatkan Olivia dengan Cakra.

Sekarang apa pun masalah yang terjadi Kay harus bisa menghadapi nya tanpa Cakra tau jika itu terjadi mungkin itu bisa menganggu rencana untuk untuk membuat Olivia dan Cakra akrab.

Tiba-tiba saat Kay masih sedang memikirkan Gevan dan juga Cakra bel pelajaran telah berbunyi tanpa membuang waktu Kay bergegas masuk ke dalam kelas dan dia berencana saat pulang sekolah nanti dia akan pergi ke RS melihat keadaan Gevan.

- - -

Sekolah telah selesai kini semua murid telah pulang hanya tersisa Kay, Cakra dan Olivia. Kay sedang membereskan buku-bukunya ke dalam tas tak lama Cakra datang menghampiri nya untuk mengajak Kay pulang sama.

"Kay ayo pulang" ajak Cakra ke Kay.

Kay yang sedang membereskan buku-bukunya melihat ke arah Cakra lalu dia melihat Olivia yang sedang mendengarkan lagu.

"Duh cak, aku gk bisa aku ada les tambahan nih ada mau latihan basket" ucap Kay untuk menghindari ajakan Cakra.

Lalu Kay menyuruh Cakra untuk pulang bareng Olivia.

"Pulang bareng Oliva aja lu cak, kan satu jalan juga tuh sama mu".

Kay memanggil Olivia
"Olivia lu pulang bareng Cakra nya bisa kan, pulang bareng kalian".

Olivia yang bingung dan tersipu malu pun hanya diam dan mengangguk saja.

Tanpa berlama-lama Kay memakai tas nya dan pergi keluar kelas meninggalkan Olivia dan cakra bersama. Cakra hanya diam melihat Kay keluar kelas begitu saja tanpa berpikir banyak Cakra mendatangi Olivia.

Kay berjalan menuju lapangan basket dia emng berencana untuk bermain sebentar, Kay duduk di kursi dia berkata

"Aku harus lakukan ini sebisa mungkin aku menjauh dari Cakra untuk buat mereka akrab" Guman Kay pada diri nya. Dia berharap dengan dia menjauh dari cakra, Cakra bisa mulai akrab dengan Oliva karena yang Kay tahu mereka sama sekali tidak akrab atau bisa di bilang jarang berbicara.

Setelah Kay tersadar dari lamunannya dia mengganti baju nya dan mulai bermain basket. Saat dia akan menembak bola dia mendengar seperti suara Gevan memanggilnya karena tak fokus Kay terjatuh dan dia jatuh terlentang ke bawah dengan bola yang berguling.

Sedikit merasakan sakit karena terjatuh dia berkata pada dirinya

"Gevan?" Titah nya.

Entah apa yang di pikiran nya, Kay bergegas mengambil tas nya dan pergi dari lapangan basket tanpa mengganti baju dia berlari-lari hingga menelusuri jalan raya dengan berlari.

Ternyata Kay baru ingat bahwa dia ingin melihat Gevan mungkin itu yang membuat diri nya terbayang suara Gevan.


Gevan?.... Kapan lu sadar?
Aku kangen banget sama mu Van
Cepat sadar nya Aku selalu menunggu diri mu datang dan memanggil namaku.

- Kay Axelle

Kegelapan Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang