Hari ini entah kenapa sekolahnya pulang lebih cepat, para murid di pulangkan jam dua belas siang. Sepertinya guru-guru mau mengadakan rapat dadakan karena akhir-akhir ini bullying semakin mengerikan dikalangan para pelajar.
Galen berjalan santai menuju halte bus, hari ini Galen tidak membawa sepeda karena roda belakangnya sedikit kempes.
"GALEN!!!"
Telinga Galen berdering nyaring saat mendengar suara cempreng Gosan, karena demi apapun Gosan berteriak tepat di telinganya.
"Ck, bisa tuli aku lama-lama sahabatan sama kalian." Galen berucap ketus, wajahnya tambah cemberut saat melihat Gosan memasang wajah tidak bersalah.
Gosan dengan tidak tau malu berucap. "Tapi selama tiga tahun sahabatan sama aku kedua telinga kamu masih sehat walafiat tuh." Ucapnya.
Galen menghela napas kecil sekaligus lelah. "Kenapa? Mana tuh si Ehsan?" Galen bertanya, biasanya si kembar selalu bersama-sama namun tumben sekali sekarang terpisah.
"Dia lagi galau. Sekarang mending kamu bantu kita sebarin brosur." Gosan dengan cepat memberikan setumpuk brosur pada Galen. "Ayo sebarin sama-sama." Ajaknya.
"EHSAN! Ayo lah. Ini kan ide kamu , mau cepet ketemu nggak sih?!" Gosan mencak-mencak saat melihat Kakak kembarnya masih melamun.
Dengan malas Ehsan bangkit dari duduknya, di tangannya terlihat banyak sekali brosur...dua kali lipat dari milik Galen.
"Ayo, sebarinnya sekalian cari si kesayangan ya." Ehsan berucap lalu berdiri di samping kembarannya.
Seakan paham perasaan si Kakak Gosan pun dengan cepat merangkul pundak Ehsan lalu membisikkan kata-kata motivasi. "Gapapa, nanti ketemu kok." Bisiknya.
"Kamu tenang aja, aku udah effort banget buatin brosur semaleman cuma untuk kamu, Ehsan." Keduanya berjalan lebih dulu meninggal Galen yang sedang termenung sembari menatap selembar brosur dengan tatapan rumit.
Seakan merasakan jika tidak ada yang mengikutinya Gosan pun menoleh kebelakang. "Galen! Kenapa bengong? Ayo buruan sebarin brosur nya, lama ih!" Ucapnya menggebu.
Dengan langkah kecil dan ragu Galen mulai mengikuti si kembar dari belakang.
Jika ditanya apakah lelah bersahabat dengan Ehsan dan Gosan maka jawaban Galen hanya satu, yaitu tidak.
Galen mengikuti langkah kaki si kembar, mengekornya di belakang sambil tersenyum kecil. Meskipun keduanya sedikit prik namun Galen suka, tidak ada istilah musuhan diantara pertemanan mereka.
Bagi dirinya Ehsan dan Gosan adalah rumahnya, tempatnya singgah dikala sedang lelah.
Tempatnya melepas dan mencari tawa dikala kepedihan menghantamnya. Tingkah absurd si kembar selalu berhasil membuat Galen tertawa lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN [END]
FanfictionHanya sepenggal kisah Galen, perjuangan Galen mencari rumah tempatnya tinggal untuk melepas penat dan berkeluh kesah. "Mau pulang ke rumah tapi gak tau harus ke rumah yang mana." ** Copyright © 2023 purpelyb 📢 NOTE : FANFICTION ⚠️Dilarang plagiat...