Best Mistake (Tristan & Rania) 5

44.4K 615 33
                                    

Rania terbangun saat merasakan gerakan-gerakan tidak teratur dari sisi tempat tidurnya. Ia bangkit duduk sambil menguap pelan. Terlihat Tristan disampingnya, mata laki-laki itu masih terpejam tapi wajahnya tergambar jelas kegelisahan. Sepertinya Tristan tengah mengalami mimpi buruk dalam tidurnya.

"Tan..." Rania mengoyangkan tubuh Tristan, mencoba membangunkan suaminya itu.

"Titan bangun!" Kali ini menggunakan kedua tangannya dan lebih kencang karena Tristan belum juga membuka matanya.

"Titan!"

"RANIA!" Rania dibuat kaget saat tiba-tiba Tristan berteriak kencang. Teriakan Tristan juga membuat bayi mereka yang sedang tertidur seketika menangis kencang. Tidur Mikha pasti terganggu karena teriakan sang Papa.

Rania dengan segera bangkit menghampiri box tempat tidur bayinya, tapi sebelum itu Tristan sudah lebih dulu menahan tangannya. Membawa tubuh Rania merapat pada tubuhnya.

"Kenapa?" Tanya Rania, tangannya terulur mengusap keringat yang bercucuran di dahi suaminya.

"Kamu mimpi buruk lagi, Tan?" Tanya Rania lagi yang seakan sudah langsung paham apa yang membuat Tristan gelisah dalam tidurnya. Bukan sekali dua kali Tristan mengalami itu.

Tristan tak menjawab apapun, namun dengan segera ia bawa tubuh wanitanya itu masuk ke dalam dekapannya.

Pelan-pelan Tristan menghembuskan nafasnya lega saat menyadari semuanya hanya mimpi. Mimpi yang sering menghantuinya selama 10 tahun terakhir ini. Mimpi buruk yang pernah nyata terjadi, Rania yang hampir saja pergi dari hidupnya.

"Jangan pergi!" Bisik Tristan, dengan suara tercekat. Dadanya selalu penuh oleh rasa sesak setiap membayangkan dulu karena kebodohannya ia pernah hampir kehilangan wanitanya ini.

"Aku disini, Tan" Dengan penuh kelembutan Rania mengelus punggung lebar suaminya.

"Aku ambil Mikha dulu, kasian dia" ucap Rania, mencoba melonggarkan dekapan Tristan karena tangis bayi mereka semakin kencang terdengar.

"Biar aku, aja"

Tristan menahan Rania, ia yang bangkit menghampiri box bayi mereka yang terletak di pojok ruangan.

Di dalam box bayi itu terlihat si kecil Mikha yang wajahnya sudah memerah karena tangis, namun tangisan balita itu sedikit mereda saat melihat wajah Papanya. Seakan mengerti kehadiran sang Papa bayi berusia 6 bulan itu mengulurkan tangannya meminta untuk digendong.

Tristan tersenyum melihat bibir putri kecilnya mencebik, terlihat menggemaskan. Dengan penuh kelembutan Tristan bawa bayinya itu masuk dalam gendongannya lalu berjalan ke arah Rania. Dengan sigap Rania menerima Mikha dari gendongan Tristan, lalu mengeluarkan sebelah dadanya dari balik baju dan mulai menyusui bayinya itu agar kembali tenang.

Seketika mulut bayi itu menyedot makanannya dengan lahap, mungkin karena masih mengantuk tak lama mata Mikha kembali tertutup.

"Bobo lagi ya, nak!" Gumam Rania.

"Kamu mimpi buruk lagi?" Tanya Rania. Tristan hanya menghembuskan nafasnya kasar sambil mengangguk pelan.

"Aku takut kamu pergi, sayang" gumam Tristan, memeluk tubuh Rania dari samping. Matanya tak lepas menatap wajah damai Mikha yang sudah kembali tertidur.

Menggunakan jari telunjuknya dengan penuh kelembutan Tristan mengelus wajah tembam Mikha. Malaikatnya, penyempurna hidupnya dan penebus segala dosa masa lalunya.

"Aku disini, Tan"

Rania menggenggam sebelah tangan Tristan yang terasa dingin. Tanpa harus diceritakan Rania sudah tahu apa mimpi buruk yang Tristan alami.

SHORT STORY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang