❀ 26 - Di Saat Janu Cemburu

1.1K 127 32
                                    

ATMOSFER yang mengurung ketiga insan di sana sejatinya terasa cukup canggung, terlebih lagi bagi Radian dan Sheila yang baru pertama kali bersinggungan hingga terjebak dalam situasi yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ATMOSFER yang mengurung ketiga insan di sana sejatinya terasa cukup canggung, terlebih lagi bagi Radian dan Sheila yang baru pertama kali bersinggungan hingga terjebak dalam situasi yang sama.

Siang tadi, tak lama setelah Sheila selesaikan penjelasannya sampai berhasil mengundang hening panjang karena sibuk dengan isi pikiran masing-masing, keberadaan Xenna sudah lebih dulu ditemukan oleh Radian bahkan sebelum ia menghubungi gadis itu. Radian pun tampak tak menyangka dengan pemandangan yang ia tangkap sebab ia tahu persis masalah apa yang telah menimpa Xenna dan dua sahabatnya. Begitu pula dengan Sheila, yang memang sempat mengaku pada Xenna bahwa dirinya memiliki perasaan berlebih terhadap lelaki itu.

Yang Radian pikirkan hanyalah segera membawa Xenna pergi dari sana, mengira bahwa Xenna sesungguhnya merasa tak nyaman akan kehadiran Sheila. Xenna memang tidak memberikan penolakan, tetapi tanpa diduga ia malah turut mengajak Sheila untuk ikut bersamanya. Radian tentunya terheran-heran, sementara Sheila tampak tak percaya sebab Xenna tak lagi mendorongnya jauh seperti sedia kala. Di sisi lain Sheila pun merasa senang bukan main karena pada akhirnya, ia memiliki kesempatan untuk berada lebih dekat dengan sang lelaki pujaan.

Lantas ketiganya berakhir di kantin fakultas, berbincang-bincang dengan ditemani oleh minuman masing-masing--kecuali Radian yang memesan makanan berat karena ia belum makan siang. Percakapan pun hanya didominasi oleh Xenna dan Sheila. Xenna terus saja mengorek informasi terkait Arka dan Gia meski harus menahan nyeri yang kembali menyerang. Rasa ingin tahunya benar-benar tak bisa dibendung lagi. Sementara itu, Radian yang hanya mendengarkan tentunya ikut mengetahui apa yang terjadi. Tak tahan untuk tidak berkomentar, lelaki itu akhirnya bergabung dalam konversasi meski sebagian besar yang terlontar dari mulutnya hanyalah makian kasar.

"Lo yakin, Shei, Gia beneran nggak hamil walaupun mereka udah sampe tiga kali ngelakuin itu?" Kini Xenna bersama Radian dan Sheila sudah berada di lobi gedung fakultas mereka. Malam sudah menjemput, air hujan masih terus berjatuhan, tetapi Xenna tetap saja betah mengeluarkan pertanyaan tersebut saking tidak percayanya dengan informasi mengejutkan yang baru ia dapatkan. "Nggak mustahil kalau alasan Arka nggak bisa ngelepasin Gia karena dia harus tanggung jawab, 'kan?"

Sheila menghela napas pelan. Ia tetap sabar untuk menjawab rasa penasaran Xenna. "Sebetulnya gue nggak yakin, Xen. Tapi gue rasa Gia jujur, dan gue mutusin buat percaya aja." Ada jeda sesaat. "Waktu pertama kali memang tanpa persiapan karena Arka mabuk, dan Gia terlanjur terbawa suasana sampe dia sepenuhnya dikuasai nafsu. Beruntungnya, Gia bilang masih aman. Dan yang selanjutnya, Gia bilang mereka selalu main pake pengaman. Tapi ya ... siapa yang tau juga kalau bakal tetep jadi?"

Xenna hanya tergeming usai mendengarnya, lantas ia loloskan napasnya dengan begitu berat. Pandangannya tertuju lurus pada hujan yang jatuh seolah tengah menerawang. Pikirannya benar-benar penuh oleh Arka dan Gia, tidak menyangka bahwa ia akan kembali mengalami hal yang sama seperti saat dirinya pertama kali mengetahui perselingkuhan mereka.

Memories in the MakingWhere stories live. Discover now