Bab22

1.1K 22 0
                                    

"silahkan duduk dulu tadz" Fauzan mempersilahkan ustadz Annas duduk di sofa ruangan fauzan,Fauzan segera menutup laptopnya
"Jadi gimana tadz?masalah apa yang sebenarnya terjadi"

Ustadz Annas menarik nafas begitu panjang nya dan menghembuskan dengan kasar sebelum menceritakan kejadian di hari sebelumnya,

"Maaf Gus sebelumnya karena kami para asatidz telah mengganggu kenyamanan njenengan dengan Ning ayyana"

"Iya ga papa,langsung aja ceritakan masalah yang terjadi" pinta Fauzan begitu tidak sabar nya, ia duduk agak sedikit memajukan tubuhnya dan kedua tangannya bertumpu pada lutut,

"Begini Gus,kemaren pagi ada seorang bapak dan anak gadisnya datang ke kantor pesantren,tujuan beliau untuk meminta pertanggung jawaban dengan njenengan" tutur ustadz Annas, sedikit menunduk karena perasaan tidak enak.

Mata Fauzan membulat ia menaikan kedua alisnya itu "siapa orang itu tadz,dan pertanggung jawaban apa?"
" Bapak itu bilang,kalau Gus Fauzan telah menyentuh anak gadisnya,dan bapak itu telah menunjukan foto njenengan bersama gadis itu"

"Astaghfirullah!!" Tersontak Fauzan langsung bangkit dari duduk nya, ia mengusap kasar wajahnya," apa para ustadz percaya?" Tanya Fauzan mendudukan dirinya di samping ustadz Annas,

Ustadz Annas terdiam "maaf Gus, awalnya kami sulit percaya,namun foto itu membuat kami menjadi ragu" sahut ustadz annas, Fauzan menyandarkan punggungnya pada sandaran Fauzan terus menggeleng kecil tanda tak percaya dengan ini smua,

"Tapi saya ga pernah menyentuh wanita yng bukan mahrom saya tadz" tekan Fauzan meyakinkan ustadz Annas "benar-benar keterlaluan"Fauzan mengepal tangannya begitu kuat,

"Apa sampean punya foto nya?" Tanya Fauzan menatap ke arah ustadz Annas,
"Ini Gus, di ponsel pondok pesantren"
Dengan sigap tangan Fauzan menarik ponsel itu dari genggaman ustadz Annas,

"Apa Abah dan umi tau hal ini?"
Tanya Fauzan sebelum meneliti foto pada ponsel itu,
"Nggak Gus,Abah dan umi gak tau hal ini,tapii bapak itu bilang kalau Gus Fauzan gak mau tanggung jawab bapak itu anak nekat menyebarkan aib itu Gus",

Mendengar penuturan ustadz Annas Fauzan semangkin kasar mengambil nafas nya,ia terus beristighfar agar tak mudah di kalahkan setan nafsu amarahnya,l
"Saya akan buktikan kalau itu bukan saya"

Jari Fauzan terus meneliti foto itu,terlihat sekali di foto itu wajah sperti Fauzan, di gambar itu terlihat Fauzan dan gadis itu duduk berdua dan Fauzan mengecup kening gadis itu,
"Astaghfirullah,ya Allah ya Rabb" wajah Fauzan mulai bercucuran keringat ia terus mengelus dadanya,"demi Allah ini bukan saya ustadz" kata Fauzan yang masih terus meneliti foto itu

"Mungkin itu adalah editan gus" sahut ustadz annas mengelus pundak Fauzan untuk menenangkan nya,
"Bisa jadi tadz,mereka ingin menjebak saya,supaya saya menikahi gadis itu"

"Gus Fauzan tenang aja,insya Allah para asatidz akan membantu njenengan"

"Iya tadz,saya berharap para asatidz tidak percaya dengan hal ini,ini fitnah tadz"

"O iya Gus,setau saya ustadz Zaki tau tentang hal edit mengedit Gus,mungkin dia tau cara membongkar di balik foto itu"

Sejenak Fauzan terdiam, ia meletakan ponselnya,"iya...tadz ..saya baru inget, sekarang dimana beliau"

"Sayangnya,ustadz Zaki sedang pulang kerumahnya gus untuk beberapa hari,"

"Ck...ya Allah.."Fauzan melepas kopiah putih nya dan mengacak- acak rambutnya dengan kedua tangannya "sabar gus,yang penting kita simpan ini smua baik-baik sampai ustadz Zaki kembali"
Fauzan hanya mengangguk pasrah dengan saran ustadz Annas,

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang