Hengky and Andre

645 41 0
                                    

Sudah sangat akrab bukan dengan nama Andre dan Hengky, cowok yang selalu baku hantam ketika berpapasan, entah apa maksud mereka kita juga gak tau.

Saat malam hari, dimana Andre yang berjalan sendirian dari toko, di gang kecil ia di hadang preman, dia sejatinya anak SMA, meski ia pandai berkelahi, tapi ini bukan satu atau dua, ada 5 preman yang mengepungnya, depan 2 dan belakang 3.

"Anak orang kaya nih!" seru salah satu preman.

"Mau ngapain?" tanya Andre.

"Itu jamnya bagus, juga handphone nya!"

"Oh, mau ngerampok ya?" ucapnya.

Ia menjatuhkan barangnya itu yang bertanda ia akan berkelahi,  di awal ia mampu menangani semuanya, namun salah satu preman memukul kepalanya hingga berdarah.

Ia terjatuh dan terbentur dinding gang, "ah sialan," umpatnya sambil mengusap darah yang keluar dari dahinya.

"Heh tengil, jangan sok deh, di gituin aja tepar!"

"Bangsat lo pake kayu pea!" makinya dan langsung di hajar oleh preman itu,

Teriakan Andre bergema, rintihan dan erangan itu terasa menyakitkan, Hengky yang kebetulan rumahnya di dekat situ, ia mendengar suara Andre yang berteriak kesakitan itu.

Ia masih mengenakan seragam sekolah, yang berarti ia dari rumah Rion, ia sedang bermain PS bersama hingga malam tiba, "kaya denger orang teriak!" gumam Hengky yang hendak melewati jalan itu.

Lalu ia melihat seorang anak di pukuli habis-habisan oleh sekolompok preman, "Oiii ngapain lo hah?" teriak Hengky dari jauh.

Seketika preman itu berhenti dan Andre sudah babak belur tak berdaya di sana. "Oh keroyokan nihhh," melempar tasnya lalu berkelahi dengan preman-preman itu.

Hengky yang ahli bela diri, mampu menghajar preman itu, dengan sedikit luka memar di wajahnya, makin terkejut lagi ia melihat itu adalah Andre.

"Loh, Andre! Ndree bangun Ndree!"

"Hemmm!" jawabnya tak berdaya seolah ia sekarat.

Ia mengambil tasnya dan membawa Andre ke rumahnya, sesampainya ia di rumah, ia langsung membaringkan Andre di sofa, menghangatkan air untuk mengompres Andre.

Sambil membersihkan noda darah dan luka-luka di wajahnya. Pelan-pelan ia mengelus wajah Andre dengan lembut, "baru tau lu bisa kek gini Ndre!" simpati Hengky.

Ia naik ke atas untuk mengambil P3K. Saat ia turun Andre bangun dari pingsannya, "gue di mana?" ucap Andre pelan.
"Di rumah gue Ndre!" jawab Hengky.

Sontak Andre kaget dan berdiri "lah kok bisa?" nyolot. Hengky tak mengambil emosi, ia mendekati Andre perlahan dengan kotak P3K itu.

Memegang pundaknya lalu mengajaknya duduk "sini dulu, lukanya masih kebuka, takutnya infeksi!" ucapnya lembut dan Andre pun nurut..

Perlahan-lahan Hangky memperban kepala Andre, lalu beralih memasang plester di pipinya, berkali-kali Andre mencuri pandangan Hengky yang serius itu.

"Kok bisa terlibat sama mereka kenapa?" tanya Hengky.

"Hemmm, yah pas lewat aja mereka muncul, keknya mau ngerampok deh, jadiii gue lawan lah apa lagi!" Hengky tersenyum mendengar jawaban dari Andre.

"Napa?"

"Gak ada.."

Selesai memperban kepala Andre, kini berlanjut ke tangannya, yang penuh luka goresan, lalu Hengky menyuruhnya membuka baju.

"Buka baju lo!" pinta Hengky sambil memeras air hangat.

Seketika ia memegang erat-erat kancing bajunya, "dih cabul lu ya, kondisi gini masih aja cari kesempatan!"

"Dihh kotor banget pikiran lo! Buka aja cepet,"

"Gak ah,"

Hengky menatap tajam "lo yang buka apa gue yang paksa!" melihat Hengky serius ia pun nurut "iya iya, jangan sinis gitu napa!"
Satu per satu ia melepas kancing bajunya.

Tubuh yang putih itu terlihat, juga memar dan lebam di sekujur tubuhnya itu, perut sixpack itu sangat mencolok terlihat, pelan-pelan Hengky menempelkan kain sedikit basah di tubuh Andre yang memar.

"Arghhh! Pelan pelan aja Ky, uhhh!" erangnya.

"Iya iya, kek anak kecil aja lu!"

"Idihhhh!"

Karena tangan Andre yang di rasa masih lemas, Hengky dengan lapang dada menyuapinya, dan memberi obat penghilang nyerii.

"Ky, gue minta maaf ya ke elu, kalo gue tau lo sebaik ini gak akan gue mushin lo!" minta maaf ke Hengky.

"Heeeh, ada apa? Santai aja, kita sama kaya kucing tikus, gelud terus kalo ketemu, udah deh gausah di pikirin itu, yang penting lo sembuh dulu deh!"

"Makasih!"

"Oh ya Ndre, ini udah malem, lo di sini aja ya, takut ke begal lagi, nah lo kok bisa nyasar ke sini gimana?" tanya Hengky.

"Males aja bawa motor sendiri, pesen taxi online, eh pas mau pesen lagi kuota gue abis, kan taii!"

•••

Di rumah Keii, ia mengikuti penjelasan Aril, yang semakin lama semakin dalam, ia tau pasti setelah Aril menjelaskan, masih sama, ia tak memakai baju saat Belajar, gerah itulah alasannya.

Nada bicara Aril yang lembut dan santai, menghanyutkan Kei ke dalam danau yang dalam, bahkan saat ia marah pun nadanya kalem, tapi itu saat ia belajar, nanti di luar pelajaran ia kembali seperti anak setan...

Lalu Kei mengambil ponselnya dan berkata "ini Lo Ril?" tanya Kei lembut sambil menunjukkan ponselnya.

Aril yang melihat itu mengiyakannya, baru kali ini ia mendengar Kei memujinya "cantik banget lo pake baju gini, apalagi boneka lo gemesin!" puji Kei sambil tersenyum saat melihat ponselnya.

"Haha, bisa ae! Kalo bisa jangan cantik, saya cowok" malu

Malam semakin larut, tuan Willson menyuruh Aril agar nginap di rumahnya, lagi pula ada kamar kosong untuknya, "nanti nginep aja ya, takut ada apa-apa, udah malem," pinta tuan Willson.

"Eh, ituuu-"

"Ya pah, nanti bisa tidur sama Kei kok!" sahutnya yang membuat Aril tersenyum paksa.

"Boleh Tuh!" ayahnya memberi jempol.

Seingkatnya mereka berdua bobo bareng, Aril yang tak pernah tidur berdua harus bolak-balik badan sampe 100×.
"Ngapain Arill?" tanya Kei.

"Ga bisa tidur!" rengeknya.

Tak ada hujan, badai, angin, ribut Kei menawarkan diri, "mau di bacaiin cerita?" ucapnya.

"Hah boleh-boleh," girang dan memposisikan diri, cerita alam semesta, merasa Ia belum pernah mendengarkan itu, ia bersemangat untuk mendengarnya.

Setelah itu Aril tertidur, "hemh, manis banget sih lo Ril, entah kenapa gue bully anak sebaik lo!" gumam Kei lirih.

•••

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang