Note : Cerita hanya fiksi dan tidak berdasarkan dari kisah nyata!
.
.
.
"Aku masih penasaran kenapa Pangeran itu disebut sebagai Pangeran pembawa wabah?"
"Karena saat dia lahir, Joseon terserang wabah penyakit mematikan. Itulah mengapa seluruh penjuru Joseon setuju untuk mengasingkan sang Pangeran. Selama berada di Korea, kau terlihat belajar banyak tentang sejarah kami."
Tentara yang ber nametag Haruto itu hanya tersenyum kikuk. Ia memang berasal dari Jepang, tapi ia adalah tipe orang yang selalu penasaran akan masa kelam suatu tempat.
Seperti saat ini, ia masih dibuat bertanya-tanya tentang salah satu Pangeran Joseon yang merupakan anak kedua dari Raja Seonjo dan Selir On dari wangsa Han. Menurut buku yang ia baca, Pangeran itu adalah seorang pembawa wabah hanya karena saat ia lahir, Joseon terjangkit wabah penyakit mematikan. Lalu di akhir hayatnya, sang Pangeran meninggal demi membebaskan para pengikut setianya.
Bukankah itu tidak adil? Tidak ada satupun manusia yang ingin terlahir dengan takdir buruk, tapi mereka dengan seenaknya memfitnah seseorang yang di akhir cerita mengorbankan dirinya sendiri hanya demi kebebasan orang banyak.
Di saat lukisan-lukisan dan makam para anggota kerajaan terpelihara dengan baik, tidak ada satupun lukisan yang menjelaskan bagaimana rupa Pangeran itu seolah ia memang tidak pernah ada. Bahkan untuk makamnya sendiri tidak ada yang tau pasti terletak di mana.
"Bersiap-siap. Setelah ini giliran team Izanagi yang akan mendarat."
"IZN FLY!"
Mendengar teriakkan itu, puluhan tentara dengan lambang bendera Jepang berparasut lengkap melompat dari dalam helikopter. Saat ini, sebuah latihan gabungan yang terdiri dari militer tiga negara yakni Jepang, Korea Selatan, dan Amerika diselenggarakan di Pocheon. Ketiga negara ini secara berkala mengadakan latihan maritim trilateral, seperti latihan anti-kapal selam atau pertahanan rudal, namun pelatihan pada hari ini menandai pertama kalinya Jepang, AS dan Korea Selatan melakukan latihan udara trilateral.
Di Korea Selatan, memperluas latihan militer dengan Jepang merupakan isu yang sensitif, karena masih banyak pihak yang menyimpan kebencian yang kuat terhadap pemerintahan kolonial Jepang yang brutal pada tahun-tahun sebelumnya di Semenanjung Korea. Namun kemajuan program nuklir Korea Utara telah mendorong presiden konservatif Korea Selatan untuk mengatasi perselisihan lama dengan Jepang dan meningkatkan kerja sama keamanan trilateral dengan Amerika dan Jepang.
Pupil mata Haruto membesar saat parasut miliknya tidak mengembang seperti parasut milik Tentara yang lain. Jika ia terus terjatuh seperti batu ke dasar gravitasi, kemungkinan besar fisiknya akan cedera. Haruto dengan sekuat tenaga menarik parasutnya untuk mengikuti arah angin agar terjatuh di sebuah sungai yang diapit oleh tebing-tebing tinggi. Jika melihat lebih dekat, itu adalah bekas tambang granit yang kemudian berubah menjadi sungai.
Deburan air memecah keheningan lembah Pocheon saat Haruto terjatuh di tengah sungai itu. Arusnya tidak sederas sungai-sungai yang pernah ia lalui untuk latihan, tapi entah kenapa saat ini tubuhnya seolah masuk ke dalam pusaran air yang semakin lama semakin membuatnya tenggelam hingga ke dasar sungai.
.
.
.
Haruto mengangkat tangannya untuk menggapai daratan yang ada di sampingnya. Setelah sekian lama terombang ambing di dalam air, akhirnya ia bisa melawan arus.
Haruto merutuki dirinya sendiri. Sebagai komandan di pasukan Izanagi, bukankah ini memalukan? Haruto membenci kegagalan.
Ia harus segera menemui anggota-anggotanya yang lain dan meminta maaf atas kegagalan yang ia lakukan. Namun langkah Haruto seketika terhenti. Alisnya bertaut bingung, bukankah sebelumnya tempat itu dikelilingi tebing? Lalu kenapa saat ini ia justru terdampar di sebuah tempat yang terlihat seperti kolam dengan sebuah bangunan kuno di depannya?
"BENDERA ITU ... DIA ADALAH ORANG JEPANG!"
Puluhan pedang dan anak panah mengarah ke arah Haruto yang masih diam mematung di dalam air. Ia masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi sekarang. Kenapa orang-orang ini memakai pakaian tradisional Korea dan terlihat sangat membenci orang Jepang? Bukankah saat ini hubungan antara Korea Selatan dan Jepang sudah sangat membaik terlepas dari apa yang terjadi dulu?
"Apa kolam ini berisi ikan mas hingga kalian semarah ini?" tanya Haruto hati-hati
"Tutup mulutmu! Orang Jepang dilarang berbicara menggunakan bahasa kami!"
Haruto mendelik kesal. Ia berjalan hendak keluar dari dalam air yang membuat orang-orang itu semakin mengancamnya dengan sejumlah anak panah.
"Kalian ini kenapa? Aku Tentara Jepang yang telah mendapat izin dari presiden kalian untuk melakukan latihan gabungan bersama Tentara Korea Selatan. Bukankah kedua negara sudah sepakat untuk damai dan menjadi sekutu? Oh, atau kalian berasal dari Korea Utara?" Wajah bingung Haruto membuat orang-orang itu semakin bingung.
"Kau berbicara omong kosong! Sejak kapan Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan!?"
Haruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Orang-orang ini terlihat seperti manusia yang terisolasi dari perkembangan dunia hingga tidak mengetahui tentang adanya Korea Utara dan Korea Selatan. Pakaian mereka bahkan sangat kuno.
"Bukankah memang terbagi menjadi dua semenjak tahun 1950? Yang masing-masing wilayahnya dipimpin oleh Kim Jong Un dan Yoon Suk Yeol," ucap Haruto
Orang-orang itu saling pandang dengan alis bertaut bingung lalu menatap Haruto dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Tidak ada dari kami yang mengenal nama-nama itu di sini. Tempat ini dipimpin oleh Raja Seonjo. Dan kau bilang Korea menjadi dua pada tahun 1950? Kau pasti sedang mabuk! Sekarang bahkan masih tahun 1592!"
"Ada apa ini?"
Seluruh orang-orang itu langsung berbalik memberi hormat pada sosok yang baru saja datang. Haruto tidak ingin kehilangan kesempatan ini, ia dengan cepat segera berlari dari sana. Ia harus menemui anggota-anggotanya yang lain dan keluar dari kekonyolan ini.
Namun semakin jauh ia berlari menyusuri tempat itu, yang ada di benaknya ia seperti terdampar pada suatu Dinasti di masa lalu. Bangunan-bangunan kuno yang terlihat seperti kerajaan dengan ratusan dayang dan prajurit berlalu lalang di depan matanya membuat Haruto yakin jika ada yang tidak beres dengan semua ini.
Ia membuka baju lorengnya hingga menyisakan baju hitam polos yang melekat pada tubuh kekarnya.
Haruto menghampiri barisan dayang yang baru saja melewati dirinya begitu saja.
"Halo?."
Dayang-dayang itu berhenti dan menatap Haruto dengan raut wajah yang hampir sama.
Melihat wajah-wajah mereka, Haruto tercengang selama beberapa menit. Di dunia ini, ia baru melihat gadis-gadis yang secantik dan se natural ini. Ingatkan Haruto untuk meminta nomor WhatsApp mereka setelah ini. Dia adalah salah satu Tentara paling populer di teamnya yang telah berhasil memacari hampir seluruh gadis di Jepang hanya bermodalkan gombalan-gombalan maut.
"Nona, kalian tau ini di mana?" Haruto segera meralat kembali ucapannya melihat ekspresi heran gadis-gadis itu. "Ah ... Maksudku, kalian akan membawa makanan itu ke mana?"
"Tentu saja untuk Raja Seonjo."
Haruto hanya tersenyum masam lalu mempersilahkan para gadis-gadis itu untuk melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.
Raja Seonjo? Jika Haruto tidak salah ingat, Raja Seonjo adalah Raja ke empat belas Dinasti Joseon. Ia bahkan baru membaca kisah mereka semalam.
"Apa lagi ini?" lirih Haruto
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Myth
FanfictionHaruto, Tentara Jepang dari abad 21 yang terdampar di era Dinasti Joseon tepat pada saat Jepang melakukan Invasi pada Korea. Ia bertemu seorang Pangeran Joseon yang selalu berdiri di garda terdepan demi membela negaranya. "Jika aku kembali ke masa d...