3. Bertemu lagi

3.8K 57 0
                                    

Seperti yang udah aye bilang ya gays, cerita ini akan berbeda jauh dari cerita yang sebelumnya. Apalagi alurnya, bakalan aku ganti juga.

                         Happy Reading

                                   ...

"Lo emang tolol. Sejak awal gue udah bilang, berhenti bekerja di club itu. Disana banyak anak-anak sekolah kita yang bisa aja kenal sama lo."

Mayra memutar bola matanya malas, "terus apa bedanya sama lo, kak? Lo juga sama kayak gue, sama-sama kerja di club buat bertahan hidup," balasnya.

Gadis yang dia panggil 'kak' itu menghela nafas. Ia menatap adiknya.
"Terserah. Percuma juga gue ngomel-ngomel sama lo."

"Padahal bentar lagi bakalan lulus. Sialan, siapa sih yang nyebarin video itu?" Mayra menggerutu kesal.

"Ya pastinya orang-orang yang nggak suka sama lo," balas kakaknya. Ia menatap Mayra seksama."Lo masih sering dipukul sama pria gila itu?"

"Masih. Dia gila banget. Gue muak sama tingkahnya. Rasanya gue pengen punya rumah sendiri aja biar bisa bebas dari dia," keluh Mayra.

"Gue juga nggak lama lagi bakalan minggat dari panti. Gue harus siap-siap buat angkat kaki darisana setelah lulus SMA," balas kakaknya.

Hening sejenak, mereka sama-sama terdiam beberapa saat.

"Kak, Ver." Mayra menatap wajah kakaknya sambil menyedot minuman, "apa kita pergi aja ya, dari kota ini?"

Vera--gadis cantik yang merupakan kakak kandung Mayra itu menghela nafas sejenak. Ia menatap jalanan dengan tatapan menerawang.

Memang, dia dan Mayra saudara kandung yang sejak awal sudah hidup bersama di panti asuhan sebelumnya. Tetapi saat itu, ada pasangan suami-istri yang mengadopsi adiknya dan mengangkatnya sebagai anak. Sampai sekarang, mereka bahkan tidak tahu siapa orang tua kandung mereka. Entah masih hidup atau sudah mati.

"Kita nggak bisa pergi kalau nggak punya tujuan, Ra," balas Vera. "Setidaknya kita masih bisa bertahan sedikit disini walaupun rasanya sulit banget."

"Terus lulus SMA nanti lo mau kemana, kak? Pokoknya kalau lo pergi, gue mau ikut," kata Mayra.

"Belum tau. Gue juga lagi usaha nyari tempat tinggal yang layak buat ditempati. Kata temen gue, deket kos nya ada kontrakan kecil, sih. Gue rencananya mau kesana aja pas minggat nanti."

"Kalau gitu gue ikut, kak," pinta Mayra.

"Terserah lo aja."

***

Malam itu suasana club malam sedang ramai-ramainya. Para penghuni club yang dipenuhi wanita-wanita berpakaian minim terlihat sudah berjoget heboh dengan pasangan masing-masing. Bahkan ada pula yang sudah saling menautkan bibir alias berciuman tanpa rasa malu sedikitpun.

Disana, Yoga bersama teman-temannya sudah heboh tak karuan. Dimana ada Aji dan Willy yang sudah berjoget gila mengikuti alunan lagu DJ yang diputar keras.

Ada Bima dan Yoga yang sudah hampir mabuk karena taruhan minum. Dan ada Dedi yang sudah terkapar mabuk sambil merancau tak jelas.

Bukan pertama kalinya mereka mengunjungi tempat itu, melainkan hampir tiap malam. Yang tentunya tak diketahui orang tua masing-masing. Memang, beginilah mereka. Selain suka membuat masalah, mereka juga sudah sering masuk keluar club.

"Pala gue pusing banget, su." Dedi memegangi kepalanya karena pusing.

"Halah, Di. Baru juga dua gelas lo udah kobam aja. Cemen lo," ejek Bima sambil meneguk botol vodka nya.

Sisi Gelap Remaja SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang