HIBURAN MENJELANG 17 AGUSTUS

4 0 0
                                    

Saat Sugeng sudah kelas lima, Sugeng mendapat banyak tugas dari sekolahannya. Dia mendapat bagian tugas untuk mengikuti lomba catur dan lomba melukis dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke Empat Puluh Sembilan.
Banyak lomba-lomba lainnya yang dijadikan pemeriah peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia antar sekolahan dan tingkat umum di daerah Sugeng berada saat itu. Contohnya cabang-cabang olehraga seperti catur, gerak jalan, lari cepat, lari jarak jauh, sepak bola, sepak takraw, sepeda hias, dan senam. Dan dari cabang seni diadakan lomba seni bela diri, seni tari, dan seni lukis.
Dan untuk tingkat umum biasanya lomba-lomba yang diadakan adalah untuk kalangan dewasa, seperti bola joget, tarik tambang, makan kerupuk gantung, lomba mencabut uang logam yang ditancapkan di semangka berbalur angus, lomba layang-layang, ojung (anggar) dengan menggunakan alat rotan, dan panjat pinang. Untuk panjat pinang pasti diadakan saat hari jadi yaitu tanggal 17 Agustus setelah upacara bendera selesai. Masyarakat banyak yang menghadiri acara puncak tersebut untuk mencari hiburan. Dan yang pasti di penghujung acara tersebut juga diramaikan oleh pedagang-pedagang makanan, mainan, dan pakaian.

Sugeng sudah pernah ikut lomba dalam perayaan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sewaktu dia kelas empat. Peringatan tersebut setiap tahun rutin diadakan di tiap sekolahan dan instansi kepemerintahan. Hanya saja Sugeng masih belum punya peran penting di sana saat itu. Sugeng hanya ikut dalam karnaval yang bertema tentang kemerdekaan. Dengan berkostum mirip Pangeran Diponegoro, Sugeng ikut dalam iring-iringan karnaval yang sekaligus diperlombakan di tingkat sekolah dan di tingkat umum.

Kali ini Sugeng mendapat tugas sebagai pembawa lambang Negara Indonesia; Patung Garuda.
Sekitar pukul dua siang, karnaval sudah mulai diarak ke jalan umum untuk dipertontonkan kepada masyarakat. Dengan rute perjalanan yang sudah ditentukan, iring-iringan anak-anak sekolahan yang telah berkostum sesuai dengan tugas yang diberikan guru kelasnya, mereka berjalan dan berbaris rapi untuk mendapatkan penilaian yang baik dari dewan juri yang menilik dan menilai mereka secara sembunyi-sembunyi. Di barisan murid-murid SDN Gapura 2, Sugeng berdiri berjalan paling depan dengan berseragam merah putih dan membawa patung garuda. Sedang di kanan dan kirinya ada dua siswi yang juga berseragam merah putih membawa foto Presiden Republik Indonesia Soeharto dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tri Sutrisno. Sedangkan di barisan lain, siswa-siswi berkostum berbeda-beda. Ada yang berkostum pakaian adat Madura, ada yang berkostum hansip, ada yang berkostum ABRI, ada yang berkostum Polisi, ada yang berkostum Angakatan Laut, ada yang berkostum Angkatan Udara, ada yang berkostum dokter, dan masih banyak lagi penampilan siswa-siswi yang meniru kostum Pahlawan-pahlawan Nasional Indonesia.
Di barisan lain tampak begitu juga. Ada yang berkostum pengantin adat, ada yang berkostum raja dan ratu, ada yang berkostum prajurit kerajaan, ada yang berkostum petani dengan caping dan membawa singkong, ada yang berkostum pencuri dengan bercadar sarung dan membawa seekor ayam, ada yang berkostum pemabuk dengan membawa sebotol minuman keras, ada yang berkostum pasukan kuning dengan membawa gerobak sampah, ada yang berkostum petinju, ada yang berkostum karate, ada yang berkostum peragawati, dan ada yang berkostum pramugari dan pilot. Mereka tampak ceria dengan tugas yang mereka bawakan.

Di lain barisan lagi yaitu di barisan tingkat umum, tampak menampilkan penampilan yang unik dan heboh. Ada yang menampilkan tank buatan yang sangat mirip dengan tank aslinya. Tank tersebut dihiasi dengan daun-daun dan berawak buah. Satu awak sebagai pengendali lajunya dan satu awak lagi sebagai pelepas peluru yang dipasang di bagian atas tank. Para penonton terkadang kaget dengan suara keras yang dihasilkan dari senjata buatan tersebut. Suaranya mirip ledakan bom. Sedangkan di kiri dan kanan tank terdapat pasukan pengiring berseragam tentara. Mereka juga bersenjata lengkap. Namun, semua senjata yang mereka gunakan adalah sekedar senjata mainan.

Barisan berikutnya adalah peserta karnaval yang berkostum sungguh lucu. Ada yang meniru sosok pendekar Wiro Sableng dengan membawa kapak bertulis ‘212’. Ada yang berkostum Superman, Batman, Spiderman, Gatotkaca, Drakula. Ada yang berkostum Vampir Cina dengan memperagakan khas jalannya yaitu melompat-lompat. Ada yang berkostum Pocongan yang banyak membuat penonton tertawa saat peserta yang berkostum pocongan berjalan secara biasa karena capek memperagakan gaya jalannya yang biasanya melompat-lompat. Ada laki-laki dewasa yang berbadan gemuk, dia berdandan ala bayi hanya dengan mengenakan popok dan membawa botol susu berukuran besar. Ada yang berdandan Nenek Penyihir dengan membawa tongkat ular. Ada yang berdandan ala kyai dengan bergamis putih dan bersurban membawa tasbih. Ada juga yang mau berdandan ala biksu dengan kepala yang digundul membawa tasbih berukuran besar. Ada yang berdandan suster namun yang membuat tertawa adalah karena yang memerankannya seorang laki-laki. Ada yang berkostum dokter dengan membawa stetoskop dan suntikan berukuran besar. Ada juga yang berpakaian ala pebisinis kantoran berjas dengan membawa koper berukuran besar. Dan ada yang berperan menjadi seorang wanita yang sedang hamil, namun pemerannya adalah seorang laki-laki sehingga penonton banyak yang tertawa karenanya.

Kunang-kunang DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang