17. Teman lama

17 3 1
                                    

Hembusan nafas keluar pada orang yang sedang mengalami kebosanan tingkat level kebosanan banget nya banget banget. Dikta melihat ke sekeliling kelasnya, semua sibuk masing-masing, tidak ada yang mengajaknya bercanda seperti dulu ia sekolah di Gandplita. AHA! Tatkala Dikta memiliki ide cemerlang, ia langsung mengajak Syafa untuk berbicara. Tidak hanya Syafa saja yang diberi tau idenya oleh Dikta, Raymon, Alveero dan Fikri pun diberi tau.
---
Mari kita lihat apa yang terjadi di SMA Gandplita. Sama halnya seperti sekolah Dikta di Jakarta, sama-sama jam kosong, tidak ada guru. Elisha tatkala mengumpulkan teman-teman yang menurutnya penting dan istimewa.
---
*Brumm brumm

Keesokan di pagi hari yang amat rusuh dan menyenangkan!! Ada suara sepeda motor yang sedang dipanaskan. Tidak hanya satu suara sepeda motor itu saja, melainkan sampai tiga sepeda motor sekaligus. Mereka berlima berlomba-lomba sampai tujuan, kalian tebak saja Rendi membawa siapa, tentu saja membawa bos nya yaitu Alvero. Seperti biasa Arya membawa Arga.

Sialnya, pada saat Arya menyela Rendi karena tidak mau terkalahkannya itu, malah motor rendi yang jadi korban yakni ditabrak oleh motor Arya. Motornya rendi sih selamat, namun bagaimanakah dengan orangnya? Abidzar yang waktu itu di belakang pun langsung menghentikan dulu kendaraannya, begitupun Arya.

"Innalilahi.. Rendi mana?"tanya Abidzar.

"Gatau ck!! AWAS LO ARYA!!"emosi Alvero yang kesabarannya tipis sehelai rambut dibagi 1000.

"Maaf, cuman cacat dikit kok." Kata Arya dengan tampang polos.

"Makanya jangan balapan."kata Arga.

"T-tolong.."terdengar sayup-sayup suara seperti suara Rendi yang agaknya tidak terlalu jauh dari tempat yang mereka dengar. Ternyata tidak habis pikir selepas mereka semua mencari, Rendi terlentang di rerumputan halaman rumah orang lain, memang di luar nalar, bagaimana Rendi bisa masuk ke dalam halaman rumah orang lain? Sedangkan rumah itu pagarnya tinggi.

"AWOKAWOK! Malah turu."humor Arya yang tidak teratur itu.

Abidzar mulai menekan bel rumah itu dan pemilik rumah itu keluar dari rumahnya. Sang pemilik rumah terkejut, ada seorang remaja yang baginya makhluk asing yang tergeletak di halaman rumahnya. Beruntungnya sekali, pemilik rumah itu mengizinkan mereka untuk masuk ke dalam rumahnya untuk menyelamatkan Rendi. Alhamdulillah.. Rendi tidak terluka parah alhasil masih bisa mengendarai sepeda motornya.

Sampailah mereka berlima berada di tujuan. Para ciwi ciwi sudah lengkap di tempat tujuan, Elisha protes karena mereka tiba sampai di tempat tujuan dengan sangat ngaret.

"Napa lama!? Gw kan nyuruh jam 10 dah harus ada di sini."amarah Elisha meluap.

"Kecelakaan dulu baru ke sini, untung gw gapapa meski ngapung mendarat di rumah orang lain." Jawab Rendi.

Mereka mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke tempat tujuannya,tiba saja ponsel semuanya berdering, hanya ponsel Abidzar saja yang tidak.

*ZEV~panggilan dari aa gunawan nih~
*Bip bip~istri mark lee di sini~
*Drttt-drttt tingkiwingki, dipsi, lala, Asep~
*Aku cinta Indonesia~
*Tinitnit Baby Boy Galaxi! Terbaik!! ~
*Sari boti, boti sari boti, telolet tet tet toet~
*Indi es krim enak !! Seribu sejilat !! Faisal botak~
*TELOLET NYA DONG~ OM RENDI ~

Abidzar heran dengan nada dering mereka yang agaknya tidak normal ini, ditambah kebingungan, mengapa ponsel mereka bisa berdering bersama kecuali dia sendiri? Secara bersamaan mereka semua mengangkat telponnya dan ternyata oh ternyata panggilan dari curut Dikta.

"Kalian lagi ada dimana?"

"Pas banget kita semua lagi kumpul di resto waroeng jamet!"seru Arya.

The ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang