Mata Minjeong terbelalak melihat seseorang dengan postur tubuh yang hampir mirip dengan Kim Namjoon kakaknya, akan tetapi Minjeong mengabaikan apa yang ia lihat, dia segera membawa Beomgyu pergi dari sana.
Di perjalanan Minjeong melihat Beomgyu berjalan begitu lemas.
"Hei, Beomgyu! Kau baik-baik saja?" tanya Minjeong.
Beomgyu hanya menoleh sedikit lalu mengangguk pelan.
"Mau ku antar pulang?" Tawaran dari Minjeong ditolak oleh Beomgyu.
Ia dengan cepat menggelengkan kepalanya, entah mengapa Minjeong merasa khawatir dengan keadaan Beomgyu yang lemas.
"Tidak usah, aku masih ingat jalan ke rumah ku." Dengan raut wajah lesu Beomgyu berjalan meninggalkan Minjeong disana.
"Baiklah, hati-hati di jalan!" ujar Minjeong.
Beomgyu hanya mengacungkan jempolnya sambil berjalan menyebrangi jalan raya yang tidak terlalu ramai, Minjeong memperhatikan Beomgyu yang berjalan semakin menjauh lalu masuk ke dalam caffenya.
Keesokan harinya, sinar matahari pagi membuat Minjeong terbangun. Ia beranjak dari ranjangnya lalu pergi mandi, saat menggosok gigi ia merasa pusing dan telinganya berdengung Minjeong terdiam menutup matanya sejenak, lalu membersihkan dirinya dan keluar dari kamar mandi. Minjeong sedikit terkejut melihat jam yang menunjukan pukul 10.15 jarang sekali ia terbangun sesiang ini, ia langsung bergegas turun ke bawah menuju caffe. Saat ia menuruni tangga sembari mengikat rambutnya, Minjeong melihat Beomgyu sedang duduk di meja tempat biasa ia tempati disana sambil meminum secangkir kopi dengan tatapan keluar jendela.
Mata Minjeong sedikit menyipit ketika ia melihat Beomgyu, ia berjalan perlahan menuju kakaknya yang berada di tempat kasir dengan tatapannya yang tidak lepas dari Beomgyu yang sedang duduk disana. Namjoon hendak menyapa adiknya ketika ia melihat adiknya turun dari tangga, tapi Namjoon terhenti saat adiknya yang turun dari tangga langsung terpaku melihat Beomgyu. Namjoon tidak menghiraukannya dan lanjut melayani pelanggan yang ada di depannya,
Sementara Minjeong terus berjalan ke arah kakaknya dengan matanya yang tidak lepas dari Beomgyu, hingga akhirnya ia menabrak kakaknya sendiri. Hampir saja uang yang di pegang Namjoon jatuh saat akan memberikan kembalian kepada pelanggan, "Maaf, ini kembaliannya."Namjoon kebingungan melihat Minjeong yang malah melihat ke arah Beomgyu, ia melihat pada Beomgyu yang sedang duduk menatap keluar jendela lalu melihat ke arah adiknya, terus seperti itu sampai akhirnya ia berhenti lalu bertanya pada adiknya, "Kau ini kenapa? Apa kau menabrak kakakmu sampai ke bahu jalan sana?"
Minjeong sedikit terkejut dengan pertanyaan dari kakaknya itu, ia mengalihkan pandangannya lalu mengambil kain lap dan pergi membersihkan barang-barang yang ada di belakangnya. Alis kakaknya itu mengernyit melihat tingkah aneh dari adiknya itu, melihatnya seperti itu ia melanjutkan pekerjaannya dan tidak menghiraukan adiknya.
Beomgyu melihat Minjeong yang sedang membersihkan gelas berteriak memanggil namanya yang mana membuat semua orang melihat kearahnya, Minjeong menekan rasa malunya lalu berjalan ke arah Beomgyu yang tersenyum lebar dan tangannya yang terus melambai ke arahnya tanpa henti.
"Ada apa?" Minjeong melihat tangan Beomgyu yang masih melambaikan tangannya sendiri padahal ia sudah ada di hadapannya,
"Aku sudah disini, turunkan tanganmu sekarang!"Beomgyu menurunkan tangannya lalu bertanya pada Minjeong, "Apa kau baik-baik saja?"
Minjeong menatap Beomgyu dengan tatapan malas, "Kau berteriak hanya untuk bertanya aku baik-baik saja? Lihat saja sendiri! Aku masih berjalan, masih bekerja, dari mana yang kau lihat bahwa aku tidak baik-baik saja?"
"Ya, aku hanya bertanya. Apa itu salah?" Beomgyu menyilangkan kakinya dan melipat kedua tangannya dengan tatapannya yang membuat Minjeong sedikit kesal.
"Basi!" Jawaban singkat dari Minjeong membuat Beomgyu merubah posisi duduknya lalu menatap pada Minjeong dengan tatapan memelas.
"Chk, ada apa? Kau mau apa? Katakan!" Tanya Minjeong.
"Ayo kita melihat ke TKP!" Ajak Beomgyu dengan antusias.
"TKP?" Pertanyaan Minjeong langsung dijawab oleh anggukan Beomgyu.
Minjeong menghela nafas panjang dan meminta ijin pada kakaknya untuk pergi keluar sebentar, Namjoon mengijinkannya lalu tangan Minjeong langsung ditarik oleh Beomgyu.
"Jangan terlalu lama!" Teriak Namjoon saat melihat adiknya ditarik keluar oleh Beomgyu.Mereka berjalan ke tempat dimana mereka berkencan semalam, tempat itu juga adalah tempat dimana ada kejadian yang membuat banyak orang ketakutan. Saat mereka sampai tempat itu sudah ditutup oleh garis polisi dan juga dijaga ketat oleh petugas yang ada disana, banyak wartawan yang meliput berita disana, dan juga warga sekitar yang ingin melihat keadaan disana.
"Untuk apa kita kemari?" Tanya Minjeong.
"Hanya melihat-lihat," tangan Minjeong ditarik oleh Beomgyu lalu berjalan ke tempat dimana tidak ada orang dan hanya ada sedikit petugas disana.
Saat mereka berjalan Minjeong melihat keadaan Beomgyu yang sepertinya baik-baik saja seolah ia tidak mengalami kejadian yang membuatnya trauma berat, "Aku salah, aku kira kau akan trauma akibat kejadian semalam, dan diam ketakutan didalam kamarmu, ternyata kau masih saja seperti ini." Ucap Minjeong.
Mendengar demikian, Beomgyu berbalik badan menghadap Minjeong dengan alisnya yang mengerut, lalu bertanya, "Kau pikir aku anak-anak?"
"Memang!" Jawaban dari Minjeong membuat Beomgyu terdiam dan berbalik badan.
Saat melanjutkan langkah mereka, Minjeong melihat wanita yang ia temui di persimpangan jalan, ternyata wanita itu seorang polisi yang sedang bertugas disana.
"Ternyata benar, wanita itu adalah seorang polisi," gumam Minjeong, ia melanjutkan perjalanan mereka. Minjeong bertanya, "Sebenarnya kita akan kemana?""Kau tau? Jam tanganku terjatuh semalam, aku ingin mengambilnya, temani aku untuk mengambilnya!" Jawab Beomgyu.
Langkah Minjeong terhenti menatap Beomgyu dengan emosi yang ia tahan, "kalau begitu, kau tinggal minta petugas kepolisian untuk mencarinya!"
"Tidak! Itu tidak bisa, jam tanganku itu mahal dan pemberian dari mendiang ibuku. Aku tidak mau seorang pun yang menyentuhnya," ujar Bemgyu.
Minjeong melanjutkan langkahnya membantu Beomgyu mencari jam tangannya yang hilang, mereka terus berjalan sampai ke belakang area tempat dimana kejadian semalam. Di belakang bangunan itu mereka masih mencari jam tangannya Beomgyu, saat sedang mencari Minjeong melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 11.20. Tiba-tiba Minjeong terdiam sejenak alisnya mengerut teringat sesuatu, apa benar Beomgyu memakai jam tangan semalam, "Hei!" Panggil Minjeong.
"Apa benar semalam kau memakai jam tangan? Seingat kau tidak-" ucapannya langsung terhenti saat ada yang memukul kepala Minjeong dari arah belakang yang membuatnya tidak sadarkan diri.
Beomgyu melihat Minjeong terbaring tak sadarkan diri lalu melihat seseorang yang ada dibelakangnya dengan tongkat di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intelijen VS Mafia 2 Love will Kill you
ActionIntelijen VS Mafia Season 2 Waktunya membalas dendam atas kematian orangtua Jung Beomgyu!!