14

251 25 0
                                    

Jeika sudah membaca pesan dari orang asing itu. Jeika itu anak nya gampang kehasut jadi pikirannya dari rumah ke sekolah hanya memikirkan kalimat yang dikirim orang asing itu.

Ada benarnya juga kalau Rissa ngekang Jeika, tidak boleh melakukan ini, tidak boleh melakukan itu, semuanya tidak boleh dan harus menuruti perintah Rissa.

Bahkan untuk berteman dengan Shela saja Rissa sangat membatasi interaksi Jeika dengan Shela. Padahal Shela juga berhak berteman kan.

Yaampun hal itu selalu terlintas di pikiran Jeika. Jeika sangat pusing sekarang karena terlalu memikirkan.

• • •

"Tumben Jeika udah duluan di sekolah?" tanya Rissa menghampiri Jeika yang sedang bermain hp dengan duduk sendirian.

"Gapapa." jawab Jeika cuek.

"Jeika kenapa? Kok ngga kayak biasanya? Jeika sakit?" tanya Rissa terus-menerus.

"Gapapaa, udah ah Jeika mau ke kelas dulu!" jawab Jeika dengan sedikit ketus lalu berdiri hendak pergi.

Rissa langsung menahan tangan Jeika karena belum puas dengan jawaban yang di berikan Jeika. Benar-benar aneh, pikir Rissa.

"Jeika kenapa sih jadi gini!!" ucap Rissa yang mulai kesal.

"Ya Rissa yang berubah!! Selalu ngelarang Jeika padahal Jeika awalnya ngga kenal sama Rissa tapi Rissa yang tiba-tiba ada di samping Jeika!" Jeika mulai mengeluarkan pikiran yang menghantui nya sejak saat berangkat tadi.

"Rissa berubah? Jeika tau sendiri kan klo Rissa tuh emang gini, justru yang berubah tuh Jeika! Tiba-tiba cuek kayak gini." balas Rissa yang merasa aneh dengan pernyataan Jeika.

"Udahlah emang kita awalnya ngga kenal dan Rissa udah ngasih peraturan ke Jeika, larang-larang Jeika."

"Tapi itu kan juga buat kebaikan Jeika kan?! Emang klo ngga Rissa mau siapa lagi yang nasehatin Jeika!" jelas Rissa.

"Yaudah klo itu mau lo, jaga diri lo sendiri klo lo emang ngerasa udah bisa jaga diri." putus Rissa lalu pergi meninggalkan Jeika yang langsung terdiam.

"Dih yaudah ngapain juga di pikirin!" gerutu Jeika setelah Rissa pergi. Setelah itu Jeika juga pergi ke kelas nya.

Singkat nya saat istirahat, Jeika merasa seperti kehilangan. Biasanya Rissa langsung ke kelas nya untuk menyuap Jeika makan. Tapi kali ini Jeika hanya diam dengan memikirkan hal yang ia lakukan tadi pagi itu benar atau tidak.

Tak lama itu Shela datang ke kelas Jeika dengan membawa satu bungkus gummy kesukaan Jeika dan juga makanan manis lainnya.

"Hai Jeika!!" sapa Shela sedikit berteriak.

"Aku bawain gummy kesukaan kamuu." ucap Shela memberikan gummy bear nya pada Jeika.

"Gausah Shel, di tas Jeika masih ada yang di kasih sama Rissa." tolak Jeika karena gummy bear dari Rissa masih banyak.

"Udah ini simpen aja!" paksa Shela dan langsung meletakkan gummy bear nya di tangan Jeika.

"Loh kok Rissa ngga kesini lagi, Jeika?" tanya Clay pada Jeika karena bukannya Rissa yang ke kelas Jeika tapi malahan Shela.

"Heh cupu sana lo, ganggu aja!" usir Shela karena tak mau di ganggu.

"Tapi iya loh Jei kenapa Rissa ngga kesini?" tanya Shela saat pertanyaan Clay tadi.

"Ga kenapa-kenapa kok." jawab Jeika tersenyum.

"Lagi marahan ya?" Shela tetap memaksa bertanya pada Jeika. Kepo sekali.

"Jeika udah bilang ga kenapa-kenapa ya ga kenapa-kenapa, kenapa maksa banget sih!!" Jeika langsung emosi karena Shela terus bertanya tentang Rissa.

"Iya-iya deh aku minta maaf." ucap Rissa meminta maaf dengan melas.

"Yaudah Shela ke kelas dulu ya." pamit Shela langsung pergi.

Saat di luar kelas Jeika, tiba-tiba Shela di tarik dan di bawa ke kamar mandi. Ternyata yang menyeret Shela adalah Rissa.

"Lo mau apain Jeika?!" tanya Rissa dengan serius.

"Emang urusan lo?" Shela berbalik bertanya dengan kesan menantang.

"Kok lo marah-marah gini sih? Oh lagi musuhan sama Jeika ya, pantes emosian." lanjut Shela memanas-manasi Rissa.

"Gue ga main-main anjing!!" kesal Rissa lalu meninju tembok ke belakang Shela dan membuat tangan Rissa berdarah.

"Awas aja klo Jeika sampe kenapa-kenapa, lo bakal urusan sama gue!" ancam Rissa tak main-main lalu melangkah untuk pergi.

"Klo gue apa-apain gimana?" langkah Rissa langsung terhenti saat mendengar pertanyaan dari Shela.

Rissa langsung berbalik dan langsung mencekik leher Shela dengan kuat, "Klo itu sampai bersangkutan keselamatan dan kehormatan Jeika, gue bakal ngebunuh lo dengan tangan gue sendiri! Paham?!" jawab Rissa lalu melepaskan cekikannya karena merasa Shela hampir kehabisan nafas. Rissa pun langsung pergi.

"Tangan Rissa kuat banget anjing!" umpat Shela saat merasakan leher nya merasa Sakit.

Di tengah lamunannya Jeika melihat Rissa lewat dengan tangan yang berdarah, Jeika sangat khawatir dengan Rissa tapi kembali lagi dengan masalahnya tadi pagi.

Setelah itu hp Jeika kembali bergetar dan saat di cek ada pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

======================================
08xxx :
Jei, nanti pulang sekolah bisa ikut Shela ga?

Nanti aku bawa jalan-jalan.
Pas pulang sekolah langsung nemuin Shela oke.

======================================

Jeika berpikir itu mungkin teman Shela yang lain, jadi Jeika mengiyakan ajakan itu tanpa merasa curiga. Sungguhlah Jeika ini anaknya bikin khawatir kalau tidak di jaga.

Sampainya di pulang sekolah Jeika menunggu Shela di depan sekolah. Dan Jeika melihat Rissa yang lewat tanpa menoleh ke arah Jeika.

Hesa juga sepertinya telat menjemput Jeika lagi. Shela pun langsung menemui Jeika dan mengajak Jeika untuk ke mobil nya dan membawanya ke suatu tempat.

"Ini mau kemana Shel?" tanya Jeika pada Shela karena masih belum tau kemana ia dibawa pergi.

"Nanti papa Jeika nyariin klo pergi lama-lama Shela." Jeika mulai ngeracau takut Hesa menunggu.

"Udah nurut aja ya Jeika, jadi anak baik." balas Shela dan Jeika pun hanya diam mengikuti kemauan Shela.

'Gimana?'

"Dalam perjalanan."

[{★}]





















































TBC...
New chapt ya gus, aku upload ini jam 22.49 dan mataku udah capek mau tidur, bye byee semoga suka dengan chapter iniiii. Good night teman-teman Sky

JEIKA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang