bab 21

1.9K 256 85
                                    

Selamat malam, salam sehat dan jangan lupa mampir.

Beri bintang dan ulasannya agar semakin semangat 💪💪

Happy Reading....
.
.
.
.

Keadaan memang semakin sibuk, Mewlingga berusaha menyesalkan pekerjaannya yang tidak masuk akal dengan MTH, perusahaan yang Tartive pimpin.

Saat ia sedang sangat sibuk, seseorang mendatanginya dengan smirk memuakkan.

"Maaf, Tuan. Sepertinya aku harus kembali ke Thailand sekarang. Urusanku di sini sudah selesai tapi ..., kau sepertinya tetap di sini bukan?" Tartive dengan sengaja memancing amarah Mewlingga.

Dia melambaikan tangannya pada Mewliingga setelah membisikkan sesuatu. "Aku tidak peduli dengan mantan pacarku lagi, soal anak yang dia kandung, aku berjanji akan mengambilnya dan akan membesarkannya bersama Kena. Dia sangat cakap mengurus anak. Aku sudah tidak sabar untuk menemuinya."

"Jangan berharap, Tartive!" Mewlingga kesal, ia kembali menghubungi semua orang. Sudah satu minggu dia kesulitan menghubungi rumah.

***

Drt ... Drt ... Drt ....

"Alena, Mew terus menghubungi. Mama yakin dia memiliki perasaan yang buruk," ucap Ny. Ria, mereka baru saja kembali ke rumah setelah Alena keguguran.

"Jangan mengangkatnya, Mom," mohon Alena.

"Alena, kita tidak bisa seperti ini. Mommy yakin Mew tidak tenang saat bekerja sekarang."

"Tapi ...."

"Tenanglah, Mommy tidak akan mengatakan kau keguguran. Hanya kau yang boleh menjelaskannya. Mommy hanya ingin membuat Mew tenang di sana."

Setelah itu Ny. Ria mengangkat telpon putranya.

"Ya Tuhan, Mom! Kenapa kalian tidak mengangkat telpon Mew dari kemarin! Apa sesuatu terjadi di rumah?" Mew akhirnya lega. Ibunya mengangkat panggilannya.

Ny. Ria melirik Alena yang menggeleng, ia mendengar ucapan Mewlingga karena Ny. Ria mengaktifkan mode speaker.

"Tidak ada yang terjadi, semuanya baik-baik saja, sayang."

"Lalu kenapa semua orang susah sekali dihubungi, Mom? Bahkan Kena juga, Mew menghawatirkan Alia dan Kena."

"Alia di kamar Alena, Mew."

"Alena? Mom...?"

"Hey, tenang saja. Alia sudah mulai dekat dengan Alena. Bahkan Alia baru saja tertidur." Ny. Ria mengalihkan dengan panggilan video.

Mew memang melihat Alia tertidur di samping Alena.

"Lihat, kan? Alia sudah baik-baik saja bersama Alena. Benarkan, sayang?" tanya Ny. Ria dan mengalihkan ponselnya pada Alena.

"I-Iya, Phi. Aku dan Alia sekarang sudah mulai berteman."

"Owh begitu. Di mana Kena? Kenapa dia tidak mengangkat telponku?"

Ny. Ria mengambil ponselnya lagi.

"Mew, terjadi sesuatu dengan Wi-Fi kita. Sepertinya Kena tidak memiliki paket data, apalagi handphone dia juga rusak."

"Rusak? Kenapa bisa rusak?"

"Jangan menanyakan dia ah, seharusnya kau menanyakan kabar Alena."

"Baiklah, Mom. Karena semuanya baik-baik saja, Mew bisa lega. Mew akan mengerjakannya dengan cepat agar Mew bisa kembali pada kalian. Titip rumah ya, Mom?"

Tut ...

"Mew masih tidak mau mengakui jika dia sangat khawatir, sayang. Jangan berkecil hati. Mommy yakin dia begitu khawatir padamu." Ny. Ria mengusap kepala mantan menantunya yang tersenyum masam.

Dream Widower (Duda Impian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang