Hari dimana sudah telah direncanakan untuk liburan bersama. Jam menunjukkan pukul 05.00 pagi. Adara dan yang lainnya berangkat jam 04.00 subuh tadi karena mereka ingin pagi sampai di vila puncak. Adara merasa khawatir, dirinya belum berpamitan dengan Arkana karena dia masih tertidur pulas tadi.
"Wajah lo kenapa Dar? Khawatir gitu?" Rahsya yang duduk dibelakang Sandrina merasa heran dengan tingkah adek nya itu yang tidak nyaman.
"Gue belom pamitan sama Kana. Gue takut dia nyariin gue dan repotin Papa sama Mama dirumah" jawab Adara.
"Gak bakalan kok, udah lo tenang aja. Kana udah besar, dia pasti tau kalau Bundanya itu butuh refresing dan gak harus ngurusin dia terus"
"Ngomong lo ngelantur! Dia masih anak kecil, umurnya masih 5 tahun mana ngerti refresing!"
"Udah lo tenang aja Dar, Kana pasti gak akan ngerengek disana kok" Gibran berusaha menenangkan Adara.
"Sayang berapa lama lagi nyampe ke vila kamu?" Naura sudah merasa capek duduk di kursi mobil yang udah mereka sewa untuk tiga hari kedepan.
"Setengah jam lagi sayang" jawab Rahsya.
"Aku capek tau duduk terus, dari tadi gak mampir di warung warung jalan buat istirahat"
"Udah lah Nau gak usah mampir ke warung warung deh. Gue mau cepet cepet nyampek ke vila biar gue bisa leluasa dan gak jadi nyamuk gini!" Violeta protes, karna hanya dirinya lah yang gak ada pasangannya.
"Udah tau gini tadi gue gak ikut deh!" lanjut Violeta.
"Emang si Irsyad gak pulang?" tanya Naura.
"Gak tau deh kapan. Udah gue bujuk biar pulang kemaren supaya gue ada temennya, eh dia bilang mau pulang besok lusa!" kesel Violeta.
"Udah sabar, nanti pas sampe vila gue jamin kesel lo bakal ilang kok" ucap Adara.
"Mangkanya punya pacar itu bilangin, jangan kerja di luar kota biar gak jauh dari lo" ledek Rahsya.
"Dih sok sok-an ngomong gitu sama gue. Nih kemaren aja lo ldr-an kan sama Naura"
"Tapi kan cuma bentar, lah elo hampir satu tahun" Rahsya meledek Violeta hingga membuat dia kesal.
"Rahsya iiihhhh!!!!" Rengek Violeta yang ingin memukul Rahsya namun ditahan oleh Naura.
"Udah udah napa jangan berantem terus" lerai Naura.
"Tunangan lo tuh duluan!" ujar Violeta.
Adara dan Gibran hanya menggelengkan kepala saja mendengar pertengkaran dibelakangnya itu. Sesekali Gibran melihat kearah wajah Adara yang fokus menatap keluar mobil melihat lihat pemandangan puncak yang sangat indah itu.
Gibran mengambil cemilan yang ia bawa tadi dari rumah dan membukanya. "Emm Dar, lo mau cemilan?"
Adara menoleh dan melihat cemilan itu, belum sempat Adara menjawab satu tangan dari arah belakang sudah masuk terlebih dahulu kedalam bungkusan cemilan itu.
"Mau dong" siapa lagi kalau bukan Rahsya.
Adara menepis tangan sang Kakak. "Ishh! Dia nawarin buat gue kenapa malah lo yang nyomot duluan"
"Cuma mau minta sedikit" ucap Rahsya dengan raut wajah yang sedih, agar diberi oleh Gibran dan Adara.
"Nih ambil lo aja" Gibran memberikan cemilan tadi kepada Rahsya. "Gue masih banyak kok"
Dengan gembira Rahsya menerima cemilan itu dan memakannya bersama Naura.
Selama perjalanan tak ada yang bisa mereka lakukan. Mereka hanya melakukan kesibukan mereka masing masing seperti tidur, main handphone, selfi, makan cemilan dan banyak aktivitas yang mereka lakukan agar tidak bosan didalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]
General FictionAdara Elgantara Prayoga, seorang singgle mom yang menjadi Ibu sekaligus sebagai Ayah untuk anak semata wayangnya. Dia beruntung memiliki keluarga yang terus membantunya membesarkan anaknya hingga dia besar kini. Trauma akan kehilangan terus menghan...