Chapter 6

2 0 0
                                    



***

Selamat menikmati karya yang belum seberapa.

***

Akan aku deskripsikan bagaimana kamu dalam versiku.

Tulisan ini akan banyak dramatisnya, jadi kalau aku boleh kasih saran lebih baik sediakan kantong plastik biar nanti ketika kamu sedang membacanya dan ingin muntah kamu sudah siap. Aku tidak terlalu pandai mendeskripsikan seseorang, tapi untuk kamu akan aku coba deskripsikan sebisaku ya.
Pertemuan itu tidak ada yang disengaja maupun kebetulan, aku percaya memang sudah ada garis takdirnya kalau aku dan kamu harus bertemu.  Melihatmu untuk pertama kali entah kenapa rasanya aneh sekali, ada hal yang belum pernah aku rasain sebelumnya tapi aku tidak tahu itu apa. Kamu menarik, padahal namamu saja aku tidak ingat, tapi isi kepalaku berisik sekali menyuruhku untuk segera mencari tahu tentangmu.
Lalu, pertemuan-pertemuan kita selanjutnya sebenarnya biasa saja tidak ada yang menarik. Aku sudah tahu namamu, aku sudah sedikit tahu tentang kamu, bahkan aku tahu pemilikmu. Tapi hebatnya, setelah aku tahu bahwa kamu sudah ada pemiliknya, rasa itu tetap ada. Awalnya aku selalu menganggap ini sebagai rasa kagum atas visualisasimu yang indah bagiku, aku menyangkal segala rasa dan kemungkinan-kemungkinan
lain karena aku takut, aku takut semakin jauh itu akan menyakiti diriku sendiri. Namun ternyata, aku tetap baik-baik saja. Tidak pernah ada dalam pikiranku untuk bisa memilikimu, aku tidak akan mau menghancurkan dongeng oranglain hanya untuk membangun dongengku sendiri.
Aku senang saat pertama kalinya kamu membuka obrolan, kamu harus tahu menahan rasa salah tingkah itu tidak enak sekali tuan, jadi tolong kerja samanya untuk tidak banyak menatap. Pertama kali aku lihat senyum yang membuat runtuh seluruh isi kepalaku, dan kamu tidak ada tanggung jawabnya!
Aku sudah selalu mencoba menjauh, aku mencoba untuk tidak begitu peduli akan hadirmu, aku sudah mencoba membuka hati untuk manusia lain, sempat berhasil tapi semuanya akan selalu runtuh lagi ketika lihat senyum kamu. Sepertinya aku harus berterimakasih kepada ibumu, karena sudah melahirkan sosok laki-laki baik hati dengan senyum seteduh itu. Percayalah mas, senyummu indah sekali.
Maaf ya, akhirnya setelah 7 bulan lamanya rasaku ketahuan atau lebih tepatnya aku sendiri yang mencoba untuk memberitahumu. Sebenarnya aku tidak ingin kamu tahu, karena terkadang jika kita menyukai seseorang dan orang itu tahu, biasanya mereka akan mencoba menjaga jarak dan jujur aku tidak mau. Aku masih ingin ngobrol segala hal random sama kamu, aku masih ingin melihat senyum kamu dari dekat, aku ingin dengar ketawamu, aku masih ingin dengar khasnya langkah kakimu ketika menujuku.
Dan terakhir, kamu harus tahu bahwa seindah itu kamu bagiku. Terimakasih ya, karena dari milyaran manusia di dunia ini, aku bisa menemukanmu. Semoga di kehidupan selanjutnya, pemilikmu adalah aku.

Tangerang, 26 Oktober 2023

( aleumdaun na-bi )

Tentang Kembaran LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang