Alberio terdiam, ia mendengar semua perkataan yang barusan pemuda itu katakan saat ingin kembali masuk kedalam kamar anaknya setelah membersihkan dirinya beberapa saat yang lalu, ia terdiam mendengar semua perkataan pemuda yang merasa bersyukur bisa mendapatkan ini semua dari anaknya. Ia tak pernah menyangka ini semua sebelumnya, berkat anaknya pemuda itu bisa merasa bahagia sekarang, sedangkan dirinya mati-matian ingin memisahkan mereka karena takut pemuda itu melukai anaknya, itu artinya secara tak langsung ia sudah berbuat kejahatan jika sampai menahan anaknya terus-menerus.
Dengan pelan ia kembali menutup pintu kamar anaknya itu agar tak membuat pemuda itu menyadari akan kedatangannya sekarang, ia mengurungkan niatnya ingin masuk kedalam dan berbicara pada anaknya karena mendengar semua hal yang pemuda itu katakan, ia kembali masuk kedalam kamar miliknya, terdiam duduk diatas tempat tidur dengan pikiran mengarah pada pemuda itu sekarang, semua perkataan pemuda itu terekam dengan baik didalam pikirannya sekarang.
"Kenapa sih lo bisa suka sama gue? Disaat semua orang membenci gue dan nggak suka dengan kehadiran gue, lo malah ingin bersama dengan gue. Gue nggak tau alasan pasti tentang kenapa lo bisa suka sama gue karena anak kecil cenderung gampang menyukai sesuatu tanpa perlu alasan yang jelas, cuman perlu lo tau kalo dengan ini semua, lo udah bikin gue ngerasa bahagia banget. Gue ngerasa kalo gue juga penting buat orang lain dan juga bisa dicintai orang lain, makasih ya cil? Gue tau lo nggak akan pernah tau ini semua, gue cuman pengen bilang semua yang gue rasain hari ini sama lo,"
Semua perkataan itu terasa sangat dalam didalam pikirannya, hanya karena anaknya dekat dengan pemuda itu, tapi pemuda itu malah merasa sangat bahagia dengan itu semua. Kebahagiaan memang sederhana namun ia sama sekali tak menyangka jika kebahagiaan pemuda itu begitu sederhana, bahkan ia bisa memberikan itu semua setiap harinya. Ah kenapa ia malah memikirkan ini semua? Membahagiakan pemuda itu? Ia sama sekali tak ada hak untuk itu semua, karena sejak pertemuan pertama mereka ia tak menyukai pemuda itu, tapi sekarang kenapa ia malah berpikir seperti ini? Ini pertama kalinya ia memikirkan seseorang, karena dulu saja walaupun sudah menikah ia tak pernah memikirkan mommynya Kaivan sama sekali tapi sekarang?
"Kenapa kau menjadi aneh sekarang? Bukannya selama ini kau tak pernah perhatian ataupun memikirkan seseorang tapi sekarang? Kau bahkan sering memikirkan pemuda itu sejak beberapa hari terakhir, apa hakmu melakukan itu semua? Selama ini kau tak pernah membiarkan orang lain masuk kedalam pikiranmu selain anakmu sendiri tapi sekarang? Kau sudah seperti anak remaja yang baru merasakan cinta monyet,"ujar Alberio pada dirinya sendiri, selama ini ia tak pernah membiarkan orang lain masuk kedalam pikirannya tapi sekarang ia malah memikirkan pemuda itu, ini sudah terjadi sejak beberapa hari ini.
Ia sudah seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta, tapi ia memang belum pernah jatuh cinta selama ini. Pernikahan pertamanya hanya diisi dengan kehambaran tanpa adanya bumbu sama sekali karena baik mommynya Kaivan maupun dirinya memang tak menyukai pernikahan mereka sampai mereka bercerai setelah Kaivan lahir, selama ini ia belum pernah merasa jatuh cinta pada siapapun itu dan sekarang? Mungkin kah ia mencintai pemuda itu? Tapi bagaimana bisa ia mencintai pemuda itu hanya karena pertemuan pertama mereka? Sedangkan selama bersama dengan mommynya Kaivan yang selalu bersama dengannya beberapa tahun, ia tak mencintai wanita itu.
"Apa mungkin aku mencintai pemuda itu? Tapi bagaimana bisa? Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku sudah tak menyukai dia tapi sekarang? Tak mungkin ini semua seperti film bukan? Benci jadi cinta? Aku rasa itu tak masuk akal sama sekali."
Alberio mulai bimbang sekarang, ia tahu bagaimana perasaan cinta itu namun sejak dulu ia belum pernah merasakan itu semua, tapi saat bersama dengan pemuda itu ia mulai merasakan perasaan aneh. Apa mungkin ia ikut menyukai pemuda itu saat pertama kali mereka bertemu seperti anaknya yaitu Kaivan? Semuanya diluar kendali sekarang, niat ingin melihat bagaimana keadaan anaknya lagi, ia malah mendengar itu semua sehingga membuatnya mulai berpikir seperti sekarang.
"Mommynya Kaivan wanita karir, dia dewasa, mandiri dan juga cukup baik namun selama kami bersama aku tak merasakan perasaan apapun. Tapi dengan pemuda itu? Dia masih berumur 20 tahunan, pemuda bar-bar dan aku juga tak mengenalnya secara langsung, lalu bagaimana aku bisa mencintai dia sekarang?" Alberio bingung dengan dirinya sendiri, semuanya terlalu diluar kendali sekarang, ia mulai nerasa aneh dengan dirinya sendiri sekarang.
Hembusan napas berat Alberio berikan sebelum menutup kedua matanya sekarang, ternyata jatuh cinta tak semudah itu karena pikiran akan penuh dengan orang yang dicintai setiap saatnya, ia ingin menolak ini semua namun sayangnya ia tak bisa karena ini semua memang sudah jalannya.
"Aku harap cinta ini akan segera menghilang jika memang dia datang hanya untuk membuatku merasa sakit, namun jika ini memang cinta yang sesungguhnya untukku maka aku akan menerimanya sebanyak apapun rasa cinta itu datang. Aku tak ingin berakhir bercerai lagi jika memang ini bukan cinta yang sesungguhnya." Lirih Alberio, sebuah perceraian merupakan mimpi buruk baginya namun jika dulu mereka tetap bersama semuanya akan merasakan sakit karena tak ada hal yang bisa membuat pernikahan mereka tetap sama, bahkan setelah kelahiran Kaivan karena wanita itu sudah memilih orang lain untuk hidup bersama dengan dia.
***
"Tata cudah lama banun na tadi? Toc nda banunin Andla?"tanya Kaivan dengan duduk diam saat Delvin menyisir rambut miliknya dengan pelan, balita itu baru saja mandi beberapa saat yang lalu karena merasa panas padahal sudah ada Ac didalam kamar ini.
"Gue baru bangun juga tadi sebelum lo bangun, maka dari itu gue nggak bangunin lo,"ujar Delvin berbohong, karena sejak tadi ia sibuk menatap kearah balita itu karena hari ini ia merasa sangat bahagia karena telah mendapatkan ini semua dari balita itu.
"Em, tata na anti pulang? Becok tata na tetini lagi nda?"tanya Kaivan merasa penasaran karena sudah pasti kakaknya itu akan pulang nanti kan?
Delvin tersenyum mendengar pertanyaan itu, kenapa balita itu sangat perhatian padanya? Ia merasa bahagia setiap kali mendengar kata-kata perhatian itu.
"Nanti jam 7 gue bakalan pulang, dan besok gue bakalan datang kesini untuk nemenin lo lagi. Kan mulai sekarang gue bakalan temenin lo terus disini."ujar Delvin dengan sangat lancar, ia tersenyum setelah mengatakam itu semua.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
OM DUDA {TERBIT}
RomanceDelvin Lby, pemuda pecicilan, bar-bar, suka membuat onar, secara tiba-tiba bertemu seorang pria yang selalu bersikap dingin, jarang bicara dan tak tersentuh sama sekali. Delvin tak menyukai pria itu karena sikapnya, ia merasa pria itu terlalu dingin...