Yang Menabur, Yang Menuai

561 35 2
                                    

Halo, Selamat ber-Sabtu malam~

***

Persidangan kasus penganiayaan dan pengancaman Elgio sudah selesai digelar. Gamila sudah mendapat vonis. Sayangnya, vonis untuk Gamila kurang memuaskan keluarga Gian. Gamila hanya mendapat hukuman 1,5 tahun penjara.

Proses hukum penganiayaan Elgio cukup banyak dramanya. Tentu saja drama itu datang dari Gamila. Sejak awal hingga akhir ada saja yang terjadi. Gamila yang dijemput paksa karena tidak memenuhi panggilan ketika surat kedua dilayangkan hingga dia ditetapkan bersalah. Ketika sidang Gamila juga membuat ulah. Perempuan itu tidak mau menjawab jujur, meski pada akhirnya kebohongan itu terbongkar.

Kasus penganiayaan Elgio sempat viral. Kedatangan Gian ke pengadilan sempat tertangkap kamera pemburu berita. Tindak-tanduk Gian yang seorang pengusaha sukses tentu menjadi sorotan. Berita tentangnya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Gian pun sempat membuat klarifikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Pemberitaan itu pun membuka borok Gamila yang lain. Sejumlah perempuan sosialita berbondong-bondong melaporkan Gamila dengan tuduhan menjual berlian palsu. Gamila pun sekarang sedang menghadapi sidang kasus penipuan tersebut.

Tidak sampai di situ. Skandal dugaan perselingkuhannya dengan seorang pejabat daerah merebak. Foto-foto mesra Gamila dengan lelaki paruh baya itu tersebar di media sosial. Entah kebenarannya bagaimana karena foto yang beredar tidak cukup jelas memperlihatkan wajah pejabat tersebut.

Pada akhirnya siapa yang menabur, dia akan menuai. Jika yang ditaburkan adalah bibit keburukan, maka yang akan dituai adalah buah keburukan. Begitu sebaliknya. Karena belum pernah terjadi di dunia ini orang yang menabur benih buah jeruk, tumbuhnya buah mengkudu.

***

"Kamu udah tahu hukuman si Perempuan Sinting itu akhirnya berapa, Gi?"

Gian yang hendak menyeruput teh hangatnya terpaksa menunda. "Belum ada putusan, Ma. Baru dua kali sidang. Paling juga perempuan itu banyak drama kayak di kasusnya El."

Mala yang tengah mengupas jeruk mendengkus. Mendengar jawaban sang anak membuat ingatan Mala tertuju pada setiap persidangan yang dihadirinya.

"Tapi prediksi Gian bakal lama, sih, Ma. Apalagi korbannya nambah lagi. Nggak akan ada yang menjamin dia. Meskipun benar dia jadi simpanan pejabat," imbuh Gian.

"Iya, lah. Pejabatnya takut ketahuan," sahut ibunda Gian judes.

Tidak bisa dimungkiri apa yang terjadi pada Gamila itu sedikit mengobati sakit hati keluarga Gian. Mereka senang jika Gamila mendapatkan balasan setimpal atas apa yang diperbuat. Hukuman ringan Gamila di kasus penganiayaan Elgio tentu akan ditambah hukuman dari kasus penipuan yang dilakukannya. Bukan bermaksud jahat, tetapi apa yang dipikirkan dan dirasakan keluarga Gian itu manusiawi.

"Gi, Mama mau tanya sesuatu." Ekspresi Mala berubah. Ia yang semula tampak kesal kini terlihat penasaran.

Wajah tampan Gian pun dihiasi penasaran. "Tanya apa, Ma? Kok pake intro dulu cuma mau nanya aja."

"Soalnya yang mau Mama tanyain itu topiknya sensitif."

Lipatan di kening Gian semakin banyak. Dia jadi menerka-nerka topik sensitif apa yang akan sang ibu tanyakan. Pasalnya, ibu Gian itu kadang kala bersikap random.

"Kamu ... putus sama Diara?" tanya Mala hati-hati.

Seketika Gian tergemap. Memang sampai detik ini Gian belum mengatakan secara gamblang kalau dirinya tak lagi bersama Diara. Namun, ketidakmunculan Diara pasti membuat keluarganya sudah dapat menyimpulkan sesuatu. Mereka juga pasti bisa membaca kegalauannya.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang