Ketujuh belas

325 22 4
                                    

Begitu mudah menyakiti hatiku sampai kamu lupa jika akupun punya batas sabar

Jay dan jungwon saat ini berada di dalam mobil yaris merah yang tadi siang jay belikan untuk kesayangan nya. Mereka hanya duduk di dalam mobil tanpa melakukan apapun, mungkin maksudnya hanya ada jungwon yang memeluk manja suami tampan nya.

Tadi jungwon merengek untuk tidur di mobil, bagian mengidam aneh jungwon yang lain. Sudah seminggu ini sebenarnya jungwon selalu meminta tidur di dalam mobil dan jay terpaksa menuruti kemauan istrinya jika tidak mau mendengar tangisan jungwon.

Tangan jay terus mengusap lembut punggung istri mungilnya, menyanyikan beberapa bait lagu guna mengantar si istri cepat menuju alam mimpinya.

"What if we rewrite the stars? say you were made to be mine"

"Nothing could keep us apart you'll be the one I was meant to find"

"It's up to you, and it's up to me no one could say what we get to be so why don't we rewrite the stars?"

Jay menatap mata bulat istrinya yang juga tengah menatapnya, pria park itu tersenyum dan menunduk menyatukan kening mereka sebelum melanjutkan nyanyian nya

"And maybe the world could be ours, tonight"

Nyanyian jay berhenti kala merasakan air mata membasahi pipi merah jungwon, lelaki mungil itu semakin memeluk erat tubuhnya seolah takut kehilangan nya. Jay mencium kelopak mata itu dan menyapukan ibu jarinya untuk menghapus air mata jungwon.

"Kenapa menangis sayang? suara ku jelek ya? maaf.. aku tidak bisa bernyanyi"

Jungwon menggeleng cepat kemudian memendamkan wajahnya nya di ceruk leher suaminya, "No.. suara hyung bagus, hanya lagu nya saja membuat ku sedikit sensitif"

Suara sengau itu membuat jay tersenyum kecil, dia mengelus surai lembut jungwon menghantar rasa nyaman pada submisif cantik nya. "Jungwon, aku mencintaimu. Sangat"

Si submisif mengangguk samar, dia tidak membalas pernyataan cinta mendadak itu namun tangan nya meremat jemari suami nya kemudian menggenggamnya erat. Jungwon menggesek pipi gembil nya di kaki leher dominan nya membuat jay bergidik geli

Tangan jay refleks menjawil hidung kesayangan nya yang memerah, ibu hamil yang satu ini semakin hari semakin menggemaskan

"Hyung, mau permen", jungwon merengek membuat jay harus menunduk demi melihat wajah manis istrinya yang begitu lucu dengan mata berkaca kaca

"Mama nya adik bayi mau permen? kalau begitu kita harus membelinya dulu sayang"

"No hyungiee..! adik bayi mau permen yang lain, permen papa", istri cantiknya berbisik seduktif di depan wajah nya membuat jay mati matian menahan hasrat untuk memperkosa jungwon.

"A-apa? permen papa?"

Dia hanya berusaha memastikan pendengeran nya memang tidak salah. Bukan nya menjawab namun jemari mungil jungwon malah bermain main di belah bibir tipis jay, mengusap perlahan membuat jay memejamkan mata menikmati sentuhan kecil dari istri cantiknya

"Mau permen ini papa, mau emut bibir papa boleh?", dia menatap jay dengan mata berkaca kaca seolah siap melesakkan tangisnya jika mendapat penolakan dari jay

Jay sedikit terkejut, tersenyum kecil kemudian mengangguk mempersilahkan si mungil melakukan nya. Jungwon memekik senang, raut wajahnya berseri seri bak anak kecil yang berhasil mendapat permen nya

"Sebentar sayang", jay memindahkan jungwon untuk duduk di pangkuan nya, merengkuh pinggang ramping itu dan menatap wajah jungwon yang tersipu malu

"Hum.."

Pair Jantungku JAYWON [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang